Wajah

7 1 0
                                    

(Creepypasta)

     Seorang laki-laki berhoodie sedang berdiri di seberang jalan sembari menatapku tajam. Tak lama, ia menyeberangi jalan dengan tergesa-gesa. Langkah kakinya seolah menuju ke tempatku berada saat ini. Laki-laki itu terlihat familiar namun entah mengapa nampak amarah menyelimuti mimik wajahnya yang pucat pasi. Tanpa pikir panjang, kupeluk koperku dan berlari. Perasaanku tidak enak, sepertinya laki-laki itu berniat jahat padaku.

Laju kakiku semakin bertambah cepat tatkala melihat laki-laki itu juga berlari mengikutiku. Dengan nafas tersenggal-senggal dan detak jantung yang memburu hebat, aku terus memacu kakiku yang mulai terasa nyeri.

"Kembalikan!" teriaknya. Laki-laki itu meneriakkan kata yang sama berulang kali. Aku tidak mengerti apa maksud ucapannya. Apa yang harus aku kembalikan padanya?

Tanpa kusadari, perlahan tali sepatuku mulai kendur dan terlepas. Naas salah satu kakiku malah menginjak tali sepatu, akibatnya tubuhku pun terpelanting ke depan dan koper yang ku bawa terlempar sejauh tiga meter dari tempatku jatuh.

Tak peduli dengan rasa sakit dan nyeri yang mulai menjalar di kening serta pergelangan kaki, aku berdiri dengan cepat.

Aku menoleh ke belakang. Kuedarkan mataku menerawang nanar, memastikan kalau mungkin laki-laki itu bersembunyi untuk bersiap menyerangku. Namun tak ada siapapun di sana, laki-laki itu menghilang bak ditelan bumi.

Dengan terpincang-pincang, aku berjalan berniat memungut koperku. Kubuka koper itu untuk memastikan keadaan di dalamnya setelah guncangan tadi.

Srek

Terdapat sebuah hoodie di dalamnya.

Kusingkirkan hoodie itu untuk melihat isi di baliknya. Sesaat aku tertegun, satu pertanyaan muncul di kepalaku: "Kenapa wajah mereka sama?"








Jangan lupa VoMent ya, kritik dan saran sangat membantu. Terima kasih dan selamat malam^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jangan Baca Malam-MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang