Banyak keraguan dalam hidup Yeonjun dan Soobin adalah salah satunya. Keraguan itu bukan keraguan cinta, sama sekali tidak ada keraguan tentang perasaannya kepada Soobin. Keraguan yang dirasakan oleh Yeonjun lebih kepada masa depannya bersama Soobin.
Soobin sempurna, berbeda dengan dengan Yeonjun. Soobin tampan, kaya, punya masa depan yang cerah, mudah bagi Soobin untuk meninggalkannya.
Yeonjun selama ini selalu meragukannya, ragu bahwa menggenggam tangan Soobin adalah hal yang tepat baginya.
"Kau melamun?" Pertanyaan Soobin membuyarkan lamunan Yeonjun.
Yeonjun menggeleng kecil dan Soobin mendekatinya.
"Itu karena ibuku? Betul kan?"
"Soobin aku..."
"Kau ragu."
"Tidak, tidak seperti itu. Aku hanya berpikir bahwa ibu mu benar dalam hal ini."
Soobin menjauh darinya, untuk sesaat Yeonjun merasa hatinya sakit.
"Kau ragu denganku karena kau berpikir bahwa aku bisa bahagia tanpamu? Jahat sekali. Kau bahkan tidak tahu bagaimana hatiku."
Yeonjun merasa matanya memanas namun dirinya berusaha untuk tetap tegar.
"Kau bisa mendapatkan banyak hal yang lebih baik daripada aku."
"Tapi bagaimana jika aku tidak menginginkannya? Mengapa kau bahkan tidak pernah bertanya dengan ku Yeon? Mengapa kau selalu berpikir bahwa kita tidak baik-baik saja?"
Yeonjun menatap Soobin dengan mata yang berkaca-kaca, "itu memang yang terjadi bin. Kita tidak baik-baik saja."
Soobin hanya bisa terdiam lalu kembali ke wajah datarnya, "sebetulnya bukan hubungan kita yang tidak baik-baik saja, itu kau Yeonjun."
Soobin kemudian menghilang dari kamar mereka meninggalkan Yeonjun yang berdiri tanpa bisa mengatakan apapun.
Apa yang dikatakan Soobin tidak sepenuhnya salah, hubungan mereka memang selalu berdasarkan pikiran Yeonjun. Yeonjun yang selama ini selalu bertindak aktif di dalam hubungan mereka berdua.
Tapi apakah dalam hal ini Yeonjun bersalah?
Yeonjun yang memang dasarnya tidak bisa berpikir jernih memutuskan untuk tidak akan menemui Soobin, tidak sampai dia bisa menemukan hal baik diantara mereka.
*****
Yeonjun masuk ke dalam bar tempat Heeseung bekerja, dia melihat Jay duduk bersama seorang laki-laki.
"Hai buddy!" Sapa Jay dengan senyum nakalnya.
"Hai." Saat Yeonjun ingin menyapa orang yang ada di samping Jay dirinya terkejut ketika pria itu adalah Jungwoon.
"Kau?"
Jungwoon berdiri dengan senang mengetahui bahwa itu adalah Yeonjun, "hai! Tidak menyangka bisa bertemu denganmu secepat ini."
"Ya, senang bertemu denganmu... Tapi? Tunggu... Bagaimana bisa kau bersama dengan Jay?"
Wajah Jungwoon memerah ketika Yeonjun bertanya hal itu. Yeonjun yang tahu maksudnya hanya bisa tersenyum kecil.
"Kalian sekarang partner huh?"
Jay yang sudah biasa mendengar godaan Yeonjun hanya bisa mendesah kesal.
"Biasanya kau tidak kesini? Pasti kau dan kekasihmu itu saling bertengkar yah?"
Yeonjun yang awalnya ingin melepas penatnya hanya bisa tersenyum kecil.
"Kau selalu tahu kami seperti apa."
