CTB || PART 4

9 1 0
                                    

Tepat pada pukul jam 12.00 seperti yang diharapkan Vena dan teman-temannya yang lain, jam istirahat sangatlah hal yang paling ditunggu-tunggu. Namun, karena mereka kerja bukan di kantoran, jadi harus bergantian untuk istirahat. Sebagai pekerja yang sudah senior gadis berkulit sawo matang itu dengan ikhlas untuk mengambil sesi ke dua. Vena bekerja dengan sepenuh hati saat ini, bukan tanpa alasan, ia juga sangat semangat tersenyum dengan unjuk gigi saat melayani tamu, padahal giginya sudah terasa kering, tetapi wanita pekerja keras itu tak menyurutkan sedikit pun bibirnya. Kalian tahu apa alasannya? Ya, karena hari tanggal di mana Koko Yaya akan memberikan bonus kepada karyawannya. Hari ini ulang tahunnya Ko Yaya, enaknya setiap hari kelahiran bosnya itu terasa seperti hari raya imlek dan hari raya Idul Fitri. Ko Yaya bos yang tak pelit, sangat sayang pada karyawan-karyawannya. Awalnya, pikiran itu terbesit di pikiran Vena karena ditahun-tahun sebelumnya Ko Yaya selalu memberikan bonus saat ulang tahunnya. Akan tetapi, tahun ini mungkin uang bonus itu hanya bisa berkeliaran di otak Vena tanpa bisa menggenggamnya secara nyata, persis seperti kisah ke percintaannya saat ini, ngenes.
Karena pelanggan sudah tak ada Vena, dengan lesu ia menatap Ko Yaya yang sedang sibuk menghitung sesuatu. Gadis itu mencebikkan bibir sambil menggerutu dalam hati, Pura-pura sibuk ngitung uang, takut rugi kali.
Sebenarnya ulang tahun Ko Yaya itu sudah lewat dua hari yang lalu, tetapi Vena tetap berharap jika ada pembagian hadiah, meskipun bukan uang tapi apa gitu. Wajar kan karyawan yang setia ini meminta lebih?
“Ven, nanti pulangnya aku anter lagi, ya?” bisik Adit pada Vena.
Sang empunya nama sedikit terkesiap karena Adit tiba-tiba muncul seperti pocong mencari sandal. “Lo jangan suka ngagetin gue, Dit.”
Mungkin Adit lupa, jika Vena tipe manusia yang suka terkejut. “Sorry, gue gak ada niat ngagetin lo.”
Vena mengembuskan napas pelan. Ia menoleh ke arah Adit yang ada di sampingnya. “Kira-kira kita bakalan dikasih hadiah apa, ya, Dit?”
Pria yang sedikit berkeringat itu mengernyit. “Hadiah apaan?”
Vena berdecak. “Ish, kemarin, kan, ulang tahunnya Ko Yaya. Kita biasanya dikasih bonus.”
“Lah, kamu gak tahu, ya? Satu bulan yang lalu Ko Yaya sudah bilang kalau ulang tahunnya kali ini gak bisa ngasih kita apa-apa.”
“Kenapa?”
“Gak tahu, kalau aku denger-denger dari mulut-mulutnya netizen Toko Makmur Jaya. Ko Yaya mau nikah tahun ini.”
“Hah! Seriusan!”
Teriakan Vena membuat Ko Yaya segera berdiri. “Ada apa, Ven?”
Vena menggeleng dengan senyum tipis. “Gak papa, kok, Ko.”
Masih beruntung Adit segera bersembunyi. Meskipun toko swalayan seperti ini, tetapi Ko Yaya selaku bos dari Toko Jaya Makmur selalu mengutamakan kedisiplinan. Salah satunya gak boleh ngobrol di waktu kerja.
“Ada apa, Vena?” tanya Ko Yaya.
“E–enggak ada apa-apa, kok, Ko.” Vena membalas dengan gagap.
Beruntung karena Ko Yaya tak mempermasalahkan itu, pria dengan perut besar itu kembali menyelesaikan pekerjaannya kembali.
Vena memberi kode kepada Adi untuk segera berdiri. Gadis itu segera menyeret lengan Adit untuk bersembunyi di bawah tumpukan kasur spring bed.
“Eh, beneran Ko Yaya mau nikah?”
“Iya, gue dengernya gitu. Emang kenapa, sih? Kok gak percaya gitu?”Adit menyipitkan matanya. “Jangan bilang lo cemburu?”
Vena segera mencubit perut Adit. “Enak, aja. Gue Cuma kaget aja karena selama gue kerja di sini, tuh bos gendut gak pernah bawa cewek.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cintaku Terhalang ( BIAS ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang