2 : Simple

1.5K 286 48
                                    

➳➳➳➳➳ ⚘ ➳➳➳➳➳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳➳➳➳➳ ⚘ ➳➳➳➳➳

°
°
°

Kesunyian dalam ruangan menyelimuti suasana malam ini, keduanya hanya bergeming ditepi ranjang, tak ada obrolan apapun.

"Apa aku boleh tidur dikamar lain? Rasanya masih belum terbiasa."

"Enggak boleh, kamu kan selalu ketakutan kalo tidur sendirian." Ucap Rindou sembari melepaskan kemeja yang membuat tubuh kekarnya terlihat sempurna.

Sontak membuat [name] memalingkan wajahnya. "Kenapa? Kamu kan terbiasa liat aku telanjang."

Kini wajah jelitanya memerah. "Ta-tapi aku kan gak ingat."

Nayanika itu melirik sebuah tato di sebagian besar badan kanan dan leher depannya. Saliva ditelannya secara kasar, kepalanya mendadak memikirkan suatu hal yang konyol.

'Kalau Rindou suamiku, apa artinya kita pernah melakukan itu?' batinnya.

Tubuhnya direbahkan pada kasur empuk, sementara lengan kekarnya melingkar pada pinggang anindya disebelahnya.

"Kamu mencintai ku [name]?"

"Aku mencoba nya."

"Aku sedih kamu melupakan ku, tapi itu bukan akhir dari segalanya."

Degup jantung semakin memompa dengan kencang, benda lembut tengah mencumbu bahu [name], kini lengan itu memaksa merebahkan daksa dahayu dan menindihnya.

"Rin?" Nada [name] sedikit gugup.

"Aku ingin." Lirih Rindou sensual.

Pikiran dan irama jantung yang tak karuan mengiringi suasana malam ini, sang puan tak bisa menolak, toh itu suaminya sendiri, ia harus melayaninya.

Tak bisa dipungkiri bahwa [name] sedari dulu memanglah gadis yang polos, bahkan setelah menikah dengan Rindou pun ia masih kesulitan untuk sedikit merayu suaminya itu.

"Hey, jangan gugup lagi padaku, oke?" Jarinya mengelus surai [name], tatapan intens dari manik violet itu membuat jantung sang anindya seperti akan meledak.

Tirai putih terkibas angin yang berhembusan dari arah balkon, kelopak mata dibuka perlahan menampakkan sosok pria yang terduduk di samping ranjang, manik violet indahnya menatap [name] yang masih memasang muka bantal.

"Selamat pagi, sayang."

Sang puan sedikit meringis, berusaha menggerakkan tubuhnya yang masih terbaring dengan balutan selimut tebal.

"Rin, kenapa tubuhku sakit seperti semua tulangku remuk."

"Beneran? Maaf kalau semalam mainnya terlalu buas." Ucap Rindou santai, lengannya sibuk memasangkan dasi yang melilit kerah kemejanya.

Sial, [name] melupakan kejadian semalam. Sekilas melirik suaminya yang bercermin, kini manik violet membalas tatapan anindya dibelakangnya. Raut wajah Rindou selalu saja memasang ekspresi datar dan kalem, membuat [name] terkadang berpikir bahwa Rindou itu sosok yang misterius.

"[Name], aku lupa memberitahumu kalau minggu depan kamu ada projek dengan kak Ran."

"Eh- projek?"

"Hmm, sebaiknya kamu bicarakan saja ini dengannya."

Bibirnya mengecup kening sekilas sebelum pergi menghilang dari hadapan istrinya itu. Tanpa ucapan apapun, Rindou segera pergi menggunakan mobilnya. Dipikiran [name], sifat Rindou itu terlalu acuh bagi seorang suami.




════════════════

©Finneassea // 2021

════════════════

✧˖*° 𝑫𝒆𝒍𝒊𝒄𝒂𝒕𝒆 ࿐ || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang