Part 2. 👻

224 43 6
                                    

Jevan, Galaksi dan Khael saat ini sedang duduk dikantin sembari menemani Arlo yang sedang sarapan

"Emang nyokap lo nggak masak dirumah ar?" Tanya Khael sembari menatap adik tingkatnya itu yang begitu menikmati sarapannya

"Nyokap enggak, asisten yang masak" jawab Arlo dengan mulut yang masih penuh nasi goreng

"Terus kenapa Lo gak makan dirumah?" Tanya Jevan ganti

"Gapapa ngabisin diut aja" jawab Arlo diakhiri cengirannya

Jevan, Galaksi dan Khael sama-sama memutar bola mata. Mereka melupakan fakta kalau Arlo adalah anak sultan setelah Rafathar

"Jangan lupa pelajaran pertama ulangan matematika"

Khael menepuk jidatnya mendengar ucapan Galaksi "Bangsat gue belum belajar"

"Emang sejak kapan lo belajar" seru Jevan yang memang sudah sangat hafal dengan kelakuan temannya ini

Khael menjentikkan jarinya didepan wajah Jevan "Nah itu bener lo tau"

Arlo tertawa disela-sela sarapannya "Pinter banget lo bang, peringat berapa lo?"

"Jangan ngledek khael lo ar,gini ginj dia peringkat 5" ujar Galaksi dengan nada yang sangat bangga

"Beneran?" Alro sedikit terkejut dengan pertanyaan Jendra tapi banyak tak percaya

Karena modelan seperti Khael mana mungkin dapat lima besar, karena sekolah bagi Khael itu enam puluh lima persen Khael tidur dua puluh lima persen Khael gunakan untuk tebar pesona ke adik tingkat

Dan sisanya Khael gunakan untuk bermain dengan pak zulkidin

"Lima bawah" ujar Jevan dan Khael barengan

Khael menjabat tangannya ke Jevan

"Udah gua duga"

***

Sedari tadi Jevan hanya embolak-balik kertas yang berisi soal-soal matematika tanpa bisa mengerjakan nya

Dilirik Galaksi yang duduk tak jauh darinya, bukanya mengerjakan Jendra malah asik menggambar dikertas soal matematika dengan wajah pak key yang ditambahkan jenggot

Didepannya ada Raska yang sangat tekun mengerjakan soal, sudah tidak heran lagi Raska termasuk salah satu murid yang pandai dikelas ini, apalagi matematika adalah mapel favorit Raska.

Dan satu lagi teman Jevan yang tidak berguna siapa lagi kalau bukan Khael, bukanya mengerjakan Khael malah tidur hingga membentuk pulau di kertas soal matematika.

"Bisa gak?" Tanya Galaksi tanpa suara agar pak key tidak dengar

Jevan menggeleng "Nggak bisa,ini soal susah banget bangsat." balas Jevan dengan suara pelan.

"Sana lu minta jawaban sama Raska" Galaksi menunjuk Raska dengan dagunya.

"Anjir nantj ketauan pak_"

"Galaksi, Jevan!!"

Galaksi dan Jevan langsung pura-pura mengerjakan soal, bisa-bisa pak Jey tau padahal mata nya sedang membaca koran, apa mungkin pak key punya Indra ke enam

Kalau sudah begini jalan satu-satunya adalah pasrah menggu jawaban dari Raska saja, lebih baik ia tidur seperti Khael

Jevan mulai memejamkan matanya baru beberapa menit Jevan merasakan seseorang sedang menarik-narik kakinya

Memang teman-temannya sangat jail, Jevan yakin kalau bukan Galaksi pasti Khael

Jevan kembali menegakkan duduk langsung melihat kebawah tepat dikakinya, kemudian menatap teman-temannya

terus yang narik kaki gue siapa tadi
batin Jevan setelah melihat Galaksi dan Khael tidur

Sungguh tadi Jevan merasa ada yang menarik-narik kakinya bahkan sentuhannya pun begitu terasa

Jevan mencoba tidak peduli, membuang pikiran negatifnya dan ia yakin tadi itu hanya halusinasi saja

"Kamu gak halusinasi kok"

"WOII" Jevan berteriak terkejut sesaat mendengar suara perempuan ditelinga kanannya

"Jevan kamu kenapa teriak!!!" Pastinya pak Jey juga terkejut dengan teriakan Jevan, bukan hanya pak key Khael yang sedang tertidur saja langsung terbangun mendengar teriakkan nya

Semua teman sekelasnya juga pastinya terkejut, mereka menatap Jevan karena sedikit terganggu dengan teriakan nya

"Ma... Maaf pak"

"Sekali lagi kamu buat ulah keluar dari kelas, dan semua kembali mengerjakan"

Kali ini Jevan yakin kalau ia tidak sedang berhalusinasi karena sungguh suara perempuan itu sangat jelas ditelinga kanannya

Suaranya terdengar sangat kecil dan begitu lembut

Kalaupun ada seseorang disamping kanannya itu tidak mungkin sebab kanan Jevan adalah tembok dan Jevan duduk dipojok bangku kiri paling belakang

"Jevan" Suara itu lagi kali ini terdengar tepat dibelakangnya

Jevan tak berani melihat kebelakang sebab Jevan juga merasa seperti ada seseorang tepat dibelakangnya

Jevan melihat teman-temannya, apakah mereka tidak mendengar suaranya atau hanya ia saja dikelas ini yang mendengar wajahnya

"Jevan lihat aku dong"

Bulu kuduk Jevan meremang, Jevan menutup rapat-rapat matanya karena sekilas tadi Jevan melihat wajah seorang perempuan disamping wajah kanannya

Jevan keringat dingin tubuhnya mendadak menggigil Jevan membaca membaca do'a didalam hatinya

"Buka Matanya dong"

Tubuh Jevan mendadak kaku tidak bisa digerakkan ia ingin lari dan berteriak minta tolong tapi tidak bisa

Jevan hanya mampu memejamkan matanya dan melafalkan do'a didalam hatinya

"Jevan!!!"

"Jevan hey bangun!!"

Jevan langsung terbangun begitu mendengar suara pak Jey yang membangunkan nya

Jevan membuka matanya dengan nafas tersengal-sengal seperti orang baru saja berlari maraton

Jevan juga melihat teman-temannya juga saat ini mendekatinya, Galaksi dan Khael juga sudah berada disampingnya

Dihadapan nya Raska menatap nya dengan tatapan tampak begitu khawatir

"Minum dulu" pak Jey menyerah botol minum kepada Jevan

Jevan langsung meminumnya dan langsung habis dalam satu tegukan

"Sa... Saya kenapa ya pak?" Tanya Jevan kebingungan

"Kamu lihat apa?" Tanya pak Jey

Jevan mendadak terdiam matanya menatap ke luar kelas dengan tatapan kosong
Jari telunjuknya tiba-tiba mengarah keluar kelas, menunjuk sesuatu "dia nunggu Jevan diluar pak"



Ternyata capt ini salah keseluruhan untuk nama Galaksi,tapi udah aku ubah kok.Maaf ya huhu🤸‍♀️🥲💓

MAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang