Tasya mengetuk pintu kelasnya. Karna ia yakin jika pintu di tutup dan keadaan hening pasti ada guru yang sedang mengajar.
"Permisi Pak." ucap Tasya kepada pak Irwan guru matematika senior yang sangat kiler kepada semua murid namun tidak termasuk Tasya, semua guru baik kepadanya ia selalu di anak emaskan karna kecantikan, kepopuleran, dan orang tuanya yang memegang kendali donasi terbesar.
"Ya Tasya, dari mana?" tanya Pak Irwan ramah tersenyum percaya diri dengan satu gigi depan yang ompong dan kepala botak plontos ciri khasnya.
SENYUM SENYUM LAGI PERES BANGET NI GURU, ENEG GUE LIAT GIGINYA.
Tasya membalas dengan senyum terpaksa.
"Dari toliet, saya boleh masuk kan?"
"Boleh boleh kamu cuma telat 15 menit." balas Pak Irwan tanpa menghilangkan senyum peresnya. Padahal jika murid lain yang telat maka akan di maki-maki dan di hukum bahkan walaupun telat tidak sampai 5 menit, beruntung sekali Tasya.
"Terimakasih Pak." Tasya melewati Pak Irwan santai tanpa membungkuk dan langsung duduk di bangkunya.
"Ngakak anjir pak Irwan tunduk banget sama lo." Chika tertawa ngakak
"Iyalah doi gapernah liat bidadari secantik gue." ujar Tasya sombong.
Chika dan Ziva memutar bola malas.
Fyi, mereka duduk sendiri sendiri Ziva di depan Tasya, Tasya di tengah, dan di belakang Chika, semacam single table.
"Ehem baik anak anak mari kita mulai lagi pembelajarannya." ujar Pak Irwan tegas.
"Ya Pak." jawab mereka serempak.
***
Setelah selesai dengan pembelajaran hari ini mereka bergegas jalan menuju parkiran.
"Kita Jadi hangout kan?" tanya Ziva. Mereka masih di koridor saat ini.
"Jadi lah." balas Chika.
"Sorry guys but i can't." ujar Tasya lesu.
"Why?" Chika menyerit bingung.
"Bokap gue nyuruh pulang cepet, gue juga bingung."
"Yaudah yang penting nanti malem abis lo pemotretan di tempat biasa." Ziva berucap dengan alis di naik turunkan.
Tasya terkekeh. "Pasti kalo itu."
Setelah sampai parkiran mereka langsung berpencar memasuki kendaraannya masing masing dan langsung bergegas pulang.
Setelah sampai di rumah, Tasya di bingungkan karna ada mobil asing terparkir di perkarangan rumahnya. Namun Tasya tak menghiraukan pikirnya mungkin teman sang Mommy.
"I'm home." Tasya berteriak masuk kedalam rumah.
Mommy yang sedang di ruang tamu antusias melihat Tasya pulang.
"Hai sayang sini duduk."
"Wow banyak kue." Tasya mencomot salah satu kue yang ada di meja.
"I saw a foreign car in the yard, mobil siapa Mom?" tanya Tasya yang masih mengunyah kuenya.
"Ah itu----"
Belum sempat Mommynya menjawab ada suara serak dan berat dari belakang mereka.
"Sorry lama Tan." seorang pria menghampiri mereka dari arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin sama Om Om
RomanceSeorang supermodel muda dijodohkan dengan om-om? Tasya adalah supermodel yang sangat cantik dan menawan. Ia bisa memikat hati pria manapun dengan kecantikannya. Tasya selalu menjalani kehidupan malam yang bebas setelah penat bekerja sebagai model...