II. RODA KEHIDUPAN

2.2K 7 0
                                    

RINDU LAYU

Aku daun resah menunggu...
Hampir habis sudah hijauku...
Mati mulai merayu...
Tersedu merindu layu...

Suryaku pergi mengusap bukit barat....
Terkapar sunyi, dingin malam mendekap...
Alam tak tahu, aku rapuh...
Menunggu layu...

Dalam diam kucoba merenung...
Rindu layuku bukanlah madu...
Harap manis, datanglah pahit baru...
Namun apa daya, sinarku tak kunjung datang....

Doaku padamu....

Andai rindu layuku direstu....
Layulah aku, bersama waktu...
Andai rindu layuku masih merindu...
Sinari aku dengan seberkas cahayamu...
-----------------------------------------------------------

SESALKU

Kala kurasa kubukanlah dewa...
Hanyalah satu dari sekian silsilah adam dan hawa...
Pendosa yang tak kuat menahan derita...

Lebih parah sesalku datang...
Di kala derita itu adalah karma...
Warisan dosa yg tlah tercatat...
Di telapak tangan sang penguasa...

Ampuni hamba, sesalku tlah datang...
Ampuni hamba sesalku terlambat...
Andai saja waktu bawaku kembali...
Ingin kubuang busuklah sudah...

Andai kutahu biji pahit kan berbuah manis...
Manisnya benih tlah kurampas habis...
Tinggal sesalkulah buah terasa pahit...
Telan kucoba, ragaku meraung sakit...

Kini sadarlah sudah....
Langkah kucoba, kaki tertatih...
Dalam tangis sesalku mencoba...
Merangkai asa obati luka...

---------------------------------------------------------------
DI BAWAH GUBUK JERAMI

Hai malam, datang dan bersaksi....
Hari ini aku tlah menanam benih mimpi...
Tekadku bulat menjadi pejuang sejati...
Tanpa tongkat sakti, berbekal besar hati...

Hai malam, datang dan bersaksi....
Aku ini takjub akan kemegahan alam...
Beriku hidup pun tempat bernaung...
Gubuk jeramiku, pondok istanaku...

Pagiku cerah, siangku terik...
Tubuhku gerah, lelahku hardik...
Pahamku masa, kan berjalan ke depan...
Tak pahamku rencana Tuhan kan sesuai angan...

Hai malam datang dan dengarkan...
Tulisanku untuk hari yg tlah lalu...
Terimakasih suka, terima kasih duka...
Kan kubawa kau bekal menuju cahaya...

Impianku trus kubawa...
Hingga impian bukan lagi impian...
Harapan bukan lagi harapan..
Hingga akulah yang menjadi impian dan harapan...
----------------------------------------------------------------

NADA KEHIDUPANKU

Hai senja berlangit merah...
Dimana bintang mulai tampaklah cahayanya....
Daku berseru nyaring, hariku penuh cerita...
Bertabur kasih, bertabur cinta, lembar kutuliskan memori baru...

Hai malam berlangit hitam...
Dimana seribu bintang tampaklah kilaunya...
Daku berseri, berbaring lelah, mengusap peluh...
Bertabur doa, kuungkapkan syukur, hari lamaku tlah usai....

Hai pagi berlangit biru...
Dimana satu bintang tampaklah meganya...
Daku beruntung, bernafas lepas, mengemban mimpi...
Bertabur angan, gerakkan tangan, hari baruku tlah kumulai...

Sang dewa masih merasa aku layak...
Nikmati irama dan nada kehidupan penuh problema...
Hati terhormat, lagu kudendangkan kepada Dia yang Mahatinggi...
Bersaksi rahmat, mimpi sempurna adalah hidup....
-----------------------------------------------------------------

-Angelho Johannes-
Ruteng, Mei 2021

PUISI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang