Don't Hate Me Daddy: 03

220 28 5
                                    

"JENO!!! BANGUN!!"

Jeno membuka matanya ketika mendengar teriakkan melengking di lantai bawah, anak itu langsung bangkit duduk dan langsung berlari ke kamar mandi.

"Iya yah!" Teriaknya

Jeno tergopoh-gopoh mandi, dirinya tak mau membuat ayahnya telat berangkat ke kantor, begitu pun dirinya.

Beberapa menit kemudian, dirinya sudah siap dengan seragam sekolah nya. Lantas anak itu menuruni tangga, terlihat Daddy nya sudah siap dengan pakaian kantor nya

"Telat bangun lagi kamu?! Udah berapa kali Daddy bilang sama kamu! Jangan suka telat bangun!" Bentak nya, menatap anak tunggal nya ini.

Jeno kecil hanya menunduk dalam ketika mendengar Daddy nya memarahi dirinya.

"Maaf dad.."

"Mangkanya! Kamu pasang alarm biar gak kesiangan!" Bentak ayahnya membuat Jeno menunduk kan kepala nya dalam dalam, enggan menatap ayahny

"Iya, maaf dad.." cicitnya pelan

Hanya itu yang bisa Jeno ucapkan.

"Jeno Jeno, masih pagi, kamu udah bikin daddy marah" pria itu menghembuskan nafasnya. Seketika bayangan istri nya terngiang di kepala nya.

"Udah, sekarang berangkat, biarin kamu gak sarapan" ujar sang ayah nya melengang pergi, Jeno pun mengikuti nya.

"Tapi.. Jeno belum makan Dad" ujarnya pelan membuat pria itu menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya

"Biarin! Daddy gak peduli sama kamu! Salah sendiri bikin daddy marah!" Ucap pria paruh baya tersebut

"Daddy.. kenapa daddy benci sama Jeno? Jeno salah apa sama daddy" ujarnya menatap ayahnya dengan mata yang berkaca-kaca. Ayahnya menatap anak semata wayangnya dengan pandangan kosong, terselip rasa sakit melihat anaknya menangis di depannya.

Pria itu membuang pandangannya ke arah lain, "kamu anak durhaka! Kamu yang ngebunuh mommy kamu!!" Ujar nya lalu berjalan keluar dari sana.

Tapi.. dirinya ingin menampik bahwa dirinya tidak membunuh ibunya.

*

Jeno berjalan di jalan dengan pakaian sekolah yang melekat ditubuh nya, dia tadi di tinggal oleh ayahnya. Dia tak punya pilihan untuk jalan kaki ke sekolah nya, cukup jauh tapi bagi Jeno bisa di tempuh dengan jalan kaki.

Cuaca pagi ini sangat dingin, membuat bocah itu merapat kan badannya kuat kuat, dia tidak mudah terkena angin dingin.

Mempercepat langkah, dirinya ingin cepat cepat sampai di sekolah, akhirnya anak itu berlari menuju sekolah nya yang hampir saja sampai. Dia hapal kok setiap rutenya.

Anak itu terengah-engah, berdiam diri sambil menetralkan nafas nya sehabis berlari.

"Jeno-ya" panggil seseorang membuat dirinya menoleh

"Ada apa Bu?" Jawabnya

Guru itu tersenyum, "kamu nggak masuk kelas? Udah bel lho"

"Oh iya Bu, ini mau masuk Jeno"

"Kamu habis lari lari ya?" Tanya guru itu

Jeno mengangguk

"Kenapa lari lari? Kamu jalan kaki kah kesini?" Tanya nya

Jeno mengangguk sambil mengerjap beberapa kali, lucu.

"Lho, nggak di antar daddy?"

"Enggak, daddy sibuk" Jeno tersenyum tipis

Guru itu lantas menghela nafas panjang, merasa kasihan dengan anak kecil di hadapannya ini.

"Yaudah masuk sana ya? Belajar yang bener"

Don't Hate Me DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang