Siji

1.8K 262 40
                                    

Kesan pertama

Pagi ini tepat hari ke-8 Haruto menyandang status sebagai seorang siswa SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini tepat hari ke-8 Haruto menyandang status sebagai seorang siswa SMA. Yang sialnya ia kesiangan bangun karena kemarin malam nekat menonton 1 season drama Korea. Akibatnya, Haruto terlambat datang ke sekolah.

Dengan tergesa-gesa Haruto berlari menuruni tangga dan langsung keluar begitu saja dari dalam rumahnya. Tak heran jika Haruto tak pernah berpamitan, karena orang tuanya sudah pergi bekerja sebelum Haruto terbangun dari tidurnya dan akan pulang ketika Haruto sudah terlelap dalam mimpi indahnya.

Haruto hendak berlari ke arah garasi, namun ia teringat jika ban motornya kemarin bocor. Dengan terpaksa Haruto berlari ke arah halte untuk mencari angkutan umum.

Setelah beberapa menit menaiki bus, akhirnya Haruto sampai di halte yang dekat dengan gedung sekolahnya. Ia kembali berlari, "Sial!" Umpatnya saat melihat gerbang sekolah sudah ditutup.

Disana, tampak Bu Jennie selaku guru BK sudah berdiri tegak tak lupa dengan sebuah penggaris besi yang ada ditangan kanannya.

"Maaf Bu saya telat!" Ujar Haruto dengan napas yang terengah-engah.

Bu Jennie menatap Haruto dengan tatapan bingung, "Anak kelas sepuluh ya?" Tanya beliau setelah melihat badge berwarna hijau dilengan kanan seragam Haruto.

"Iya Bu!"

"Masih kelas sepuluh tapi udah berani telat!" Ketus Bu Jennie.

Haruto hanya diam, kebetulan siswa yang telat hanya dirinya saja hari ini. Mungkin karena hari ini hari Senin, jadi banyak siswa maupun siswi yang takut terlambat karena ingin mengikuti Upacara Bendera.

"Besok jangan diulangi lagi ya!"

Haruto hendak mengangguk mengiyakan, namun tiba-tiba berlari seseorang dari arah belakang dengan kencang dan Brak! Orang tersebut menabrak gerbang sekolah dengan keras, hingga membuat dirinya terpejam keliyengan.

"Aduh!" Teriak pemuda itu sambil mengusap-ngusap hidung mancungnya yang membentur pagar besi, membuat Haruto meringis seolah ikut merasakan sakitnya. "Siapa sih yang naruh pagar disini? Kan gue jadi nabrak, mana kena hidung lagi! Gimana kalo hidung mancung gue bengkok?"

"Heh kamu! Gak sopan!" Ujar Bu Jennie sambil menatapnya tajam. "Lagian dari jaman penjajahan ini gerbang udah disini, makanya jalan pake mata!"

"Aduh Bu, dimana-mana jalan pake kaki bukan pake mata."

Haruto melebarkan pandangannya, lalu menatap tak percaya ke arah pemuda yang bisa Haruto simpulkan sebagai siswa seangkatannya. Batinnya bertanya-tanya ada berapa nyawa yang dimiliki oleh pemuda itu hingga dengan santai dan beraninya membalas perkataan Bu Jennie?

"Udah gak usah celometan kamu! Sana baris disebelah temenmu sampe upacara selesai!" Suruh Bu Jennie sambil menunjuk Haruto dengan penggaris besi ditangannya.

Intuisi || JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang