Menikah?

5.8K 174 4
                                    


Hai Guyss
Bagaimana kabarnya hari ini?
Semoga aja baik semua
Owh iya
Jangan lupa untuk tinggal kan jejak yaa🐣
______________________________________________

Happy Reading ✨

Bugh!

"Bajing*n!"

"Brengsek!"

"Anji*g!

Bugh!

Dito tidak melawan, dia hanya pasrah menerima pukulan demi pukulan yang di layangkan oleh Leo.

"Keluar anji*g!" Leo menarik kerah kemeja Dito lalu dia akan menyeret Dito keluar.

"Le biarin gue ngomong sama Tasya bentar," lirih Dito.

"Keluar!"

"Leo gue mohon!"

Dito melepaskan tangan Leo yang sedang memegang kerah kemejanya, lalu dia berjalan menghampiri Tasya.

"Tasya maaf, maaf sudah merenggut yang bukan hak aku," lirih Dito dengan wajah yang lebam, hidung dan sudut bibirnya mengeluarkan darah, air mata yang terus membanjiri kedua pipinya.

Tasya masih tetap setia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Tasya a--aku akan bertanggung jawab kepada kamu, kepada anak kita. Ayo kita menikah!" ajak Dito.

Emosi Leo semakin terpancing, dia langsung memegang tangan Dito lalu menyeretnya keluar dari ruangan.

Dada Leo naik turun wajahnya memerah menahan marah. Setelah menyeret Dito keluar. Leo langsung menghampiri Tasya.

"Tasya ...."

Tasya menyibakkan selimutnya, lalu dia memeluk leoi erat. Leo mengelus punggung Nindya.

~••••••~

Alena terlihat selalu murung dan banyak melamun.

Pagi sampe sore Alena di jaga oleh orang tuanya, kadang juga orang tua Galen, Malamnya Galen yang menjaga Alena.

"Nih!" Galen menyuapkan buah pir yang sudah di kupas kepada Alena.
Namun Alena tak kunjung membuka mulutnya.

"Makanlah," titah Galen.

Alena mulai membuka mulutnya lalu memakannya.

Wajah pucat, mata yang selalu menatap kosong, tidak banyak bicara. Itulah Alena sekarang. Matanya selalu sembab karena terus menangis jika mengingat anaknya.

Galen masuk ke dalam kamar mandi, di sana dia menangis. Galen juga sedih kehilangan calon anaknya, di tambah dia melihat Alena yang sudah seperti mayat hidup. Bertambah juga kesedihan Galen.

Setelah puas menangis di dalam kamar mandi, Galen membasuh mukanya dengan air, lalu keluar dari kamar mandi.

Alena menatap Galen, Galen langsung menghampiri Alena.

Alena perlahan mengusap wajah Galen, lalu dia mengelap air yang ada di wajah Galen dengan tisu.

"Maaf ...." Alena kembali akan menangis.

"Aku sudah bilang gak perlu minta maaf sayang," ujar Galen kesal.

"Aku bakalan ikhlas ngelepas debay."

Galen mengangguk lalu mengelus kepala Alena sambil tersenyum.

"Galen."

"Um."

"Boleh aku minta sesuatu?" tanya Alena.

"Boleh, apa sayang? Kamu mau apa."

"Malam ini tidur disini yah di samping aku, boleh?"

GALENA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang