CTB || PART 1

24 7 2
                                    

Putus karena selingkuh. No.
Gak punya pacar karena jelek. No.
Gak ada yang mau deketin karena suka nge-fangirl. Yes.

Vena mendengkus disertai sugingan tipis di bibirnya tatkala ia memikirkan hidupnya yang begini-begini saja. Apa salahnya dengan hobi nge-fangirl, toh apa yang dilakukan Vena tidak merugikan orang lain, kan?

Gadis berkucir itu menopang dagu sambil menatap foto Park Chanyeol yang terbingkai di dalam pigura kecil. Mungkin di umur yang sudah matang ini banyak wanita yang memilih untuk menjalin hubungan lalu melangkah ke jenjang yang lebih serius. Sanga berbeda dengan Vena yang hari-harinya ia habiskan hanya untuk mengagumi seorang bias.

“Vena, ayo makan? Kamu gak kerja?”

Suara lantang dibalik pintu membuat Vena sedikit terkejut. Ia segera berdiri sambil menjawab, “Iya, sebentar lagi, Bu.”

Wanita itu segera merapikan kasur dan membuka jendelanya. Sial, gara-gara lama termenung dan menatap foto biasnya Vena sampai lupa jika ia harus bekerja. Namun, sebelum ia membuka pintu. Poster yang tertempel di pintu itu sangat menarik minat untuk ditatapnya.

“Aku akan bersemangat hari ini. Mencari uang, supaya bisa ke konser EXO nanti, dan bertemu Chanyeol.”

Setelah mengatakan dengan senyum sumringah tak lupa Vena kiss bay di depan foto tampan Chanyeol, yang sudah menjadi kebiasaan pagi harinya.

Sumanti-ibu Vena yang tengah menata makanan di atas meja langsung menggeser kursi untuk Vena duduk.

“Pagi, Bu,” sapa Vena.

Wanita tua dengan pipi keriput itu tak menjawab. Sumanti langsung duduk di depan Vena.

“Makan.”

Vena mengerucutkan bibir. Beginilah jika Vena telat makan, pasti ibunya akan merengut kesal. Vena tak menggubris ekspresi wajah ibunya. Akan tetapi, alisnya mengerut saat  netranya tak mendapati seseorang.

“Dina, sudah berangkat, Bu?” tanya Vena.

Sumanti mengangguk sambil menunjuk jam dinding. “Tuh, lihat. Sekarang jam berapa?”

Vena memutar tubuhnya, lalu sedetik kemudian matanya melebar sempurna.

“Sial! Aku telat!”

Tanpa menunggu lagi, wanita itu berdiri dengan terburu-buru. Itulah akibatnya jika tak ada jam dinding atau jam weker di dalam kamar. Vena langsung memakan tempe dan telur dadar yang tersedia di piringnya tanpa memakan nasi. “Kenapa gak bangunin aku dari tadi, Bu?” tanya Vena dengan mulut yang penuh makanan.

Sumanti hanya bisa menggeleng melihat kelakuan putri sulungnya. “Dari subuh ibu sudah bangunin, kamu malah asyik ngorok, jam 6 tadi ibu juga bilang kalau kamu sudah terlambat. Eh, malah asyik nyanyi di kamar mandi. Itulah akibatnya setiap pagi selalu ngarep dinikahin Cahyo.”

Vena yang ingin memegang gagang pintu, menghadap ke arah ibunya sambil menelan sisa makanannya dengan kasar. “Bukan Cahyo, Bu. Chanyeol!” seru Vena tak terima dengan memasang wajah masam.

Tentu saja. Wanita berkucir kuda itu tidak akan terima jika nama bias kesayangannya diganti seperti itu.

Setelah mengatakan itu, Vena langsung lari dengan terburu-buru. Dalam hati ia mengumpat berkali-kali saat tak sengaja menabrak beberapa orang yang tengah berjalan di pinggir jalan. Syukurlah angkot datang tepat waktu jadi Vena tak perlu menunggu. Wanita yang kini memakai seragam merah yang bertuliskan toko MAKMUR JAYA mendesah lega saat pantatnya duduk sempurna di kursi.

Beberapa helaian rambut yang menusuk mata membuat Vena sedikit merapikan rambutnya dengan jantungnya yang berpacu dengan cepat karena lari marathon seperti tadi. Meskipun telat 15 menit, tetapi tetap saja Vena tak tenang, bukan tanpa alasan ia merasakan seperti ini, pasalnya Vena tak hanya sekali dua kali telat seperti ini. Meskipun sudah bertahun-tahun ia bekerja di toko mabel. Namun, bosnya tak pernah mau mengampuni anak buah yang sering datang terlambat. Ya, seperti Vena saat ini.

Cintaku Terhalang ( BIAS ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang