Chapter 7 : Jealousy

20.2K 2.1K 69
                                    

Babang Maxi kambeeeekk...

Semoga kalian masih setia nunggu update yaaaa...

Happy reading~



🍓🍓🍓

Lileya mengulurkan tangannya dari dalam mobil ke mesin pemindai ID card hingga gerbang itu terangkat dan mobilnya segera masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lileya mengulurkan tangannya dari dalam mobil ke mesin pemindai ID card hingga gerbang itu terangkat dan mobilnya segera masuk. Gerbang itu kembali turun, menyembunyikan beberapa mobil yang ada di dalamnya. Dari luar, bangunan itu seperti rumah pada umumnya, hanya ukurannya sedikit lebih besar dan memiliki dua lantai.

Di kelilingi oleh pepohonan dan jalan beraspal yang agak jauh dari pemukiman warga, bangunan itu lebih terlihat seperti rumah untuk bersantai, tanpa ada yang tahu bahwa itu adalah markas agen rahasia dalam penanganan narkotika di kota Seattle.

Lileya memasuki kantor itu, berjalan di lorong menuju ruang kerjanya. Begitu membuka pintu, Jess dan Luka sudah menyeretnya ke sofa dan mendudukkannya. Dua orang itu masing-masing duduk di samping Lileya dengan pandangan menuntut, disusul dua anggota lainnya––wanita dan pria––yang duduk di depan dengan wajah ingin tahu, Lileya memandang mereka.

“Kalian mau menginterogasiku pagi-pagi?” tanya Lileya.

Jess tersenyum penuh misteri, dan tiga orang lainnya hanya tersenyum tak bersalah. “Ceritakan pada kami, kau kembali pada mantan suamimu ya?”

“Apa ketua kita baru saja bergosip pada kalian?” tanya Lileya sambil menghela napas.

“Ya, dia melarang kita bergosip tapi dia sendiri suka bergosip,” celetuk Jess. Meski seperti itu, dia wanita yang pandai dalam berkelahi.

“Tapi, kau benar-benar kembali pada mantan suamimu? Apa dia mendatangimu dan mengajakmu kembali?” tanya rekan wanitanya yang lain.

“Kalian ingin dengar?” tanya Lileya, diangguki serempak oleh empat orang di depannya. “Jadi begini, dia kembali jadi tetanggaku, dan bersikap seolah-olah kami tidak saling kenal.”

“Tidak mungkin!” seru Luke dengan wajah tak percaya. “Dia benar-benar tidak terpesona olehmu?”

Lileya mengibaskan rambutnya sambil berpikir. “Kurasa dia memang terlihat agak bergairah saat bersamaku.”

“Nah itu dia. Lelaki memang tidak tahu malu,” komentar Jess, dan mendapat pelototan dari dua rekan pria mereka. Jess menatap Lileya dengan serius dan meneruskan, “Kurasa kau harus bersikap jual mahal.”

Lileya tersenyum jahat yang membuat rekan-rekannya memutar mata. “Tentu saja, bermain-main sampai dia menjadi gila. Lalu tinggalkan saat dia merasa sudah menggila.”

Pintu ruangan itu terbuka dari luar, dan Russel masuk membawa berkas di tangannya. “Apakah Agen Penanganan Narkoba tidak memiliki pekerjaan? Atau berubah menjadi media gosip?”

“Sir, kau serius sekali,” keluh Jess.

Russel mendekati mereka, menaruh berkas di tangannya dan membukanya hingga terbuka di bagian yang menampilkan foto seseorang dengan namanya. Semua orang menatapnya dalam serempak. Empat orang lainnya terlihat mengerutkan dahi, tapi Lileya hanya menutupi wajahnya dengan tangan.

Dangerous Ex-Husband (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang