CLARE [41] Slowly

2.1K 139 4
                                    

🖤

Brahms memasuki penthouse dengan langkah tanpa tujuan. Bayangan Clare terus berputar di mata Brahms seperti film. Clare yang biasa membaca buku di perpustakaan kecil, memasak di dapur dengan dirinya yang memeluk dari belakang, mengecup kening setiap ia selesai mandi.

Semuanya bagai rutinitas. Disatu sisi sangat menyenangkan, tapi sisi lain menyakitkan karena sekarang Clare tidak tinggal lagi.

"Kalian sudah pulang?"

Brahms menoleh ke sumber suara. Ternyata ibunya ada di sini.

"Kita makan malam bersama." ucap Lily riang seperti biasanya.

Brahms menghela napas dalam-dalam, ia menghampiri Lily yang sedang memasak tetap menggunakan jaket kulitnya. Benar-benar santai sekali.

"Ke mana keponakan mama yang cantik itu?" Lily celingak-celinguk mencari keberadaan Clare.

Bukan menjawab, Brahms memilih memeluk Lily erat. "Mom..."

"Huh?" Kening Lily mengerut bingung, "Kau menangis, sayang?"

Isakan kecil terdengar sangat memilukan ditelinga Lily. Wanita itu membalas pelukan Brahms disertai elusan penuh kasih sayang. Ia mengajak Brahms duduk di sofa untuk menenangkan diri anak satu-satunya ini.

"Katakan apa yang terjadi." Lily menghapus air mata Brahms lembut. "Terakhir kali mommy melihatmu menangis itu pada saat keluar dari perutku."

"Apa tindakanku salah, mommy? Meninggalkan gadis dan bayi yang sedang dikandungnya demi melindungi mereka dari hidup keluarga kita yang berbahaya, padahal aku sangat mencintai mereka?" tanya Brahms serak.

Lily memejamkan mata, membuat air matanya ikut jatuh. "Hidup keluarga kita memang sangat berbahaya. Berbeda dengan mommy bersama uncle Billy yang kembar dan saling melindungi, kau pasti ada dalam daftar incaran saingan mommy dan daddy karena kau penerus keluarga ini. Jadi jika tujuanmu melindungi mereka, kau tidak salah."

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Lindungi mereka dari jauh, maka mereka akan baik-baik saja."

"Tapi kenapa aku tidak sanggup melihat mereka hidup bersama miliuner itu?" Mata Brahms kembali berkaca-kaca. "Membayangkannya saja hatiku terasa remuk."

"Oh my dear boy..." Lily mendekap tubuh Brahms yang rapuh saat ini, membiarkan anaknya yang kuat itu menangis sepuasnya.

Karena Lily begitu tahu tidak ada perempuan lain yang Brahms cintai selain sepupunya, Clare. Itulah mengapa Lily dan Jayden tidak mau ada sebuah perjodohan seperti keluarga lain yang aset perusahaannya bisa diwariskan untuk keturunan selanjutnya. Lily dan Jayden ingin Brahms mencari pasangan yang cocok dihatinya agar anak semata wayang mereka itu bahagia.

"Bolehkah aku bertanya tentang perasaan perempuan padamu, mommy?"

"Sure. Tapi hapus dulu air matamu, kau jelek sekali sekarang." kekeh Lily.

Brahms berdecak kesal.

"Jadi apa yang ingin kau tanyakan padaku?"

"Claretta bilang dia mencintaiku saat aku akan meninggalkannya. Apa itu sungguh dari hatinya atau itu adalah bentuk permohonan agar aku tidak pergi?"

The Wildest of CLARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang