Part 1 👻

281 47 23
                                    

Wanita dengan rambut panjang yang tergerai acak-acakan itu sedari tadi terus menerus mengejar Jevan, Jevan pun tak tau alasannya kenapa dia terus mengejarnya

Wajahnya sangat menyeramkan, Jevan melihat terdapat luka bakar diwajahnya seperti melepuh ditambah nanah dan banyak luka di sekujur tubuh wanita seram itu, Jalannya pun terseok-seok

Meskipun jalannya terpincang, tapi wanita seram itu mampu menyamai lari Jevan yang sangat kencang.

Padahal Jevan sudah berlari sekencang mungkin tapi kenapa wanita itu selalu bisa menyamai larinya

Sudah berkali-kali Jevan mencoba mengeluarkan suara minta tolong namun kenapa rasanya begitu berat, seolah-olah mulutnya ini sedang dibungkam

Jevan masih terus berlari tanpa arah sesekali menoleh kebelakang memastikan bahwa wanita seram tersebut sudah tidak mengejarnya lagi.

Sungguh Jevan sangat ketakutan saat ini, Jevan sudah berlari sejauh mungkin dan anehnya tidak menemukan satu pun orang dihutan yang begitu luas ini

Dan yah, Wanita seram itu masih terus mengejar Jevan dengan tatapan mata merah tajam yang begitu menusuk.

Jevan berlari sekencangnya sembari membaca doa yang sudah mama nya ajarkan selama ini dan sesekali Jevan menoleh kebelakang, melihat apakah wanita seram itu masih mengejarnya

Jevan sedikit bernapas lega ketika melihat wanita seram itu sudah tidak mengejarnya, sepertinya sudah tertinggal jauh dengan larinya.

Kali ini Jevan bisa bernapas lega, Ia bersandar di bawah pohon beringin besar sambil menetralkan deru nafasnya yang ngos-ngosan

Jevan melihat sekeliling, hutan ini tampak begitu asing baginya, Ia benar-benar tidak tau dimana letak hutan ini Jevan juga merasa tidak pernah datang ke hutan ini

Jaemin terkejut karena tiba-tiba ribuan burung gagak terbang di atas nya.

Ribuan burung gagak itu tiba-tiba menghilang sesaat setelah itu sebuah cairan kental berwarna merah pekat mengenai hoodie hijau yang sedang dipakainya.

Jevan cium cairan kental tersebut, sungguh baunya begitu amis seperti bau darah segar.

Cairan itu kembali menetes lagi, perlahan Jevan mendongak ke atas pohon dan Jevan sangat terkejut ternyata wanita seram tadi berada tepat di atasnya dengan posisi kepala dibawah bergelantungan seperti kelelawar.

Wanita seram itu menyeringai sembari menatap  Jevan tajam dengan seluruh matanya berwarna hitam gelap

Jevan hanya bisa mundur beberapa langkah saja. Tapi tidak bisa berlari kakinya seperti sudah  di paku, tubuhnya juga mendadak kaku tidak bisa digerakkan.

Wanita seram itu bergerak turun dari atas pohon menghampiri Jaemin dengan jalan merangkak seperti hewan, badan wanita itu penuh dengan darah dan kukunya sangat panjang berwarna hitam..

Wajahnya dua kali lipat lebih seram dari yang mengejarnya tadi

Semakin dekat semakin tercium pula bau amis dari darah tersebut, rasanya Jevan ingin mutah sekarang juga.

Jevan ingin menutup matanya saat Tepat wajah wanita seram itu berada didepan nya, matanya yang bulat itu melotot menatap Jevan dengan jarak yang begitu dekat.

Jevan sangat ketakutan keringat dingin bercucuran dipelipisnya, badannya juga gemetaran.

Wanita berwajah seram itu semakin mendekatkan wajahnya pada Jevan seraya berbisik.

"Mati!!!"

"HAH!!!" Jevan terbangun dari tidurnya, lagi-lagi itu semua hanya mimpi buruk saja.