"Aku sudah mengatakan padamu kan? Berhentilah selalu berpura-pura bahwa kau dan Soobin bisa bersama. Kau tahu itu dan kau selalu menyangkalnya. Betapa menyedihkan."
Jungwoon yang mendengar kalimat Jay langsung menyenggolnya.
"Itu kalimat kasar tahu."
"Sayangku, aku dan Yeonjun sudah sangat mengenal satu sama lain. Baginya kalimat yang ku katakan hanya seperti debu baginya, dia tidak akan tersakiti."
"Tetap saja..." Jungwoon berkata kecil tapi Yeonjun memotongnya, "santai saja."
Mereka berbincang-bincang lagi tapi kemudian Jungwoon sadar bahwa temannya tidak kembali menemuinya.
"Dimana temanku? Mengapa dia begitu lama?" Jungwoon mencoba menoleh mencari temannya.
"Aku akan pergi mencarinya dulu."
Yeonjun mengangguk dan kemudian Jungwoon pergi meninggalkan dirinya dengan Jay.
"Bagaimana kau bisa mengenal Jungwoon?" Jay bertanya dengan nada yang sedikit menyelidik.
"Kenapa? Cemburu huh?"
"Sialan. Aku dan dia tidak memiliki hubungan apapun selain karena kami bercinta kemarin. Selain itu tidak ada apapun diantara kami."
"Aku bertemu dengannya di Mercy, menyedihkan sekali bahwa aku berencana mengajaknya bercinta denganku. Tapi ternyata dia lebih menyukai pria sepertimu."
"Itu berarti aku sangat beruntung."
Mereka berdua tertawa, tetapi semua itu menghilang ketika teman Jungwoon datang ke arah mereka.
Yeonjun menatap teman Jungwoon, pria itu sangat tinggi. Mungkin tingginya sama seperti Soobin.
"Hei Yeonjun! Ini temanku Dooyon, Dooyon ini Yeonjun temannya Jay."
Dooyon dan Yeonjun saling berkenalan saat itu. Setelah itu sengaja atau tidak, Jay menarik Jungwoon untuk pergi bersamanya. Meninggalkan Dooyon bersama Yeonjun sendirian.
"Hei, kau sendirian?" Tanya Dooyon ketika mereka merasa canggung satu sama lain.
"Ya, aku datang sendirian." Jawab Yeonjun singkat karena dia merasa tidak terlalu nyaman dengan Dooyon.
"Tidak tidak, maksudku kau sudah memiliki partner?"
"Hah?" Yeonjun berusaha untuk bertanya dengan maksud meyakinkan lagi apa yang sebenarnya dimaksud oleh Dooyon.
"Apakah kau sudah memiliki pasangan?"
Yeonjun tidak percaya bahwa ada yang bertanya seperti itu kepadanya.
Karena sungguh gila bagi seseorang untuk melihat Yeonjun dari arah yang seperti itu.
"Aku sudah punya." Jawab Yeonjun singkat.
Untuk sesaat Dooyon merasa hatinya teriris dengan kenyataan itu tapi dia tidak ingin ada penghalang bagi kedekatan mereka.
"Lalu mengapa kau kesini sendirian? Dimana kekasihmu?" Tanya Dooyon lagi, kali ini dengan nada sedikit kesal.
Yeonjun menatapnya dengan alis terangkat.
"Memangnya hanya orang yang belum memiliki pasangan yang boleh datang ke tempat ini?"
"Tidak juga."
"Kalau begitu tutup mulutmu."
Yeonjun pergi dari hadapan pria itu dan segera pria itu tersenyum.
Pria yang tadi mengobrol dengannya benar-benar menarik.
Semakin membuatnya merasa tertantang untuk bisa memilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Time (Soojun)
FanfictionCinta memang membutuhkan waktu, tapi waktu yang lama juga membuat cinta akan mulai memudar. mengisahkan kisah cinta diantara Soobin dan Yeonjun yang saling berjuang untuk memantapkan hubungan mereka di mata orang lain disekitar mereka.