baik [k.sm x h.js]

214 19 0
                                    

ringtone ponsel seungmin berdering kencang, membuat empunya terheran. padahal ia hanya berjalan beberapa meter dari tempat sebelumnya, tapi sudah ada sinyal.

hm, mungkin memang sudah dekat dengan perkotaan.

kalau dilihat-lihat lagi malam semakin gelap, hujan juga sepertinya akan turun. mana mungkin seungmin membiarkan teleponnya tidak diangkat begitu saja? siapa tahu dari klien yang sudah dia buat menunggu berhari-hari.

seungmin mendekatkan ponselnya ke telinga, "halo?"

"halo? pak direktur! halo? pak? bapak nggak apa-apa? bapak sekarang posisi di mana? biar saya yang jemput!"

yang ditanya mengernyit. "han jisung? kenapa masih menghubungi saya?"

manusia diseberang sana menghela napas, "tolong ya, pak. bapak itu sudah hilang berhari-hari dan nggak ditemukan di manapun. jangan tanya saya tau dari mana. seluruh saluran berita terus-terusan membicarakan bapak sampai saya kepikiran begini. sekarang bapak di mana? biar saya yang jemput. di sini hujan, maaf kalo berisik."

"jangan panggil saya 'pak direktur', tidak ada nama han jisung dalam daftar bawahan saya."

"ck, bapak masih mempermasalahkan hal itu? bapak–"

"memang jisung lupa kalau saya ini iblis? saya nggak perlu dikhawatirkan, dan cuma jisung yang tahu."

"..tapi tetep aja, pak dir—maksud saya pak seungmin. perusahaan siapa yang megang? changbin? bapak mau perusahaan dipegang changbin si tukang tidur itu?"

'lagian sekarang juga saya di perjalanan pulang, sung. cuma lagi apes aja sampe seorang iblis macam saya bisa tersesat di hutan yang bahkan nggak jauh dari kota,' kata seungmin dalam hati.

"bapak kelamaan. nyalakan aja gps bapak, biar saya samper ke sana."

dahi sang direktur makin berkerut. "memangnya jisung masih mau melihat wajah saya? sudah lupa dengan kejadian dua tahun lalu?"

"..."

"kenapa jisung masih baik sama saya? saya sudah menghancurkan hidupmu dan telah mengantarmu sampai ke titik paling rendah, apa ini balasan yang tepat untuk saya? kebaikanmu?"

selama beberapa saat, hanya suara hujan dan guntur yang dapat seungmin dengar dari ponsel. terdengar beberapa helaan napas, seolah manusia di seberang sana hendak mengatakan sesuatu namun kembali ditelan bulat-bulat.

"sepertinya malah jisung yang sedang nggak baik. nggak apa-apa, jisung bisa kembali ke rumah. lagipula saya sudah dekat dengan perkotaan."

'mungkin,' sambungnya dalam hati.

"..nggak. bapak diam di sana, sepertinya saya tahu daerah mana yang bapak maksud. saya akan segera sampai."

"tapi kamu masih belum menjawab pertanyaan saya."

sekali lagi helaan napas terdengar, "pertanyaan yang mana lagi, pak?"

"apa ini balasan yang pantas saya dapatkan atas semua yang telah saya lakukan? kebaikanmu?"

"..saya hanya berusaha berbuat baik kepada sesama makhluk hidup. sekalipun bapak adalah makhluk paling berdosa, bapak tetaplah makhluk tuhan. sudah, jangan bahas itu lagi. tolong nyalakan gps kalau mau memudahkan saya mencari bapak."

lalu panggilan terputus.

rintik hujan turun, membuat seungmin reflek mendongakkan kepalanya. matanya dibiarkan terbuka, memberi kesempatan bagi partikel asing yang sedang turun dari langit untuk masuk. memberi sensasi perih yang tak pernah ia rasakan ketika menggunakan wujud iblisnya.

"kalau saya bilang ingin diberi kesempatan kedua, apa jisung masih mengiakannya atas nama kebaikan?"

grrr.. ¦ sekijeuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang