Bab 1-New City

4 2 0
                                    

Apa yang membuat Na Zera sangat bahagia hari ini?

Sejak umur tujuh tahun, gadis itu tak pernah bertemu lagi dengan sepupunya yang tinggal di kota Simon. Kota Simon adalah kota tempat dimana Zera lahir,namun karena pekerjaan ayah nya, Zera dan keluarga terpaksa harus pindah.

Kini gadis itu sudah berusia enam belas tahun,hal lumrah jika ia sudah sedikit diberikan kebebasan. Hari ini,Zera sedang menunggu Zilfa di bandara Candle,yang jarak nya cukup jauh dari rumah Zilfa.

Omong-omong Zilfa sepupu Zera dari pihak ayah,yang dimana ayah memiliki tiga bersaudara dan semua laki-laki. Salah satu nya Papa Zilfa.

Keadaan bandara tak begitu ramai karena tahun dua ribu dua puluh satu ini,banyak beredar tentang virus kematian yang sudah cukup banyak memakan korban. Semua wajib mengenakan masker dan berjaga jarak.

Kota Pandora belum mengizinkan para murid untuk bersekolah offline,saat kelas sepuluh Zera hanya menghabiskan waktu bermalas-malasan karena daring yang membosankan. Tak ada satupun pelajaran kelas sepuluh yang ia pahami.

"Zera!!!" Suara lantang Zilfa terdengar di penjuru bandara Candle.

Kedua gadis itu saling melepas rindu dengan berpelukan. Namun adegan mereka tak berlangsung lama saat ada cleaning office bandara yang menyuruh mereka untuk menjaga jarak.

Terlepas dari itu,netra Zera menangkap sosok laki-laki yang sedari tadi tersenyum menatap Zera dan Zilfa. Mata nya sangat indah,namun Zera tak dapat melihat persis bagaimana rupa wajah nya akibat tertutup masker.

"Ayo pulang! Mama masak banyak hari ini"

"Wah, untukku? Huwaa terimakasih!" Kata Zera dengan pandangan tak terlepas dari laki-laki tadi.

Ketika Zilfa dan Zera berjalan di depan,Zera sedikit berdekatan dengan Zilfa dan membisikkan sesuatu "laki-laki itu, pacarmu?" Zilfa mengernyit lalu tertawa setelahnya sambil melihat laki-laki yang berjalan di belakang mereka sambil mengantungi telapak tangannya di saku celana.

"Bukan? Syukurlah. Tolong dekati aku dengan dia!!" Zilfa tertawa lagi,cukup membuat Zera mengerucut kan bibir nya seperti bebek.

Karena malu,pada akhirnya Zera mengajak Zilfa berbicara tentang hal lain sampai rumah.

°°

Kehadiran Zera disambut baik oleh keluarga Zilfa. Na Jumyeon, adik laki-laki ayah Zera yang cukup antusias menyambut Zera. Aunty Irena sama hal nya namun tak seheboh Jumyeon sampai memeluk Zera berkali-kali.

"Ayah apa kabar?" Tanya Jumyeon di sebelah Zilfa yang sedang memainkan ponselnya.

"Ayah masih di Pandora. Uncle kenapa tidak pernah berkunjung? Ayah sangat merindukan uncle"

Jumyeon tertawa "uncle sibuk. Ayahmu juga. Siapa yang menyuruh kalian pindah ke Pandora? Kota itu sangat jauh dari Simon." Jumyeon benar,Simon dan Pandora memakan Waktu sekitar 18 jam. Padahal Pandora dan Simon masih satu negara,Neo Zone Country.

"Papa!! Pantatmu menjepit bajuku" Zera tertawa, Jumyeon bangun dari duduk nya untuk mengambil baju Zilfa yang sudah tak berbentuk akibat ulah nya. Papa nya itu hanya menyengir, kemudian menarik anak satu-satu nya untuk duduk di Antara Jumyeon dan Zera.

"Lihatlah! Sifat kalian sangat berbeda. Kapan Zilfa sedewasa Zera?"

"Papa! Don't compare me to zera."

"My daughter is so cute. But papa prefers zera" Zilfa merengut, kemudian memukul bahu Jumyeon dengan keras. Pukulan Zilfa tak membuat tubuh bongsor Jumyeon kesakitan,Jumyeon malah meledek anak nya itu sampai di omeli sang istri.

"Apa kalian tau? Dulu saat Papa masih kuliah,Papa sangat menantikan Zera" cerita Jumyeon membuat Zera dan Zilfa mendengarkan dengan jelas.

"Kemudian papa menikah dengan Mama setelah itu. Sebenarnya papa tidak ingin, Karena papa masih kuliah. Tapi kakek terus saja mengancam papa"

Zera menimpali "Jadi uncle di jodohkan dengan orang pilihan kakek?"

"Iya" jawab Jumyeon singkat.

"Wahh! Berarti papa dan Mama menikah bukan Karena asas cinta?" Zilfa heboh sampai-sampai Jumyeon menjentik dahi anak nya. Mereka sangat terlihat seperti kakak dan adik yang suka bertengkar ketimbang ayah dan anak.

"Papa! Sakit!"

"Tentu papa mencintai mama mu! Papa tidak pernah berpacaran. Mama mu seperti dewi,siapa yang tidak jatuh cinta pada pandangan pertama saat bertemu Mama?"

Zera tergelak,Zilfa menye-menye. Sebagian tidak peduli apa kata papa nya yang sangat menyebalkan itu.

"Kemudian setelah ibu zera hamil,Mama mu juga. Kalian hanya berbeda beberapa bulan bukan? Jaemin juga. Tapi waktu itu keluarga uncle Na Si menetap di kota Wakey"

Zera mengernyit. Jaemin,uncle Na si? Siapa mereka?

"Ahh sudahlah. Papa harus ke kamar sekarang." Jumyeon bangkit dari duduk nya meninggalkan kesan penasaran yang terlintas di pikiran Zera.

Zilfa yang peka dengan keadaan mengajak Zera keluar rumah. Zera hanya ikut saja tanpa banyak tanya.

°°

To be continued...

Na Jumyeon

"Jika orang mengharta tahta kan istri maka aku akan memegang harta,tahta,Zilfa anakku tersayang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika orang mengharta tahta kan istri maka aku akan memegang harta,tahta,Zilfa anakku tersayang"

Jeong Irena

"Ada satu insiden yang tidak diketahui suami ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada satu insiden yang tidak diketahui suami ku. Apa aku harus angkat bicara? Tapi aku tak ingin kehilangan suami ku dan Zilfa"

Illness but a psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang