"jika seseorang memutuskan jatuh cinta, maka bersiaplah dengan setiap luka yang datang"
" Kita gak pernah tau kapan dan kepada siapa jatuh cinta itu".
"Gue cemburu, tapi bukan siapa siapa . please berhenti jadi angin di hidup gue. Bisa dirasakan tap...
Hari Senin, adalah hari dimana setiap orang akan memulai semua aktifitas nya. Sesungguhnya tidak semua manusia itu menyukai pagi hari.
Terkadang tidak sedikit orang memaki kehidupan mereka sendiri. Ada banyak manusia yang tidak tahu apa tujuan mereka bangun di pagi hari lalu menjalankan aktivitas sehari harinya.
Itu lah yang dirasakan Elara Putri Pranindita. Sejujurnya dia malas sekali memulai hari ini. Setelah liburan panjang rasanya dia malas sekali pergi ke sekolah. Tapi mau bagaimana lagi, dia harus memikirkan masa depannya. Dengan tubuh yang tidak bersemangat Ara pergi ke kamar mandi lalu bersiap siap untuk pergi sekolah.
•••••• Drtt drrtt (WhatsApp)
Kang nasgor 🦓
"Ra dimana?, Bareng gue ya berangkat nya"
"Telat, udah nyampe sekolah"
"Gila padahal baru jam 06:45 " (Read)
Elara langsung melangkahkan kakinya ke Mading, mencari kelas dimana ia ditempatkan.
Perlahan tangannya menunjuk kertas yang tertempel di mading, mencari namanya. Satu menit kemudian Ia menemukannya Elara Putri Pranindita 12 IPA 1. Saat hendak melangkah kan kaki, sudut matanya terhenti ketika melihat satu nama yang tidak ingin ia lihat Arzan Ravindra Marendra.
Jam menunjukkan pukul 07:05 dan Elara hanya asyik menempelkan kepalanya ke meja, ditutup dengan Buku. Perlahan kelas semakin ramai dan berisik tetapi Elara tetap memejamkan matanya.
"Woy ELARA!!! ampuun ni anak kebo bener, masih pagi udah molor" , Reflek Elara bangun dengan kaget karena disampingnya ada seseorang yang berteriak dan memukul punggung nya dengan cukup keras. Namun sang pelaku hanya tersenyum lebar saat mata Elara membelalak dengan kaget.
"Bisa jantungan gue lama lama bareng lu terus" ucap Elara kesal
"Huahahhahahahha,,, lagian lu masih pagi udah molor ajah. Lu gak kangen gua Ra, udah hampir sebulan liburan dan lu gak liat muka sahabat lu yang ganteng ini?", Ucap lawan bicara elara Sambil menunjuk wajahnya.
"Gk"
"Kepala lu kebentur dimana Ra"
"Maksud Lu?" Elara mengernyitkan dahinya.
"Itu otak lu kehilangan kosa kata keknya, jawabnya cuma gak doang."
"Terus gue jawab apa harusnya"
"Ya harusnya lu tuh jawab, iya Arzan Ravindra Marendra sayang. Gue kangen banget sma lu, gimna kabar lu. Gue seneng banget satu kelas lagi. Nah lu harusnya ngomong gtu Ra" "Ngarep, yang ada gue males satu kelas lagi. Bisa bisa gila gue Deket lu terus"
"Jahat banget sama sahabat sendiri. Ra lu gak bakalan nemuin orang kaya gue nanti. Yang bisa diajak belajar bareng, jalan bareng, sedih bareng, seneng bareng, asal jangan mandi Ama tidur bareng ajh hahaha....". Tiba tiba ada buku yang mendarat di kepala Arzan.
"Itu mulut kudu gue sumpel pake sambel keknya" ucap Elara dengan mata melotot. Namun Arzan yang ditatap hanya tertawa dengan lantang.
Tak lama ada seseorang mengetuk pintu kelas mereka. Arzan dan Elara yang sedang berdebat terhenti sejenak.
"Zan dicariin anak OSIS suruh prepare buat upacara" ucap salah satu siswa.
"Oh okey Daf, ntar gue kesana bentar lagi". Arzan segera bangkit dari tempat duduk Elara, lalu pamit dengan segera.
Seluruh siswa dan siswi SMA HARAPAN BANGSA sedang berbaris. Mereka semua sudah siap untuk melangsungkan upacara sekaligus penyambutan untuk Murid baru.
••••••••••
"Wih, pemimpin upacaranya bening banget. Fix idaman gue"
"Gila itu muka kagak berubah berubah makin ganteng setelah liburan"
"Haduhh calon suami gue, bercahaya banget itu muka kena matahari pagi"
"Ya ampun Arzan cakep banget, pinter lagi"
"Cewe yang dapetin Arzan beruntung banget, udah ramah , baik, dan gak sombong"
"Elara beruntung banget bisa Deket sama Arzan terus ya"
Dan masih banyak lagi bisikan bisikan yang Elara dengar dari siswi di sekolahnya. Padahal didepan sana ada pembina upacara yang sedang berbicara, tetapi mereka sibuk berbisik.
Setelah upacara selesai Elara kembali ke kelasnya. Duduk di kursi kedua dekat jendela yang mengarah kelapangan. Ia Menatap seseorang yang berada di lapangan mengatur murid baru sambil bersenda gurau dengan salah satu perempuan. Elara menghembuskan nafasnya dengan keras, menahan sesak cemburu pada seseorang disana. Sudah 2 tahun ia mencintai diam diam.
"Gue cemburu, tapi bukan siapa siapa . please berhenti jadi angin di hidup gue. Bisa dirasakan tapi gak bisa di genggam" batin Elara.
Thank you udah baca. Btw, gue harap kalian bacanya pake perasaan ya. Biar dapet feel nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