Sudah sering Jevan mimpi buruk seperti ini bahkan hampir setiap hari

Jevan mengusap keringat didahinya, Ia melihat jam dia atas nakas menunjukkan waktu pukul dua dini hari.

Jaemin berusaha memejamkan matanya lagi dan mencoba melupakan mimipi buruk itu

***

Lagi dan lagi Jevan mendapati luka memar dilengan kanan nya, luka memar berwarna keunguan cukup lebar seperti luka tonjokan hanya saja ini tidak sakit

"Kok bisa sih, perasaan kemaren gak gini" ujar Jevan bingung dengan keadaan nya saat ini

"SAYANG TURUN, SARAPANNYA UDAH SIAP" Teriak Yoola, mama nya

"IYA MA" balas Jevan dengan segera memakai seramanya.

Beruntung memar ini bisa ditutupi dengan bajunya kalau tidak mamanya pasti akan mengomelinya

Jevan menuruni tangga rumahnya dengan cepat menuju meja maka, dimeja makan sudah ada Jeffran abangnya

"Pagi Ma" sapa Jevan kepada mama nya.

"Pagi sayang." balas Yoona seraya menata makanan dia atas meja makan.

Jevan duduk disamping Jeffran yang begitu fokus dengan ponsel nya. Jevan sedikit moncongkan badannya melihat apa yang sedang dilihat kakak nya Jeffran

"Dih wibu" ledek Jevan

"Mata mu cok, gue bukan wibu"

"Lha kok ngamok"

"Ya Lo gak usah ngeledek gue monyet"

Jevan tertawa kemudian mendekatkan dirinya ke Jeffran "becanda anak setan"

Sungguh kalau Jevan bukan adiknya Jeffran pasti akan menyeret anak itu dan membuangnya ke laut agar disantap megalodon

"Adek jangan gangguin Abang terus iih" Yoola datang dari arah dapur sembari membawa dua piring berisi ayam dan ikan

Jevan tertawa mengledek Jeffran, sedangkan Jeffran mencoba tidak peduli karena Jeffran sudah kebal dengan adiknya yang super jail itu

Yoola duduk didepan Jeffran dan Jevan memulai sarapannya, sedangkan papa nya saat ini sedang diluar kota urusan pekerjaan sejak kemarin, mungkin akan pulang Lusa atau tidak Minggu depan

"Abang kemarin pulang jam berapa?" Tanya Yoola disela-sela sarapannya

"Jam setengah dua malam" jawab Jeffran diakhiri cengirannya

"Marahin ma, masak anak perawan pulang malam-malam"

Jeffran menendang kaki Jevan yang berada dibawah meja "gue perjaka"

"Iya itu maksud Adek"

"Adek juga kenapa jam setengah tiga belum tidur malah begadang ditaman belakang" ujar Yoola membuat Jevan seketika terbengong

"Kok... Kok Adek ma?"

"Iya Adek mau siapa lagi, terus semalam tidur jam berapa?"

Jevan terdiam, sungguh kemarin malam Jevan tidak begadang bahkan Jevan tidur lebih awal dan terbangun pukul dua dini hari karena mimpi buruk itu

Dan setelah mimipi buruk itu pun Jevan langsung tertidur

"Be... Beneran mama lihat Adek ditaman belakang?" Tanya Jevan takut-takut

Yoola mengagguk "mama juga suruh kamu tidur kamu malah jawab bentar ma lagi main"

Nafas Jevan tercekat, Jevan yakin itu bukanlah dirinya sungguh

"Hehe iya itu Adek" ujar Jevan bohong. Kalau ia mengatakan tidak sudah pasti mamanya akan kebingungan dan ketakutan, apalagi mamanya ini sangat penakut

Dan sarapan kembali berlanjut, walau Jevan masih terpikirkan dengan ungkapan mamanya

Kalau pun itu bukan dirinya lantas siapa, apakah ada seseorang disini selain mereka, seorang yang tidak bisa terlihat.

see you
♡˖꒰ᵕ༚ᵕ⑅꒱

MAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang