XVI: Little Lie

998 184 41
                                    

𝓮𝓷𝓳𝓸𝔂

🌻

.

Warning any typos

.

"Aoi!Aoi! Ano Sora!!" suara lengkingan Ino terdengar di ruangan karaoke yang telah dipesan itu. Botol dan gelas-gelas berisi minuman menghias meja besar di sana, mulai dari mocktail, cocktail berasa hingga botol vodka ada disana. Hinata menyesap mocktail nanas miliknya, merasa terhibur dengan penampilan Ino tadi. Beberapa orang di dalam ruangan itu sudah pernah ia temui, di pantai dan beberapa kalo di kafe milik Konan. Bahkan gadis dengan rambut berwarna kebiruan itu juga sudah datang bersama kekasihnya.

"Hinata? Kau tidak ingin menyanyikan satu lagu?" Hidan dengan scotch di tangannya ia memberikan mic kepada Hinata. Ino yang memegang mic satunya segera menarik Hinata berdiri, berucap untuk memilih lagu yang ingin ia nyanyikan.

"Ayo pilih Hinata-chan!" seru Ino bersemangat, gadis blond itu sudah menghabiskan gelas cocktail yang ia pesan dan berakibat sedikit tipsy dan terlalu bersemangat. Hinata yang terbawa suasana juga terlihat menikmati keramaian di dalam ruangan ini, tak tahu bahwa ponselnya terus bergetar sejak ia berdiri.

Malam sudah semakin larut, Kisame, lelaki yang tengah berulang tahun membayar dan yang lainnya menunggu lelaki bertubuh tinggi besar itu. Ino terlihat mabuk.

"Setelah ini kami akan melanjutkan pesta di club malam, kalian ingin ikut?" ajak lelaki berambut merah pada Hidan, tak lupa melirik pada Hinata dan Ino yang tengah memeluk lengan Hinata erat karena mabuk tadi. Hinata menundukkan kepalanya, sesekali melihat kearah Sasori, lelaki telah membawa Ino kedunia wanita sesungguhnya. Wajahnya memerah, Hinata juga tadi mencoba cocktail milik Ino dan membuatnya sedikit pening.

"Aku akan menyusul, lihat dua gadis itu..." ucap Hidan menunjuk Ino dan Hinata, "Aku sudah berjanji akan mengantar Hinata pulang dan juga Ino."

Sasori tertawa pelan, "Lihatlah Deidara, padahal Ino adalah adiknya tapi dia malah asik tertawa bersama Tobi."

"Dia memang gila" balas Hidan.

Setelah berpamitan dengan kelompok itu Hidan segera pergi melaju menuju rumah Ino yang terlampau dekat dari karaoke itu, dan Hidan juga takut kalau Ino muntah di dalam mobilnya karena keadannya yang sudah cukup teler itu.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 11 malam saat mobil Hidan mendekat pada kawasan apartemen Hinata. Lagu pop rock terdengar dari mobil lelaki dengan rambut perak itu, sungguh sangat Hidan. Sebenarnya Hinata cukup was-was, ponselnya mati dan ia tak sempat mengabari Sasuke sejak panggilannya tak diangkat lelaki itu beberapa jam lalu. Hinata yakin ponselnya pasti sudah dipenuhi dengan pesan dan panggilan tak terjawab dari Sasuke.

●○●○

Mobil Hidan berhenti tepat di depat gedung apartemen Hinata, tentu saja daerah sekitarnya sudah mulai sepi. Hinata turun dan berpamitan pada lelaki itu.

"Kapan-kapan kau harus ikut lagi kalau ada acara" ucap Hidan setengah tertawa.

Hinata tersenyum simpul menaggapi, tak ingin juga terlihat menolak mentah-mentah tawaran Hidan.

"Terimakasih Hidan-san, maaf kau jadi harus repot-repot mengantarkan ku da Ino-chan padahal kau masih harus bersama teman-teman yang lain."

Hidan menggoyangkan tangannya di depan wajahnya, "Santai saja Hinata." Hinata melambai pada Hidan yang mulai menjalankan mobilnya, dan kemudian menarik nafasnya dalam, merasakan kepala yang masi sedikit terasa ringan dan tak nyaman. Gadis itu menaiki tangga dan berdiri mengambil kunci apartemennya dan membuka perlahan, lampu di dalam mati, tak ada tanda seseorang berada di dalam. Tentu saja, karena Hinata tinggal sendirian, akan lebih horor kalau tiba-tiba ada seseorang di dalam apartemennya sekarang.

Paradise ● SasuHina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang