Pengungkapan

5.7K 190 27
                                    


Hai Guyss
Bagaimana kabarnya hari ini?
Semoga aja baik semua
Owh iya
Jangan lupa untuk tinggal kan jejak yaa🐣
______________________________________________

Happy Reading ✨

Tasya membuka matanya perlahan. Masih gelap. Tasya sudah sadar tadi pagi, dan sekarang dia baru saja bangun dari tidurnya. Hanya warna hitam yang  ada di pandangannya.

Cklek!

Terdengar seseorang membuka pintu ruangan Tasya. Derap langkah mulai terdengar di telinganya, Tasya tidak mengetahui siapa yang memasuki ruangan Tasya.

"Sudah baikan?"

Galen. Suara Galen terdengar lirih, walaupun tidak bisa melihat, Tasya merasakan jika Galen begitu sangat sedih.

Tasya mengangguk.

"Kak Alena gimana?" tanya Tasya.

"Masih belum sadarkan diri," jawab Galen.

"...."

Tasya terdiam. Matanya sebenarnya sudah panas ingin menangis, namun dia mencoba menahannya.

"Boleh Tasya minta tolong?" tanya Tasya.

"Um."

"Panggilkan Kak Fano dan Kak Leo ke sini," ujar Tasya.

Wajah Galen mengernyit bingung. Dia langsung menatap ke arah sofa panjang yang memang di sediakan di ruangan ini. Di sana Fano dan Leo sedang menduduki sofa tersebut, bahkan saat Galen datang mereka sudah duduk di sana.

Leo bangkit dari duduknya, lalu dia buru-buru menghampiri Tasya yang masih berbaring.

"Kita ada di sini dari tadi!" ucap Leo.

Tasya panik, namun dia mencoba menormalkan mimik wajahnya.

"Maksud Tasya, kalian kumpul di deket Tasya sini," ujarnya tersenyum.

"Kamu suka warna biru muda 'kan?" tanya Leo.

Tasya mengangguk lalu tersenyum.

"Kakak pakai baju biru muda sekarang. Menurut kamu cocok? Menurut Kakak ini aneh."

Tasya tersenyum, lalu dia menggeleng. "Kakak bagus kok, pakai kemeja itu, gak keliatan aneh."

Semua yang ada di ruangan ini menatap Tasya bingung, yang benar saja. Leo sedang memakai baju berwarna hitam, bukan kemeja dan tidak berwarna biru muda.

"Tatap mata Kakak!" Leo menyentuh bahu Tasya.

Tangan Tasya semakin bergetar, tangannya juga berkeringat. Mana mungkin Tasya bisa menatap mata Leo, dia juga tidak tahu Leo ada di mana.

"Panggil dokter!" teriak Leo panik.

"Kak Tasya gak papa," ucap Tasya.

Fano menekan tombol di ruangan itu, selang beberapa detik dokter dan perawat memasuki ruangan.

"Tasya tidak bisa melihat!" ujar Leo.

"Ka--kak Tasya ga---"

Leo terlihat panik. Fano langsung menghampiri Leo.

"Kenapa?"

~♡♡♡~

"Kami sudah melakukan uji neurologi kepada Tasya. Kami juga melakukan tes darah dan tes kepekaan pupil. Hasil tes darah Tasya normal. Mata Tasya juga baik-baik saja, karena yang rusak itu adalah saraf-saraf matanya. Ini memang neuritis optik, tapi neuritis optiknya terjadi karena Tasya mengidap multiple sclerosis."

GALENA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang