Jika tidak bisa diperbaiki, ya akhiri
***
Hari ini Senja akan mengembalikan hoodie milik Langit, ia sudah mencuci bersih hoodie cowok itu, tapi tetap saja Senja merasa tidak berani untuk mengembalikannya ke si pemilik. Ia merasa sedikit takut.
Padahal, selama ini Senja tidak pernah merasa takut pada siapa atau apapun, kecuali keselamatan Ibunya. Namun, berbeda dengan cowok itu. Auranya membuat Senja, enggan untuk mendekat, meskipun hanya sedikit. Langit itu terasa kelam. Makanya, sikap hangat dan peduli cowok itu kemarin membuat Senja merasa curiga. Bukan hanya karena ada maunya, kadang sikapnya yang berubah drastis seperti itu hanya untuk kepuasan dirinya sendiri.
Tiga tahun berada di kelas yang sama dengan Langit, ada beberapa hal yang Senja tahu tentang cowok itu. Seperti Langit yang tidak pernah mau menghafal nama teman kelasnya, sering bolos pelajaran, tidak pernah bersikap baik saat di kelas, atau bahkan ketidak peduliannya kadang membuat beberapa orang dan guru pun merasa geram.
Senja masih hafal betul kejadian tahun lalu. Di mana satu sekolah dibuat geger oleh kasus pembulian yang berujung pelecehan. Saat itu ada salah satu adik kelasnya yang dilecehkan oleh kakak kelas. Hanya karena hal sepele sebanarnya. Pacar si pembuli itu lebih memilih adik kelasnya dan memutuskan hubungan dengan si pembuli.
Mungkin karena ego, atau rasa tidak terima atas pemutusan hubungan secara sepihak. Akhirnya dia melakukan hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar.
Di belakang sekolah, tepat saat semua murid pulang, dia beserta gengnya melakukan aksi pelecehan. Dia lucuti semua pakaian adik kelasnya itu dengan kasar, dia pukul, bahkan tidak hanya itu, dia menyuruh adik kelasnya itu untuk menikmati tubuhnya sendiri, lalu mereka rekam.
Kejadian yang cukup ironis dan sangat disayangkan karena dilakukan oleh seorang pelajar, bahkan saat masih di lingkungan sekolah.
Langit yang selalu menghabiskan waktunya di belakang sekolah pun tahu, bahkan cowok itu menyaksikan dengan mata kepalanya. Namun, hanya bersikap acuh dan tidak peduli. Padahal, adik kelasnya itu sudah berusaha meminta bantuannya.
Akhirnya kasus ini dibawa ke pihak yang berwajib. Sebab videonya tersebar luas dikalangan semua murid, hingga sampai ke guru. Korbannya merasa depresi. Tapi, saat Langit diminta menjadi saksi, dia menolak dan mengatakan bahwa dia tidak tahu apapun. Padahal sudah jelas, adik kelasnya mengatakan kalau Langit berada ditempat kejadian dan melihat itu. Namun, Langit tetap kekeh dan menolak dijadikan saksi.
Fakta yang membuat orang lain semakin beranggapan buruk adalah, si pembuli itu adalah teman sekelas Langit. Dia Dita. Mereka pikir cowok itu ingin melindungi Dita, karena mereka satu kelas. Makanya Langit, tidak ingin bersuara atas kasus itu.
Namun, Langit selalu menyangkal hal itu. Karena katanya, dia tidak mengenal Dita, bahkan dia tidak tahu bahwa cewek itu berada dalam kelas yang sama dengannya.
Sejak saat itulah, semua orang mengenal Langit sebagai sosok yang tidak berperasaan.
Meskipun berparas tampan. Tapi, Langit tidak lebih baik dari seorang binatang. Menurut Senja. Karena dia tidak bisa menyelamatkan satu nyawa, hanya karena sikap acuhnya yang berlebihan.
Saat ini korbannya sudah tidak ada, dia lebih memilih mengakhiri hidup dari pada harus menanggung malu dan trauma yang berkepanjangan. Sedangkan Dita, cewek itu beserta ngengnya berada di pembinaan, setelah enam bulan mereka pindah kota, juga sekolah entah ke mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMPIR RAMPUNG [ OnGoing ]
Teen Fiction"Aku tidak mengerti bagaimana takdir berjalan. Tapi satu hal yang aku pahami bahwa takdir membawa hal-hal yang tidak mungkin menjadi seperti sebuah kebetulan." Anggulama Senja ***