hei tahukah kau film The Maze Runner yang diangkat dari novel dengan judul yang sama dan ditulis oleh penulis James Dashner?
film yang menarik bukan? ya, aku juga dulunya berpikir begitu. sampai akhirnya, aku tau itu bukan hanya sekedar cerita. itu nyata !
sejak 5 tahun yang lalu, virus Flare mengubah banyak orang menjadi Cranks yang mengerikan dan menjijikan. bisa dikatakan makhluk itu hampir sama dengan zombie.
semua orang bersembunyi, mencari tempat teraman agar terhindar dari para crank serta virus mematikan itu. aku tak habis pikir kenapa dunia bisa berubah menjadi semengerikan ini.
siapa sangka gedung pencakar langit yang dulu berdiri dengan kokoh, sekarang sudah tak berbentuk lagi.
seperti yang kubilang, semua orang bersembunyi, termasuk aku dan jenuar yang sedang berlari menghindari kejaran para crank sialan itu.
"ALANA KEARAH KANAN!" perintah Jenuar yang tentu saja kuturuti. kami berdua berbelok kearah kanan. mata kami waspada melihat sekitar yang bisa dijadikan tempat aman.
"JENUAR, MASUK KE CELAH GEDUNG!" teriakku ketika melihat sebuah celah dalam gedung yang sudah roboh setengah.
kami berdua masuk lewat celah. aku dan jenuar dengan sigap mengambil benda apapun yang dapat menutup celah itu. meja, lemari, pecahan dinding. apapun yang besar.
"jenuar, kita harus kemana? kemah sudah hancur," kataku padanya setelah kami selesai menutup celah. cranks menjijikan itu sudah mendapat mangsa baru mereka saat mereka mendapati orang lain yang berlari di jalur lain.
aku menatapnya. melihat dirinya yang terengah-engah dan berusaha mengatur nafasnya. dia terdiam sebentar. aku juga terdiam menunggu jenuar selesai.
"Alana, kau pergi sendiri," tutur Jenuar.
Aku tidak mengerti. pria tua ini pasti bercanda.
"apa maksudmu? kau bercanda kan?"
jenuar tidak menjawabku. dia merobek celananya. tidak semua hanya sampai bagian lutut. dan sial. ya Tuhan aku berharap semuanya hanya mimpi.
Jenuar merintih. bodohnya aku malah mengeluarkan airmata disaat seperti ini. aku mendekat ke pria yang sudah kuanggap orangtuaku sendiri.
"bodoh, kenapa bisa tergigit?" aku terisak sambil menatap luka bekas gigitan cranks di kedua kaki jenuar. itu pasti menyakitkan.
"kau ingat zona J yang kuberitahukan kemarin? pergilah kesana," ungkap jenuar. tatapan matanya terlihat serius.
aku masih menangisi luka jenuar. tidak. tidak. aku tidak bisa pergi tanpa pria ini. sepanjang hidupku tak pernah terbayang aku akan hidup tanpa dirinya.
"aku tidak akan kemana mana. jangan bodoh. kita pergi bersama," isakku padanya.
dia menggeleng. mengelus suraiku yang sudah berantakan. "disana ada keluargamu. saudaraku. orangtuamu. keluarga besar kita."
"tidak jenuar. aku tidak mau pergi sendiri. yang kukenal hanya kau." air mataku sudah memenuhi penglihatanku. kepalaku menggeleng keras. aku menolak keras ide ini.
"hei, dengar dulu," ucap jenuar yang mencoba menenangkan ku. aku masih menangis. namun tidak ada lagi suara yang keluar dari mulutku. semua indraku mencoba berfokus pada ucapan jenuar.
"semuanya salahku karena membawamu dulu. harusnya sejak dulu kau kukembalikan ke keluarga jenaro." Jenuar menghentikan ucapannya sejenak. ia nampak menahan semua rasa sakit itu. tanganku meraih tangan besarnya. aku berharap kami bisa berbagi rasa sakit itu. walau aku tau sia sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT
Historia CortaReyansha, si berandalan tengil kesayangan Harsa. (Boy-friend) Alana, si wanita terkeren kata Jenuar. (The lost runner) [Free to request]