Akan ada chapter yg terprivate, nikmati selagi kalian masih bisa menikmati yaa (ini khusus para silent readers)
Vote dan komennya sangat diperlukan.
Thx, fanny<3
"jadi kau masih sendirian sampai saat ini?" Pertanyaan dari atasannya membuat Jungwoon menarik alisnya.
"Ya, tentu... Aku tidak berniat menjalin hubungan yang serius dengan siapapun untuk saat ini." Jungwoon berusaha memberikan jawaban yang menurutnya paling bisa dikatakan saat ini.
"Pantas, bukan aku pura-pura peduli kepadamu atau bagaimana... Tapi menjadi seorang penerbit novel harus memiliki seseorang yang bisa membantumu ketika kau mengalami jalan buntu. Singkatnya editor muda sepertimu wajib memiliki pasangan agar hidupmu tidak membosankan."
"Tuan Sunghoon, maaf... Tapi aku tidak terlalu pandai dalam menjalani sebuah hubungan."
"Kau gay?" Pertanyaan sensitif Sunghoon membuat Jungwoon agak sedikit tidak nyaman.
Apakah ada pelamar kerja yang ditanyakan orientasi seksualnya saat interview?
"Maaf? Apa itu membuatmu merasa tidak nyaman?" Tanya Sunghoon lagi.
"Oh tidak! Ya... Aku gay. Aku hanya takut bahwa kau merasa sensitif dengan hal itu."
Sunghoon menatap Jungwoon dengan tatapan tidak percaya, "apa kau tidak mengetahuinya? Aku sudah menikah dengan seorang pria... Sama sekali bukan masalah bagiku jika kau berkencan dengan seorang pria."
"Aku tidak tahu soal itu, maafkan aku..."
"Tak masalah, ini.." Sunghoon memberikan secarik kertas yang bertuliskan 'Mercy'
"Mercy? Apa ini?" Tanya Jungwoon sedikit khawatir.
"Tempat untuk bersenang-senang. Kau bukan tipe pria yang menyukai kencan lewat tinder kan? Jadi pergilah ke tempat itu, banyak pria tampan disana... Jangan khawatir mengenai orientasi seksualmu, mereka menjamin privasi."
Baru pertama kali ini dalam hidup Jungwoon bertemu seorang bos seperti Sunghoon.
"Ya tentu saja, aku akan datang jika aku ingin."
"Perlu ku ingatkan, banyak kisah cinta dan takdir yang terjalin lewat tempat itu... Aku berharap takdir baik memintal hidupmu."
"Terimakasih." Jungwoon memasukkan kartu itu.
Mereka berbincang-bincang lagi mengenai peraturan perusahaan.
"Kau tahu? Beberapa penulis novel terkenal akan mulai bekerja sama di perusahaan ini."
"Wah benarkah?"
"Ya... Kau tahu penulis novel 'hanya untukmu?' dia juga sudah menjalin kontrak disini."
Sebetulnya Jungwoon tidak begitu mengetahui semua penulis yang sedang naik daun, beberapa penulis juga memilih menggunakan nama pena untuk privasi penulis itu sendiri.
"Oh ya... Tentu! Dia sedang naik daun saat ini." Jungwoon berbohong, sebetulnya tidak mengetahui apapun tentang penulis novel itu.
Sunghoon tersenyum puas, "tentu saja kau tau... Aku bahkan masih menangis padahal aku sudah berkali-kali membacanya."
~~~~~
Menjadi seorang penulis tidaklah mudah, banyak tantangan di dalamnya. Sebenarnya Yeonjun mungkin tidak pantas mendapatkan gelar novelis atau apapun itu.
Sialan, Yeonjun bukanlah tipe penulis glamor yang menghasilkan milyaran uang dengan novel-novelnya.
Yeonjun hanya ingin menghibur penggemar setianya melalui karyanya. Namun bukan itulah pendapat para orang-orang yang menganggap bahwa kekayaan, seberapa terkenalnya penulis, seberapa pantas mereka menyandang kata novelis. Mereka menganggap kaya, pendapatan hasil dari novel adalah segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Time (Soojun)
FanfictionCinta memang membutuhkan waktu, tapi waktu yang lama juga membuat cinta akan mulai memudar. mengisahkan kisah cinta diantara Soobin dan Yeonjun yang saling berjuang untuk memantapkan hubungan mereka di mata orang lain disekitar mereka.