Chapter 1 : Ksatria Yang Jatuh

21 14 2
                                    

Di tengah hutan gelap, ada seseorang yang tengah berlari dengan kencang. Orang itu jelas bukan orang biasa, dengan baju zirah perak agung yang ia kenakan, setiap orang bisa tahu kalau ia merupakan ksatria pilihan kerajaan Harwell. Di tengah kegelapan malam itu, dentangan baju zirahnya menimbulkan bunyi yang menarik para penghuni hutan. Berambut sewarna jerami, dengan dua bilah pedang yang menggantung di pinggangnya, si ksatria terus berlari seolah-olah dikejar oleh sesuatu yang mengerikan.

Menemukan ksatria berzirah lengkap di Kerajaan Harwell bukanlah hal yang sulit. Terus bertempur dengan kerajaan tetangga, kerajaan Arcadia, yang menggunakan kekuatan para penyihirnya, kerajaan Harwell memerlukan para prajurit tangguh untuk melawan. Dan di sinilah peran para ksatria ini, mereka adalah pelindung dan kekuatan militer utama di negeri ini. Oleh karena itu, keberadaan para ksatria berzirah sangat kental terasa di negeri ini.

Si ksatria terus menembus kegelapan malam, beberapa kali ia terjatuh akibat terantuk akar-akaran pohon yang berada di tanah sebelum kembali berdiri dan terus berlari. Sorot sinar rembulan di langit membuat baju zirahnya tampak berkilau, jika saja ekspresinya tidak panik dan tidak terlihat seolah-olah melarikan diri akan sesuatu, dia akan terlihat seperti ksatria terhormat.

Setelah beberapa kilometer ia berlari, akhirnya ia bisa melihat sebuah dinding raksasa setinggi dua puluh meter dari kejauhan. Di balik dinding itu, jika saja ia bisa mencapainya, kemungkinan ia bisa selamat. Dari kejauhan ia bisa mendengar ringkikan dan derap kaki kuda para pengejarnya. Terengah-engah kehabisan napas, bukan hanya karena ia terus berlari selama beberapa kilometer, berat baju zirahnya membuat rasa lelahnya berlipat ganda.

"Sial, kalau begini terus, tinggal soal waktu saja sebelum kepalaku dipenggal dan diarak keliling ibu kota untuk dipertontonkan. Aku tidak mau mati konyol seperti itu" kata si ksatria memaki dalam kesunyian malam.

Tanpa diduga, sebatang anak panah meluncur dan mengenai pundak si ksatria. Anak panah itu itu menancap di sela-sela celah baju zirahnya. Menjerit kesakitan, si ksatria menjatuhkan lututnya ke tanah, namun tetap berusaha untuk berdiri. Si ksatria berusaha menarik anak panah itu dari pundaknya. Darah mengalir deras dari lukanya itu.

Kemudian dari balik bayangan pepohonan di belakangnya, perlahan mulai bermunculan, para ksatria lain dengan baju zirah merah darah, menunggangi kuda serta bersenjata lengkap, pedang, busur, tombak dan senjata-senjata lainnya. Merekalah para pengejar ksatria malang ini. para pengejar ini turun dari kuda-kuda mereka dan sekarang mengitari si ksatria, mencegahnya untuk lolos.

Salah satu ksatria bertampang veteran yang sepertinya pimpinan para pengejarnya ini melangkah maju "Gilliard Stone, ksatria pengkhianat kerajaan Harwell, atas nama sang kaisar, kami, para ksatria Redwood akan membunuhmu di sini" kata si pimpinan ksatria, mengarahkan mata kapak besarnya ke kepala Gilliard, si ksatria yang tengah terluka.

Gilliard dengan susah payah akhirnya berhasil menarik keluar anak panah yang menancap di pundaknya. Dengan kegesitan yang mengejutkan ia menendang kapak di tangan si ksatria sebelum akhirnya bergerak mundur menjauhi para pengejar. Dengan kecepatan yang tidak bisa di duga dari seorang yang terluka parah, Gilliard menarik kedua pedangnya dari sarungnya.

"Membunuhku? Aku yang selama ini berada di garis depan berkorban jiwa dan raga untuk kerajaan ini? Kalian begitu saja percaya kepada perkataan menteri busuk itu??" kata Gilliard garang, menatap para pengejarnya dengan ganas.

Para pengejarnya menatap kedua pedang Gilliard dengan was-was, ia mungkin terluka namun tetap saja yang ada di hadapan mereka saat ini adalah Gilliard Stone, salah satu ksatria terbaik di kerajaan Harwell, namanya sendiri saja mampu menanamkan rasa takut kepada lawan-lawannya. Gilliard Stone dengan kedua pedang simitar kembarnya, Na'ar dan Sa'Kra begitu ditakuti oleh para penyihir Arcadia.

Will 2 : Beyond the BoundariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang