Chapter 12

736 44 4
                                    

Readers POV 

Aku terbangun dikamar Levi. Seperti biasa, burung-burung berkicauan dan cahaya matahari pagi masuk dari jendela kamar Levi. Aku melihat sekelilingku dan ternyata Levi masih tertidur di pahaku. Aku menatapnya gemas dan mengelus kepalanya sekalian memberikan kecupan selamat pagi di keningnya.

Aku masih bertanya-tanya. Aku selalu memikirkan Ackerman. Lebih tepatnya, Levi Ackerman. Tapi orang yang sekarang tidur di pahaku hanya Levi. Levi saja tanpa kepanjangan. Aku ragu apakah mereka adalah orang yang sama? "Baik, (y/n) jangan berpikir aneh-aneh. Ackerman sudah pergi meninggalkanmu selamanya. Dia tidak akan kembali kepadamu. Sekarang kau hanya harus menjaga Levi dengan baik. Fokus bersama Levi" Aku berkata kepada diriku sendiri. Benar, sekarang aku harus menjaga Levi dengan baik dan tidak akan membiarkannya pergi begitu saja denganku.

"Sayang? Eumm?" Levi duduk dan memelukku. Tiba-tiba ia memegang daguku dan...

CUP

"Itu adalah balasan kecupan di keningku tadi, (y/n)." Levi menjitak kepalaku. Mukaku memerah seperti tomat rebus sekarang. Levi hanya menatapku dan dia kembali tidur di pahaku. 

"L-levi, i-itu, jam 6 sekarang. K-kita, k-kita, e-eh iya k-kita harus b-b-ersiap-siap sekarang. YA SEKARANG!" Aku mengangkat kepala Levi dan beranjak dari ranjang. Tapi yang terjadi, Levi menarik tanganku dan memelukku di dadanya yang bidang.

"Kau mau kemana?" Tanya Levi sambil memelukku.

"M-mau mandi. Lepaskan aku." Aku mendorong pelan dada Levi tetapi Levi menahan doronganku. Semakin erat pula pelukannya. Hangat? Sangat hangat. Aku ingin seperti ini selamanya. 

"Levi?"

"Hm?"

"Apa kau serius menyukaiku? Apa kau tidak muak denganku? Apa kau akan bersamaku selamanya? Apa kau-"

"Ribut." Singkatnya. 

"Serius Bodoh! Jawab pertanyaanku. Aku merasa, emm, tidak yakin." 

"Aku muak denganmu." Mendengar kata Levi, agak mengecewakan hatiku.

"Tapi, aku sangat menyukai kebodohanmu. Bocil, aku sangat menyukaimu. Aku mencintaimu sampai aku muak mendengar namamu di pikiranku. Kau tetap menjadi gadisku, selamanya." Mendengar kalimat Levi membuatku seperti.. Aku tak bisa menjelaskannya. Hatiku berdebar kencang sekarang, berdetak sampai bisa terdengar oleh telingaku sendiri. 

"Le-"

"Apalagi?"

"Lihat waktu. Kita sudah mau terlambat." Aku segera bergegas, dan bolak balik berjalan di depan Levi. Levi hanya mengamatiku.

"Lakukan sesukamu. Aku akan mengamatimu." Kata Levi duduk di tepi ranjang sambil melipat tangannya.

"Untuk apa kau mengamatiku? Kenapa kau tidak ber-"

"CEBOL! (Y/N), CEPAT KE KANTOR ERWIN! KITA ADA MASALAH!' Di tengah bicara, tiba-tiba Hanji membuka pintu dan panik. 

"MATA EMPAT BRENGSEK, KAU TIDAK TAHU CARA MENGETUK?" Levi terbawa emosi. Mata Levi sinis melihat Hanji dan aku hanya heran melihat Hanji.

"SUDAH TIDAK ADA WAKTU UNTUK BERDEBAT. 5 MENIT LAGI KALIAN HARUS MENEMUI ERWIN! CEPAT!" Aku segera bersiap-siap dan segera ke kantor Erwin bersama Levi. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi. 

Sesampai di kantor Erwin, terlihat 1 orang pria memakai pakaian hitam dan mukanya babak belur, memar dimana-mana.

"Oh jadi ini orangnya?" Levi melihatnya dan melipat tangannya seperti biasanya. Aku benar-benar heran sekarang. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay [Levi x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang