VII: Surprise

1.2K 234 22
                                    

𝓮𝓷𝓳𝓸𝔂

🌻

Sasuke meraih ponselnya sesaat setelah ia membuka mata, masih pukul 6 pagi. Beberapa email bisnis dan pesan Itachi dan juga ibunya terlihat di layar ponsel. Sasuke merasakan gerakan kecil di sampingnya.

"Niisan..." suara parau Hinata membuatnya menoleh, Sasuke merapikan rambut panjang yang berantakan itu. "Tidurlah lagi," ucap lelaki itu hendak berdiri.

Hinata meraih tangan Sasuke, memeluk lengannya dan kembali memejamkan mata. Sasuke melepas pelukan Hinata dan mencium puncak kepala gadis itu. "Kau masih mengantuk kan, aku akan menghubungi ibu dan juga aniki tentang kita akan ke Nikko minggu depan." Hinata hanya mengangguk menanggapi Sasuke. Lelaki itu menaikkan selimutnya sampai dagu Hinata, tak ingin gadisnya kedinginan.

Kopi hitam dan laptop menemani paginya. Hinata masih belum memberi tahunya kenapa gadis itu berada di apartemennya kemarin malam. Padahal sore hari Hinata terdengar santai saja, Sasuke juga melihat di cctv yang ia pasang di kamarnya untuk memantau gadis itu Hinata terlihat biasa saja.

Tapi apapun yang terjadi ia senang Hinata mendatanginya. Itu artinya gadisnya masih membutuhkannya, gadisnya masih bergantung padanya. Kalau bisa apapun yang membuat Hinata seperti itu Sasuke ingin berterima kasih.

Harusnya gadis itu lebih sering bergantung padanya. Karena hanya Sasuke lah yang bisa menghibur gadis itu, hanya dirinya seorang.

●○●○

Aroma kopi menyambut Hinata saat gadis itu keluar dari kamar Sasuke, Sasuke masih fokus pada laptopnya di sofa, jujur saja ia masih sangat malu saat ia sadar dirinya telah mengatakan menyukai Sasuke kemarin malam. Ia terlalu terbawa suasana dan tak bisa lagi menahan perasaannya.

Sasuke terlihat biasa saja, lelaki itu memang menciumnya kemarin malam dan mengatakan berbagai kalimat bagaimana ia menyukai Hinata tapi tetap saja Hinata malu dibuatnya sedangkan Sasuke terlihat tenang. Tidak adil!

"Bagaimana tidur mu?" Sasuke masih fokus pada layar laptop, Hinata baru saja duduk dengan air putih di tangannya.

"Nyenyak seperti biasa."

"Hn"

Beberapa menit keduanya masih tak bicara, Hinata asik mengutak-atik saluran TV dan Sasuke memeriksa pekerjaanya. Hinata cukup kesal dibuatnya, hari minggu ini harusnya mereka bisa santai tanpa Sasuke sibuk dengan pekerjaan.

Sasuke melirik gadis disampingnya saat Hinata membuang nafas kasar. "Ada apa?"

Gadis itu terkejut dan menoleh pada Sasuke, "Niisan terlalu sibuk, ini hari Minggu! Niisan harusnya bersantai..." keluhnya.

"Bersantai dan memanjakan mu?" ucap Sasuke menggodanya. Wajah gadis itu berubah memerah, menatap TV yang sedang menayangkan ramalan cuaca hari ini dan besok.

Sasuke menutup layar laptopnya, menaruh di atas meja dan menarik pinggang Hinata untuk duduk di atas pangkuannya.

" N-Niisan!!" seru gadis itu terkejut sekaligus malu.

Sasuke memang suka memanjakannya tapi tidak pernah yang seperti ini. Gadis itu bisa pingsan.

"Kau bilang aku harus beristirahat," ucap Sasuke lagi dengan nada menjengkelkan ditelinga Hinata. Tangan kiri Sasuke masih memeluk posesif pinggangnya dan tangan kanan memainkan rambut panjangnya. Sasuke bilang ia menyukai rambut Hinata yang panjang, itulah kenapa gadis itu tak ingin memotong rambutnya itu.

Paradise ● SasuHina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang