Meskipun cerita ini sudah pernah tamat dan sedang direvisi, saya masih berharap kalian, khusunya pembaca baru untuk memberikan apresiasi dengan vote dan komentarnya. Terimakasih ya! Selamat membaca...
Tulisan pertama oleh Gathittias dan ViviMirasantika. Ditulis versi baru oleh Gathittias.
•—•Like Butter•—•
Kaki panjangnya mulai menapaki lantai sebuah rumah besar yang cukup sepi, Reyan menghela napas panjang, keadaan rumah selalu seperti ini ketika ia pulang. Sembari melangkah ke kamarnya, Reyan membuka kancing jas hitam yang ia kenakan, menyampirkan di bahu kanan dengan netra yang terus bergerak melihat sekeliling.
"Reyan? Kamu udah pulang?" Suara khas bangun tidur tertangkap indra pendengaran Reyan, membuat lelaki tampan itu seketika menoleh. Itu Yasmin, ibunya yang bertanya padanya beberapa sekon lalu.
"Belum, Ma. Reyan masih di kantor," jawab Reyan asal, tanpa mempedulikan balasan Yasmin, Reyan langsung masuk ke kamarnya.
"Sama orang tua enggak boleh ngomong kayak gitu, Rey. Enggak sopan tahu." Yasmin ikut masuk ke kamar putra semata wayangnya itu, duduk di pinggir kasur. Tanpa ada tanda-tanda bangkit dari sana, tentu saja membuat Reyan curiga.
"Maaf Mama, Rey janji enggak akan kayak begitu lagi. Sekarang Rey mau istirahat dulu, capek. Mama tolong keluar." Dingin, datar, tidak suka basa-basi, seumur hidup bahkan Yasmin belum pernah melihat anaknya berbicara panjang lebar dengan orang lain, kecuali terpaksa sebab sangatlah penting.
Yasmin memijit pelipisnya, benar-benar dibuat stres oleh anaknya sendiri. "Mama tanya begitu hanya untuk basa-basi, Rey. Terkadang hidup harus ada basa-basi supaya enggak terlalu tiba-tiba, ck! Kamu pasti enggak paham? Ya 'kan?" Yasmin mengernyit dalam, memastikan jawaban Reyan.
Dan seperti biasanya, ekspresi dingin yang Reyan tampilkan. "Basa-basi cuma buang-buang waktu, Reyan sibuk, enggak ada yang namanya basa-basi."
Yasmin memutar bola matanya malas, bangkit dari duduknya, menghampiri Reyan yang menatapnya heran. "Memang kamu enggak mau nikah?" tanyanya tiba-tiba, jelas Reyan terkejut oleh pertanyaan Yasmin.
"Hah? Nikah?!"
Yasmin refleks memejamkan matanya tatkala Reyan menjawab dengan suara keras tepat selangkah di depannya. "Wuih, hebat juga gadis ini, baru calon saja sudah bisa membuat seorang Reyan Jazziel Arkasa berekspresi. Enggak salah aku pilih dia sebagai calon menantu." Yasmin bertepuk tangan, menggelengkan kepalanya, kagum, sembari melihat raut wajah kebingungan Reyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Butter-New Version✓
Fanfiction❝Like butter that melts when I'm near you.❞ Tak pernah terlintas dalam pikiran Reyan, sekalipun untuk menerima perjodohan yang kedua orang tuanya inginkan. Apalagi dengan anak didiknya sendiri, Kiena Falisha, siswi baret tiga SMA Wijayakusuma. Hubun...