Don't Hate Me Daddy: 05

206 23 3
                                    

"Tidak ada yang bisa mengerti tentang perasaan seorang anak ketika orang tuanya selalu memperlakukan yang tidak adil untuk nya."

***

Cahaya masuk melalui jendela kamar, membuat sosok anak berusia 8 tahun terusik karena tidur nya, anak itu bergerak pelan lantas membuka matanya perlahan lahan. Saat itu juga, anak itu langsung mendudukkan dirinya di atas tempat tidur.

Bundanya mana?

"Bunda!!!"

Tidak mungkin kan dia mimpi??
Tidak!! Jeno jelas memeluk tubuh bunda nya tadi malam.

"Bunda di mana!!"

Anak itu langsung turun dari tempat tidur, matanya langsung menatap kertas yang ada di nakas. Lantas anak itu mengambil nya dan membaca nya.

Jeno-yaa, ini Bunda. Bunda harus pergi, kita berdua udah ketemu kan? Jadi bunda bisa peluk kamu. Sekarang Jeno nggak boleh nangiss nangiss lagi, Jeno harus kuat. Bunda sayang kamu.

Jeno mengeleng kuat kuat. "Enggak, Enggak!! ENGGAK!!!" Raungan Jeno menjadi, dia tertunduk di lantai dengan memeluk kertas itu, menangis sambil menyebut nama sang ibunya.

"BUNDA!!! JANGAN PERGI!!!"

BRAK!!

"Jeno ada apa?!"

Tau tau Tifanny masuk ke dalam kamarnya, raut wajahnya khawatir karena Jeno menangis di lantai bawah. Dia tadi pagi pagi sekali sudah ada di rumah ini, karena dia khawatir Donghae akan menyakiti Jeno lagi.

"Hey!! Ada apa?" Tanya nya sambil memegang wajah jeno yang sudah memerah.

"Mommy..."

"Kenapaa???"

"Mommy pergi.." ujarnya

Tifanny langsung terdiam. Menatap wajah anak dari adiknya ini dengan pandangan nanar.

"Jeno.."

"Bibi, Mommy pergi.."

"Jeno, mommy kan udah pergi dari dulu"jawabnya pelan

Jeno mengeleng, "enggak! Tadi malam Jeno ketemu sama bunda!! Jeno juga peluk bunda, enggak mungkin itu bukan bunda!!" Ujarnya. Tifanny tidak bisa berbuat apa apa, lantas wanita itu langsung memeluk tubuh Jeno yang menangis.

"Jeno tenang ya.."

"Mommy, bibi.."

"Jen! Denger bibi" ujar Tifanny tegas. "Bunda kamu udah ngga ada, tadi malam itu cuman mimpi doang, sekedar bunga tidur." Ujarnya

"Tapi ini.." Jeno menyerahkan kertas yang ada di genggaman tangannya, wanita itu lantas menerima nya, dia pun mengernyit binggung.

"Apa?"

"Itu surat dari bunda"

Tifanny bingung. "Jeno, ini nggak ada tulisan nya" jawab wanita itu, membuat jeno langsung merebut kembali kertas nya

Dan yah benar. Kertas itu kosong, tidak ada tulisan nya. Tapi, dirinya tadi melihat tulisan bundanya di kertas itu, dia mana mungkin menghayal lagi.

"A-apa..?"

"Tapi bi.. tadi ada tulisan nya, tulisan bunda disini"

Tifanny tidak tega, wanita itu langsung memeluk tubuh kecil Jeno, memeluk nya dan mengelus punggung Jeno yang menangis.

***

Jeno tidak sekolah, dia juga tidak tau ayahnya kemana, dua jam waktu yang dia gunakan untuk menangisi bundanya, Padahal dia sangat yakin. Tadi malam itu dia tidak mimpi. Tapi.. ketika melihat kertas yang awalnya ada tulisan, berubah menjadi secerah kertas kosong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Hate Me DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang