She's My First and Last Love

3.3K 226 10
                                    

Disini ku berdiri untuk kesekian kalinya. Kesekian yang tak dapat ku hitung. Udara dingin musim ini tak menggentarkanku untuk selalu datang kemari menemuinya. Mengeratkan jubah coklatku untuk meminimalisir rasa dingin yang menusuk. Sesekali kulitku bersentuhan langsung dengan benda putih lembut yang turun dari langit.

Musim dingin. Itulah yang terjadi beberapa pekan ini di Negara Api. Dapat kita lihat salju menyelimuti sebagian Konohagakure. Canda dan tawa sesekali dapat ku jumpai pada musim ini. Musim yang sebagian orang akan menikmatinya. 

Tidak denganku. Musim panas, gugur, dingin dan semi tak ada bedanya. Keempatnya hanya sebuah musim yang tak ada spesialnya bagi diriku. Mantan rekan setimku mengatakan untuk selalu menikmati musim ini dengan baik, terlebih jika itu musim semi. Saat usiaku masih kecil mungkin aku menikmati salah satu dari keempat musim itu atau bahkan dua.

Namun sejak tiga tahun lalu aku sama sekali tak menikmati salah satunya. Contohnya musim semi. Musim yang kebanyakan orang akan merasa bahagia berkumpul dengan sanak saudara atau sebagainya. Sedangkan aku merasa sangat kacau ketika bunga Sakura itu bermekaran. Aku terus merasa kehilangan, rindu dan menyesal. Warna merah muda yang menghiasai musim semi sering membuatku mengingatnya.

Ia mantan rekan setimku..

Ia merah muda yang satu-satunya ada di Konoha..

Ia yang selalu memerhatikanku dan mencintaiku..

Dan, Ia yang selalu ku cintai tanpa ia tahu..

"Kau menungguku lama?" Mungkin jika orang yang melihatku saat ini pasti menganggapku tidak waras. "Maaf, aku baru saja pulang menjalankan misi," nada suaraku sedikit bergetar.

Ku letakkan bunga Cosmos kesukaannya untuk menggantikan bunga Lily yang sudah melayu. Ku satukan kedua telapak tanganku dan berdoa kepada Kami-sama. Mendoakannya agar selalu bahagia di alam yang berbeda. 

Flashback

Saat itu, aku bersama rekan tim ku, Taka sedang menjalankan misi yang diperintahkan salah satu anggota organisasi kriminal, Akatsuki.

Dalam perjalanan saat itu, tak sengaja aku merasakan chakra yang sangat ku kenali pemiliknya. Walau terasa lemah, aku benar-benar tahu pemilik chakra itu. Ku hentikan langkah kakiku agar dapat merasakan dimana pemilik chakra tersebut. Rekan-rekanku pun menghentikan langkahnya. Mereka menatap bingung kepadaku. Pasalnya, sejak awal akulah yang paling bersemangat untuk menuntaskan misi ini

"Ada apa?" Suigetsu bertanya padaku. Pemuda bergigi tajam itu terus memerhatikanku dengan bingung. Begitupula dengan gadis yang satu-satunya ada dalam tim ku

SasuSaku OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang