Bukannya reda, semakin malam hujan semakin lebat ditambah guntur bergemuruh. Petir menggelegar ditambah tiupan angin yang berhembusan begitu kencang.
Yoola mengelus perut buncitnya berdiri didepan jendela ruang tengah semabari melihat gelapnya malam dan hujan diluar sana.
Tiba-tiba seseorang menyentuh pundaknya membuat Yoola terlonjak kaget.
"Papa ngagetin ihh."
"Mama gak tidur? Ini udah jam setengah dua belas loh." Sadam bertanya seraya memeluk pundak istrinya.
Yoola menggeleng pelan "Mama ngak bisa tidur"
"Kenapa gak bisa tidur? Ini udah malam loh" ujar Sadam lembut
Yoola menggeleng "gak tau kenapa aku tu...
Tok... Tok... Tok...
Ketukan pintu membuat kalimat Yoola terpotong, Yoola dan Sadam diam menatap satu sama lain.
Keduanya menatap satu sama lain dan pastinya perasaan takut muncul, siapa juga yang bertamu malam seperti ini apalagi dalam keadaan saat.
"Pa siapa?" Yoola mencengkram kuat koas navy Sadam karena ketakutan.
"Mama disini aja ya, papa lihat bentar."
Yoola mengangguk takut-takut dan entah kenapa tiba-tiba hawa disini medadak mencekam dan begitu dingin membuat bulu kuduknya berdiri.
"Ma... Mama!" Sadam berteriak dari luar
Yoola yang mendengar teriak suaminya bergegas menghampiri Sadam dengan langkah lebar,
Saat sampai betapa terkejutnya Yoola saat melihat seorang kakek terduduk lemas dilantai sembari merintih kesakitan memegangi perutnya.
"La.. lapar." ujar sang kakek begitu lemas.
Tubuh sang kakek begitu kurus dan pakaian nya begitu lusuh
"Pa ambilin makanan cepat."
Sadam mengangguk dan langsung berlari masuk kedalam mengambilkan makanan untuk sang kakek.
Yoola berjongkok meyamakan dirinya dengan sang kakek "Kakek tunggu bentar ya. Ayo masuk dulu kek, disini dingin."
Kakek itu menggeleng lemas "Disini aja.."
Yoona menatap penuh kasihan kepada kakek itu, wajah sang kakek begitu pucat pikir Yoola pasti sang kakek belum makan sedari tadi
"Kalau begitu Saya ambilkan selimut dulu ya kek?"
"Jangan." lagi-lagi kakek itu menolak, "Berapa usia kandunganmu?" Tanya sang kakek tiba-tiba
"Baru masuk sembilan bulan kek."
Kakek tersebut tersenyum pandangannya menatap perut buncit Yoola.
"Kau beruntung. Dia akan menjadi anak laki-laki yang pintar, Tuhan memberkati anugerah yang besar padanya Rawat dia dengan baik."
Yoola tersenyum "Sudah pasti Saya akan merawatnya dengan baik kek." balas Yoola lembut.
"Kau harus bisa melindungi putramu, dia akan menjadi incaran para iblis kelak" sesaat mengatakan itu tiba-tiba petir menggelar
Hal itu membuat Yoola terkejut dan reflek menutup mata dan kedua telinganya menggunakan telapak tangannya
"Ma.. Kakeknya mana?" Sadam berdiri diambang pintu dengan mimik wajah terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAZE
HorrorSebuah teror teka-teki misterius terus muncul di kehidupan Jevan. Hingga teman-temannya yang lain ikut terlibat didalam teka-teki misterius itu. Memang teror misterius itu bertujuan untuk Jevan saja tetapi, kini juga meneror ke teman-temannya. Bukan...