Tidak mudah buat Tara melupakan semuanya, sekeras apapun Ia mencoba.
Bahkan sampai saat ini Tara belum berani menghapus semua chatnya dengan Haechan.
Bukan perkara lama atau tidaknya hubungan Ia dengan Haechan. Tapi banyaknya memori-memori kecil yang justru semakin sulit dilupakan.
"Kayanya gak ada yang bisa kaya Haechan deh, Sa." ucap Tara pada Lisa.
"Ta, udah dong. lo udah deket loh sama Mark?"
Tara hanya membalasnya dengan menghembuskan nafas kasar.
*
Tidak berbeda jauh dengan Tara. Kabar kedekatan Haechan dengan Jisa memang benar adanya.
keduanya juga sudah sering keluar bersama, bahkan Haechan sering mengantarkan Jisa pulang.
Tapi, setiap kali melihat Tara, Haechan merasakan sakit yang tidak tahu dasarnya apa.
"Ta, tiap kali aku liat kamu aku selalu pengen bilang kangen. Tapi di sisi lain, aku gamau bilang itu." gumam Haechan yang saat itu melihat Tara keluar dari fakultasnya.
*
Hari ini Mark pulang ke rumahnya dan berencana mengajak Tara untuk jalan-jalan.
"Kita mau kemana Mark?" tanya Tara sambil menggunakan helm yang diberikan Mark.
"Masih belum tahu, kita pikir-pikir sambil jalan aja yuk?" Jawab Mark yang hanya dibalas anggukan oleh Tara.
Sepanjang perjalanan keduanya masih terus mengobrol. Kadang Mark hanya tersenyum menanggapi pertanyaan tidak penting atau celotehan Tara.
Sampai akhirnya keduanya memutuskan untuk berhenti di mall untuk membeli beberapa cemilan dan minuman.
"Kamu mau jajan apa?" tanya Mark.
"Kayanya shihlin enak deh, minumnya ke sbux aja kali ya."
Keduanya akhirnya pergi ke tempat yang sudah dipilih Tara.
Tetapi, saat sedang berjalan Tara tiba-tiba mengentikan langkahnya.
"Ta? kamu kenapa?" Mark cukup panik melihat Tara yang tiba-tiba terlihat akan menangis.
"Mark.. aku pikir tadi disebelah aku Haechan.. maafin aku.."
Mark masih bingung atas apa yang dikatakan Tara.
"Aku.. biasanya tanya pertanyaan-pertanyaan aneh di motor tadi buat Haechan.. dan jawab pertanyaan mau jajan apa dari kamu, biasanya aku jawab itu ke Haechan."
"Dan, aku minta kita ke mall ini padahal ini jauh banget dari arah kita tadi.. karena ini tempat biasa aku sama Haechan.. Mark maafin aku."
Mark mengerti apa yang sebenarnya Tara rasakan sekarang.
Perempuan dihadapannya ini, perempuan yang sebenarnya Ia suka ini, masih mencintai laki-laki lain.
Mark kemudian mengajak Tara untuk melanjutkan perjalannya menuju tempat makanan tadi dan mengatakan bahwa Ia tidak masalah dengan apa yang Tara katakan.
Tapi Tara menolaknya.
"Enggak Mark.. aku gamau kaya gini. Mark, anterin aku pulang, ya?"
Jujur saja Mark kecewa, padahal hari ini Ia berharap bisa lebih mengenal Tara, dan memulai sesuatu yang baru dengan Tara.
Tapi keegoisan Mark tidak bisa mengalahkan rasa kasihannya pada Tara. Mark pun akhirnya mengantarkan Tara Pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionKamu bisa menemukan 23 laki-laki di sini, dengan cerita yang berbeda, juga dengan takdir yang berbeda.