"REN. GUA UDAH SELESAI BACA NOVELNYA. UWU BENER." Teriakan Arga dari depan kelas jelas terdengar ke seluruh ruangan.
"LU MAH PIKIRANNYA UWU MULU MONYET! BELAJAR KEK!" Balas Rendi, temannya Arga yang sedang sibuk menyalin PR di mejanya.
Arga yang duduk diatas meja guru tertawa, "NGAPAIN ANJIR? LU NYALIN PR JUGA GAADA GUNANYA! MENDING STOP. NGAPAIN NGERJAIN? TETAP TOLOL JUGA"
"Lu liat tuh si Karin. Ngerjain tugas, walau nyontek juga kaya gua." Rendi melirik Karin yang tergesa-gesa menyalin dari buku Wina.
"Sama aja kalian. Mending gua baca novel terbaru J.K Rowling."
Perbincangan antara Arga dan Rendi yang terdengar sampai seisi ruangan, jelas menganggu konsentrasi Karin. Masalahnya dia tadi malam ketiduran dan lupa ada latihan soal Kimia yang harus dikumpulkan pagi ini tepat setelah pelajaran bahasa Inggris selesai.
"Bisa diem gak? Berisik banget!" Protes Karin. Matanya jelas menatap nyalang ke arah Arga.
"Gabisa. Kalo mau tempat tenang, ke kuburan sono."
"Yeeeeee enak aja. Gue sekretaris! Ngapain juga harus keluar kelas!"
"Gua ketua kelas. Mau apa lu?"
"Nyuruh lo diem."
"Gamau dih. Siapa elu?"
"LO TUH YA-"
Anak X IPA 1 pun tau, tiada hari tanpa pertengkaran dua insan perangkat kelas itu. Yang satunya penyulut emosi, yang satunya mudah emosi. Pasangan yang klop.
"Eh apa apaan kalian ini? Karin! Kenapa memukuli Arga?!" Tau tau Miss Elsa sudah berada di pintu.
Arga langsung cepat berdiri dari meja guru. Begitu juga Karin yang langsung duduk di kursinya, Kursi paling depan.
"Karin emang suka mukulin saya bu. Kejam." Arga tentu berpura pura jadi korban. Menjadikan Karin sebagai siswi jahat yang suka memukuli temannya.
"BIASALAH BU. MASALAH RUMAH TANGGA." Ucapan Rendi mengundang tawa dari seluruh kelas, termasuk Miss Elsa. Arga jadi menyengir, beda dengan Karin yang berwajah datar, ah tidak. Nampaknya dia kesal.
"Sudah sudah. Ayo lanjutkan pelajaran kita tentang Tenses masa lampau."
"I opened the cafe yesterday," Miss Elsa membaca kalimat dibuku, lalu beralih ke Rendi, "Rendy, can you please tell us the negative sentences for this one?"
Rendi menarik kerah baju Arga kuat, membuat Arga merasa tercekik, "Ga, Ga, apa Ga?"
"Gua kecekek monyet!"
"Yaudah cepetan bantu guaaa."
"Tinggal nambahin did not doang su," jawab Arga sambil membenarkan kerah bajunya. Walau bodoh di semua pelajaran, tapi Arga nomor satu kalau soal bahasa inggris.
"Oh oke," Rendi berhenti menganggu Arga, dan melihat ke Miss Elsa yang sudah tersenyum pasrah, "I opened the cafe yesterday did not," balas Rendi yakin.
Rendi gak salah. Arga yang salah...
Arga menoleh kebelakang dan memukul kepala Rendi, "tolol! Did not nya ngapain paling belakang?!"
"Lu bilang kan tadi tinggal tambahin did not."
"Males gua ngomong sama pantat keong." Arga berbalik lagi ke posisi awal.
"It's okay Rendi. You can try again in another time," Miss Elsa berbalik membelakangi Rendi dan Arga, menghadap ke Karin, "Karin?"
"I didn't open the cafe yesterday," jawab Karin tanpa babibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT
Cerita PendekReyansha, si berandalan tengil kesayangan Harsa. (Boy-friend) Alana, si wanita terkeren kata Jenuar. (The lost runner) [Free to request]