Chapter 6 : Ex-Husband

22.4K 2.2K 160
                                    

Babang Maxi kambeeeeek....

Semoga kalian suka ya...

Happy Reading~


🔫🔫🔫



Lileya berjalan-jalan kembali di trotoar menuju apartemennya. Ketika tiba di depan toko kacamata, dia berhenti dan masuk dengan menenteng beberapa kantung belanjaan. Seorang pelayan toko menyambutnya dengan ramah.

“Selamat siang,” sapa pelayan toko dengan ramah.

Lileya membalasnya dengan senyuman, dia menaruh semua belanjaannya di sofa kemudian mendekati etalase yang memajang semua kacamata fashion. Dia membutuhkannya untuk pekerjaannya, karena penyamaran yang terbaik harus dilakukan dengan semaksimal mungkin. Dia terbiasa menyamar menjadi wanita berkelas yang anggun, dan fashion adalah hal yang penting.

“Aku ingin mencoba yang ini,” kata Lileya menunjuk pada kacamata hitam yang segera diambil. Dia mengambil cermin dan memasang kacamatanya, dan dirasa begitu pas di wajahnya dia pun memilihnya lalu pelayan mulai menyiapkannya.

Ketika berbalik, sosok Maxi sudah duduk di sofa tanpa terlihat kedatangannya. Bukannya merasa jengkel, Lileya justru memasang senyum manis dan menggoda, diam-diam merancang rencana jahat untuk membalas perlakuan menyebalkan pria itu padanya.

Dia berjalan ke kasir dan menerima paper bag berukuran sedang, kemudian menunjuk pada Maxi yang sedang duduk sambil memandangnya tanpa mengalihkan ke mana pun. “Masukan tagihannya pada orang itu,” katanya.

Kasir itu hanya tersenyum sopan, melihat pada Maxi yang masih duduk tanpa mengatakan apa pun. Setelahnya Lileya mendekat ke sofa dan duduk sambil menyilangkan di samping Maxi, memasang senyum imut dan tanpa dosa. Dia menyandarkan tubuhnya di bahu Maxi, dengan satu tangan berada di dada pria itu lalu membelainya.

“Tidak masalah kan jika aku membeli itu?” tanya Lileya, dengan nada lembut dan sedikit manja.

Maxi menatap wajahnya dengan sebelah alis terangkat, ada seringai samar di bibirnya. Tangan besarnya berada di punggul Lileya, meremas pelan dan menariknya, membuat Lileya terkejut sejenak tapi segera bersikap tenang kembali.

“Tidak masalah, apa pun untukmu,” balasnya, masih menatap wajah Lileya dengan intens. “Asalkan nanti malam kau datang ke kamarku sebelum suamimu pulang bekerja,” lanjutnya dengan suara yang sudah pasti bisa didengar orang-orang di dalam ruangan itu. Bertepatan dengan dua orang wanita yang masuk sambil tertawa.

Bagus sekali, kini dua wanita itu menoleh ke arah mereka dengan dua pelayan toko lainnya. Lileya menyenggol kaki Maxi, dan mencubit dadanya dengan keras yang hanya dibalas seringai main-main dari pria itu.

“Oke! Kalau begitu aku pergi dulu, Mr. Tetangga.”

Secepat kilat Lileya menyambar semua belanjaannya dan melesat ke luar tanpa berbalik lagi, dan Maxi berjalan ke meja kasir lalu memberikan kartunya. Seringai main-mainnya saat bersama Lileya seketika lenyap, hanya wajah dingin dengan tatapan yang sangat tajam dari mata birunya yang cerah.

Sementara itu Lileya kembali menyusuri koridor menuju apartemennya. Dia masih meyakini jika Maxi pasti tetap mengikutinya dan berencana ingin berbelanja lebih banyak, tapi kedua tangannya bahkan sudah penuh dan tak mau repot lagi. Dia pun memutuskan untuk kembali ke apartemennya.

Saat memasuki lift pintu yang akan tertutup dibuka kembali, dan sosok Maxi kembali muncul di hadapannya dengan kedua tangan di saku celana. Pria itu masuk, berdiri di depan Lileya. Keduanya saling diam, tak ada yang berbicara membuat suasana di dalam lift yang sempit terasa menyesakkan.

Lileya berusaha mengabaikannya, tapi postur tinggi dan gagah Maxi membuatnya harus beberapa kali menoleh. Dia merasa bahwa mantannya ini memang semakin seksi dan mempesona setelah mereka berpisah.

Dangerous Ex-Husband (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang