2

35 2 0
                                    

Ponsel Bima tertinggal saat terburu-buru menuju kampus, kebetulan aku juga harus ke kampus untuk kelas siang.

Ting..

Satu pesan masuk.

"Bukan hape-ku? Oh punya Bima"

Layar ponsel Bima kunyalakan, menampakkan beberapa notifikasi masuk dan wallpaper foto kita berdua tengah asik berebut es krim. Foto yang diambil secara mandiri dengan tripod.

"Alisa?"

Satu nama yang sejujurnya sedikit merusak suasana perasaanku, sejauh ini cuma nama itu yang membuatku hampir membencinya setara dengan membenci separuh isi dunia. Oke itu berlebihan.

Aku tiba di kampus, mencari Bima yang biasanya berkumpul dengan teman-temannya di kantin dekat gedung fakultas-ku.

"Bima!"

"Ra?"

Ponsel yang hampir ku serahkan ke pemiliknya berdering kencang, membuatku terkejut dan tanpa sengaja menjatuhkannya. Bima dengan cepat meraih dan menerima telepon yang masuk, aku sendiri tengah melihat perubahan ekspresi Bima, wajahnya terlihat khawatir, jauh lebih khawatir dibanding ketika aku mengeluh terkena siraman air panas.

"Tunggu disitu, gue kesana"

Bima sekilas menatapku, seolah memberi perintah untuk menunggu bersama dengan teman-temannya. Berhubung aku memiliki jam kelas, maka aku pamit dan berjalan menuju gedung dekat kantin.

Ekor mataku menangkap ke arah mana Bima pergi, dan kini pikiranku kembali dipenuhi banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang aneh.

~~~

Apartemen kecil ini nampak cukup berantakan, aku ingin sekali membereskannya namun tubuhku jelas menolak. Tiduran di sofa setelah setengah hari dipusingkan dengan banyak tugas dan kelas merupakan hal yang menyenangkan.

"Ra?"

Sudah pasti Bima, siapa lagi yang akan memanggil namaku seperti itu selain dirinya?

"Miss you"

Dengan bobot tubuhnya, aku dapat merasakan beberapa tulangku serasa ditimpa beban berat, maksudku Bima 10 kg lebih berat dari aku yang ringkih.

"Udah ketemu gini masih kangen?"

"Heem"

Pelukan Bima mengerat, wajahku tenggelam di perpotongan bahu dan lehernya, menghirup aroma musk yang bercampur dengan wangi alami tubuhnya, jenis pheromone yang hanya dimiliki Bima.

Namun aku menyadari sesuatu.

"Alisa peluk kamu lagi ya?"

Pertanyaanku tak langsung dijawab Bima.

"Bima?"

"I'm sorry, Ra"

Ternyata memang perkataanku tak akan bisa membuat Bima menurutinya dalam sekali ucap. Aku tak begitu merasa sedih, aku hanya kecewa.

"Never do that again, i promise you"

---

Not MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang