24. Gone

6.2K 193 2
                                    

"mana bayiku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"mana bayiku?"

Entah ke berapa kali Katia menanyakan hal serupa. Dave yang seharusnya dijaga oleh Katia, malah pantasnya menyebut dirinya menjaga perempuan itu.

Seharian ia bahkan bulak balik menelpon Kamia karena Katia menangis atau mengacak-acak seluruh perabotan rumah. Dave tidak takut, ia malah kasian dengan Katia. Katia adalah salah satu pengasuh terbaik selama ia berpindah dari satu pengasuh ke pengasuh lainnya.

Dave mengangguk saat Kamia memberitahunya lewat video call. Bagaimana cara memberikan obat pada Katia agar Katia bisa diam dan tidak membuat kekacauan.

"Dave kau lihat bayiku?"

Dave tersenyum. Dia lantas menuntun perempuan tersebut untuk duduk di sofa. "Nanti ku antar kau menemui bayimu, sekarang minumlah ini, ini enak sekali."

Katia menatap dua butir obat tersebut. Tanpa ingin menyentuhnya, "Itu obat tidur." Seru Katia menatap bocah di depannya.

"Bagaimana kau tahu?" Dave bingung.

"Aku tidak gila Dave, aku hanya mencari bayiku." Balas Katia dengan ekspresi sedih.

Dave menggeleng, " Aku tidak mengatakan bahwa kau gila kak, kau orang baik, Aku hanya kasihan padamu kau adalah kakakku."

"Oh Dave. Aku juga menyayangimu." Mengelus rambut Dave perlahan.

"Tapi kembaranku selalu berkata aku gila."

"Tidak, dia juga menyayangimu."

Katia menatap kembali obat tersebut. Ia tahu mungkin dengan tidur kewarasannya akan kembali, mungkin saja apa yang ia lakukan menganggu orang lain, padahal ia hanya mencari bayinya. Dia tahu, dia telah melahirkannya.

Ia tak ingin Edgar pergi, ia tak ingin Edgar kecewa sebab bayinya hilang.

"Antar aku membeli susu bayi."

Dave mengeryit, untuk apa susu bayi. Jika bayinya saja sudah tidak ada. " Nanti aku minum obatnya, aku juga lelah Dave. Aku ingin tidur, tapi aku takut nanti bayiku pulang sedang aku tidak bisa bangun."

"Baiklah, biar aku saja yang belikan kak."

"Dave, dia bayiku aku ibunya."

"Oke aku akan antar."

Mereka berdua akhirnya keluar dari rumah. Katia bahkan berjanji tidak akan menanyai bayinya ke semua orang, karena mereka pasti tidak tahu. Dave ingin menelpon dulu kamia namun Katia melarangnya. Katia berjanji ini tidak akan lama.

Mereka berdua berjalan menelusuri jalan London yang lumayan lenggang. Siang hari begini semua orang pasti sedang bekerja. Namun di tengah jalan Katia melihat seorang ibu-ibu yang mengendong bayi.

"Edgar dia bayi kita." Cicit Katia. Melepaskan kaitan lengannya dengan Dave.

"Kakak bayimu di rumah."

Katia marah, ia menatap Dave dengan marah. "Kumohon jangan sekarang kak." Menatapnya takut. Dave takut ia tak bisa mengontrol Katia, mereka sudah jauh dari rumah.

"Aku hanya ingin membawa bayiku!"

Katia berlari. Menuju ketiga orang tersebut dengan salah satunya membawa bayi. Mereka hendak menyebrang.

Dave menyusulnya, namun Katia sudah mengamuk di sana. Ia membawa paksa bayinya dari wanita tersebut. Namun dua orang di sampingnya menahannya.

Dave mendekat ia berkata bahwa Katia sedang depresi. Dan meminta bantuan agar Katia bisa tenang. "Jangan sentuh bayiku."

"Itu bayiku dengan Edgar!"

"Ini anakku!" Seru wanita yang mengendong bayi.

"Mengapa dia menginginkan bayi kami? Ini anak kami." Tanya salah satunya pada Dave.

"Dia mencari bayinya, bayi sudah tiada."

Katia menatap Dave anak itu tak suka, mana mungkin bayinya tiada. Dia ingat ia hendak melahirkan, dia ingat saat harus pergi ke rumah sakit bersama kembarannya. Kepalanya pusing dan berputar. Dave masih berbicara dengan orang-orang tersebut. Namun Katia berlaril sambil memegang kepalanya dengan keras. Semuanya terasa begitu cepat berlalu.

Dan bayangan saat Edgarpergi dengan gadis lain pun terbayang. Katia ingat saat ia menangis berhari-hari karena orangtuanya Dave ingin menjodohkan putranya. Sedang Dave tidak dapat melakukan apa-apa dan meninggalkan dirinya. Yang sedang mengandung cucu mereka.

"Kak Katia awas!"

Tiditttttt...

"OMG!"

"Aku akan menyusul bayiku."

Brukkk...

Jangan lupa tekan bintangnya ya!

I'am a MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang