2| Berduka

28 2 0
                                    

06:00

Pagi hari yang cerah matahari sudah mulai memancarkan sinar nya, masuk ke dalam celah celah gorden sebuah kamar seorang remaja cantik yang masih setia terlelap dalam mimpinya.

Namun karna ketukan dari pintu yang berhasil membangunkannya ia harus merelakan mimpi yang belum tuntas dan perlahan beranjak dari kasur.

Tasya berjalan ke arah pintu masih dengan mata tertutup.

Ceklek

"Wake up dear hari ini kan sekolah, take a bathroom, abis itu sarapan ya" ucap lembut Adelina Sarash Arsitide--Mommy Tasya.

"Iya Mom, aku mandi dulu" Tasya melangkahkan kaki nya ke kamar mandi.

Setelah menghabiskan 20 menit di kamar mandi ia keluar dengan bathrobe yang melekat di tubuhnya lalu menuju lemari untuk mengambil seragam yang akan ia gunakan.

Rok seragam yang panjangnya hanya 30 cm dari pangkal paha adalah ciri khas seorang Tasya Aristide. Dan jangan lupakan tinggi badan Tasya yang sangat tinggi jika berada kalangan orang Indonesia apalagi jika di bandingkan teman sekolah anak SMA-nya jelas jauh dan itu akan membuat roknya semakin terlihat mini. Karna kebanyakan teman teman sekolahnya memakai rok sepanjang lutut.

Ia menuju meja rias untuk mengcurly bagian bawah rambutnya yang berwarna cokelat ombre. Di lanjutkan dengan memoles wajahnya dengan loose powder dan liptint agar terlihat lebih fresh lalu ia mengisi bagian alis yang tipis agar teihat lebih presisi.

"Finish." monolog Tasya

"I'm look so pretty right now, aw." Tasya memandangi dirinya di cermin sembari bergaya genit.

Tersadar akan waktu yang semakin siang ia menyudahi acara bercerminnya dan langsung memakai sepatu yang akan ia gunakan ke sekolah.

Setelah selesai ia keluar dari kamar dengan menenteng Tas sekolah dan menuruni anak tangga satu per satu dengan teliti dan menuju meja makan untuk sarapan bersama kedua orangtuanya.

"Morning Dad, Mom." Tasya muncul di tengah tengah mereka dan mengecup pipi keduanya bergantian.

"Morning." balas mereka mengecup pipi Tasya bersamaan.

"Sandwich atau nasi goreng sayang?" tanya Mommy setelah Tasya menduduki kursinya.

"Nasi goreng deh enak tuh kayaknya."

"Ya iya lah enak bikinan Mommy, emangnya kamu gabisa masak." Sambar Daddy.

Tasya menatap daddnya sinis.

"Tumben mommy masak sendiri gak nyuruh bibi." Tasya menyuap nasi goreng yang sudah di ambilkan mommynya.

"Mommy suruh ke pasar, stok bulanan udah habis mommy belom sempet belanja bulanan."

Tasya hanya mengangguk sebagai jawaban, karna ia sedang menikmati nasi goreng buatan mommy nya itu dengan lahap.

"Gak takut gendut kamu?" Daddy heran menatap anaknya yang biasanya jarang makan berat karna takut gemuk sekarang sangat nafsu.

"Takut lah, gimana nih." Tasya panik namun tak berhenti mengunyah.

Mommy yang melihat hanya geleng geleh kepala oleh tingkah anaknya.

"Takut tapi ngunyah tross." sindir daddy

Tasya tak menghiraukan ucapan daddynya ia tetap lanjut memakan.

"Ehem, Tasya after school kamu ada pemotretan?" tanya Daddy serius.

"Nothing, agak maleman pemotretannya." balas Tasya yang sudah menghabiskan nasi goreng nya.

Dijodohin sama Om OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang