-32⚡-

127 22 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata yang Kaira duga benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata yang Kaira duga benar. Saat bergerak di atas panggung kemarin, ia sama sekali tidak merasakan sakit di pergelangan kakinya. Saat bangun pagi, barulah gadis itu mendapati kakinya membengkak dan untuk berjalan ke kamar mandi pun ia kesusahan. Alhasil Kaira langsung mengirim pesan pada Julia.

Julia

send a picture
:(((

|Lah kenapa kaki lu?

Kegelincir kemarin
Kiranya gak papa, taunya bangun-bangun udah bengkak :)
Tolong izinin gue😭

|Terlalu banyak gerak sih lo😪
|K, nanti gue izinin
|Dah, ah. Udah masuk
|Bye

Kaira membaringkan tubuhnya. Ini masih pagi. Dan dengan kondisi kakinya yang seperti ini ia pasti tidak bisa berbuat apa-apa. Karena mengantuk juga, akhirnya perempuan itu memilih kembali tidur. Berencana meminta Papanya mengantar ke tukang pijit yang waktu itu sempat didatangi Mama.

🌍

Jairo mengingat apa yang dikatakan Sissy saat jam istirahat pertama tadi. Saat itu ada Sissy dan Luna yang dari didengarnya, hendak mengajak Aura untuk menemui Kaira.

"Kaira nggak masuk," ucap Jairo memberitahu ketika ia sampai di bangkunya.

"Ck, kakinya nih pasti," sahut Luna.

Jairo yang memang dari kelas Kaira dan sudah tahu bahwa gadis itu tidak masuk karena kakinya bengkak, mengerutkan keningnya. "Kok lo tahu?"

"Taulah, orang dia hampir jatuhnya pas lagi sama gue," Sissy yang bersuara. Ia menatap sinis pada lelaki itu. "Asal tahu aja, ya. Tapi penyebabnya itu gara-gara lo."

"Kok gue?"

"Katanya dia kegelincir waktu ngikutin lo," jawab Aura.

Alis Jairo terangkat sebelah. Merasa tidak yakin dengan jawaban teman sekelasnya itu. "Katanya?"

"Kata gue." Sambar Sissy yang membuat Jairo bungkam. Pasalnya ia tahu kalau gadis itu yang bersama Kaira saat terjadinya kejadian.

"Perasaan kemarin gua gak ada di sana," ucap Jairo pelan, tampak berpikir.

"Berarti dia salah liat." Ini Luna. Ia yang tengah menyeruput pop ice-nya itu melirik ke arah Jairo. "Emang lo kemana sih kemarin? Kaira nungguin lo banget tau nggak. Mondar-mandir gak jelas. Celingukan sana-sini. Eh, malah berujung hampir jatoh."

Segala perkataan dari tiga perempuan di depannya berhasil dicerna Jairo dengan baik, sayangnya ia masih terus memikirkan mereka. Pertanyaan yang dilontarkan Luna malah membuatnya bingung akan menjawab apa. Beruntung adanya pemberitahuan masuk kelas, sehingga ia bisa keluar dari situasi yang tidak enak itu.

"Kak Jiro!" seruan Natsuo membuyarkan lamunan Jairo. Sudah beberapa kali lelaki berdarah campuran Indonesia-Jepang itu memanggil partner dance-nya. Sebab ini sudah melebihi waktu rehat sejenak yang dikatakan Jairo, dan lelaki itu tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Jairo bangkit. Bergerak tiga langksh untuk memutar ulang lagu yang dipakai mereka dari ponsel di atas meja yang sudah tersambung ke speaker bluetooth.

Kedua lelaki itu mulai menggerakan tangan, kaki, serta badan mengikuti tempo lagu yang sedikit cepat. Terdengar bunyi decitan dari pertemuan alas sepatu dan lantai. Ekspresi mereka menjiwai lirik yang dilantukan. Dan keringat membahasi hampir setengah dari badan kedua pemuda itu. Mereka terus memutar ulang lagu juga gerakan sampai tiga kali demi menyelaraskan juga menyempurnakan gerakan satu sama lain.

Beberapa puluh menit setelah mereka mulai berlatih kembali, Jairo dan Natsuo membaringkan badan di lantai dengan napas satu-satu. Kemudian bergantian mengganti pakaian dengan baju bersih.

"Btw, Kak," panggil Natsuo.

"Hm."

Tidak terdengar suara. Jairo yang sedang memasukkan baju ke dalam tasnya menoleh. Mendapati wajah Natsuo yang tampak bimbang. Lelaki itu rasanya mengalami deja vu sebab adik kelasnya ini pernah sekali bersikap seperti ini.

Rasa penasaran membuat Jairo terus menatap Natsuo. Dengan pandangan seolah memerintahnya untuk mengatakan apa yang anak ini pikirkan.

"Kak Kaira sama Kak Esa ... pacaran, ya?"

Tanpa diduga, ekspresi Jairo berubah. Terlihat lebih keras dari sebelumnya. Memangnya hal macam apa mereka tunjukkan sehingga Natsuo menduga kedua orang itu pacaran?

"Kenapa lo mikir gitu?"

"Waktu itu gue, Kak Yoandri, sama Kak Esa lagi latihan. Trus Kak Kaira datang dan nungguin kita. Gue sama Kak Yoandri pulang duluan. Tapi karena kelupaan charger, kita balik lagi." Natsuo terdiam sebentar. Lebih hati-hati mengucapkan kalimat berikutnya sebab mengetahui pancaran mata yang ditunjukkan lelaki di depannya ini. "Kak Kaira nangis. Dan Kak Esa meluk gitu buat nenangin."

"Nangis karena?"

"Nggak tahu, sih."

Jairo membalikkan badan. Merasa kesal karena kedua orang yang dibicarakan Natsuo. Benar-benar, ya, Kaira. Ia sama sekali tidak mengatakan apa pun pada Jairo hingga detik ini. Ia tidak senang mengetahui fakta bahwa mereka semakin dekat atau bahkan sudah menjalin hubungan, di saat hubungannya sendiri dengan Kaira saja sedang tidak baik.

Selain dari itu, Kaira menangis?

Jairo menggertakan giginya. Harusnya Hessan bisa menjaga Kaira dengan benar  kalau ia sudah berhasil berpacaran dengannya. Bukannya malah membuat gadis itu meneteskan air mata. Pokokknya ia harus membuat perhitungan dengan Hessan, yang padahal merupakan senior favoritnya, tetapi sekarang malah menjadi laki-laki yang ingin sekali ia hajar.

🌍


Hola! update lagi kan saya hehejam lupa vomment😚luv, zypherdust💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hola!
update lagi kan saya hehe
jam lupa vomment😚
luv, zypherdust💋

JairoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang