Pelajaran dari Kematian

8 1 0
                                    

Siang hari dalam perjalanan pulang menuju rumah dari sekolah.

Saat Suna sedang berjalan, ia melihat didepan matanya ramai orang berkumpul. Mengeluarkan tangis pilu yang dalam. Bendera kuning yang terpasang disudut-sudut tiang listrik ia membacanya.

Ia tidak kenal siapa orang yang pergi meninggalkan dunia itu, ia berjalan sambil merobek nama yang ada pada baju sekolahnya.

Sosoknya yang asing menjadi pertanyaan banyak orang "siapa dia?" "Siapa anak ini?" Ah, namun sifat Suna yang cuek akan hal yang tidak penting sangat cocok untuknya.

Baju sekolah yang bau keringat, celana biru yang robek bagian dengkul, peci hitam yang selalu ia kenakan saat berjalan, kini masuk keruangan hangat bersama manusia yang langkah kakinya digerakkan oleh hatinya.

Sosok mayat yang ada di dalam peti, kini berada dihadapannya.

Wahai Tuhan ku mengapa aku ingin sekali mendoakannya? Padahal jelas ia berbeda dari aku. Wahai Tuhan ku, aku nggak tau dia orang baik atau bukan, tapi mengapa aku bisa ada disini? Wahai Tuhan ku, jika aku ditakdirkan untuk datang kesini, maka aku memohon pada-Mu wahai zat yang Maha Agung. Ia tetap ciptaan-Mu walau ia tak percaya. Ia tetap berbuat baik, walau ia tak percaya. Hamba yang penuh dosa ini mendoakan agar perbuatan baiknya menjadi amal untuknya, walau hamba tak yakin. Tapi hamba tau kau yang Maha Bijaksana wahai Tuhan ku.

Selepas beroda dalam hati, Suna tersenyum lalu berjalan meninggalkan tempat duka. Tidak perduli akan orang-orang yang memanggilnya. Ia tetap berjalan dengan wajah tersenyum. Sambil berbisik pada hati.

Ah, mengapa aku bisa ada disana? Padahal ayah tak mengajarkan ku. Huh, tapi aku jadi adem. Dan aku belajar bahwa mendoakan manusia, yaa mendoakannya saja sesuai kepercayaan masing-masing. Ah sudahlah, aku juga bakal didatangi kematian. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Pendek di Hidup yang SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang