🌻(Nama yang cantik)

3 3 0
                                    

Beneran kalian baca sampe sini? Kalo emang iya makasih banyak yang tidak terhingga dari akuu si Ratumerah.

Syani duduk di pinggir kasur. Dia sedang mengamati foto seorang lelaki.

"Pa, Syani kangen," lirih Syani. "Syani pengen banget ketemu bapak," Syani menekan kata dibagian 'pengen banget'.

Setelah dirasa cukup. Syani menaruh foto itu di bawah bantal. Lalu keluar kamarnya menuju dapur, ia berniat untuk membantu ibunya.

"Eh Syani," sambutan hangat dari mulut Nima sesampainya Syani di dapur.

Syani duduk di depan Nima. "Aku aja yang bungkusin,"

Nima tersenyum lebar. Dia beralih melanjutkan memotong bolu yang belum selesai dipotong dan membiarkan Syani melanjutkan aktivitas membungkusnya.

"Besok ada PR nak?"

"Ada," jawabnya singkat.

"Udah kamu kerjain? Kalo belum kerjain dulu aja, gausah bantu ibu. Ibu bisa ko sendiri,"

"Udah dikerjain ko," jawab Syani, ia masih belum menatap lawan bicaranya.

"Oh gitu,"

Hening. Selalu begitu, tidak akan ada percakapan di antara mereka berdua jikalau Nima tidak bertanya.

"Sampai kapan kayak gini terus," batin Nima sambil terus memotong.

🌻🌻🌻

Pagi telah tiba. Matahari sudah mulai menaik memancarkan sinarnya. Ali memarkirkan motornya di parkiran khusus untuk motor yang disediakan oleh sekolahan.

"Sampeee," ucapnya sembari turun dari motor. Ia melepaskan helmnya. Lalu bergegas pergi dari sana.

"Pokoknya kalau hari ini gue ketemu dia, gak akan gue biarin dia pergi sebelum kasih tau namanya atau gak kelasnya." ucapnya dengan tegas di tengah-tengah perjalanan.

"Woy." seseorang menepuk pundaknya. Ali menoleh.

"Kirain siapa bro."

"Pagi bro Ali."

"Pagi juga bro Gaga." balas Ali. Gaga tertawa.

"Kenapa ketawa?"

"Kaga kenapa-kenapa." ucapnya sambil geleng-geleng kepala.

Ali mengernyit heran. "Dih aneh,"

🌻 🌻 🌻

Bel berbunyi. Istirahat pun tiba. Pak Akkash keluar dari kelas 11 IPS 4.

"Hayu ah ngantin," ajak Dito pada kaumnya. Serentak pada berdiri. Kecuali Ali.

"Bro Li hayu ngantin," ajak Gaga saat melihat Ali masih duduk.

"Sok aja bro gue gak ngantin dulu," Ali menjawab.

"Yaudah kita duluan ya," ucap Gaga pada Ali.

Ali mengangguk sebagai jawabannya.

🌻🌻🌻

Di perpustakaan.

Ali celingak-celinguk mencari seseorang. Dalam hati berdoa agar seseorang yang dicari ada di sini.

"Mana sih?!" Ali menyerah. "Balik aja deh. Udah muter-muter juga gak ada," ia bergegas untuk pulang saja ke kelas. Tiga langkah lagi Ali sampai di pintu. Tapi Ali tidak melanjutkan langkahnya melainkan berdiam. Bibirnya membentuk sebuah lengkungan saat melihat seseorang yang baru saja masuk.

"Ternyata baru datang dia," dengan cepat Ali mendekat.

"Hai," sapa Ali saat sampai di depan seorang perempuan yang bernama Natasya Ninamas.

"Hai," balas Syani tidak pakai senyuman.

"Masih inget gue?" kalimat itu lagi yang keluar dari mulut Ali.

Syani mengangguk.

"Dari tadi gue nungguin lo tau," Ali melotot kaget. Sadar akan ucapannya barusan. Sangat jujur bukan?

Syani mengernyit heran. "Ada apa?"

"Ada yang mau gue tanyain,"

"Apa?"

"Nama lo siapa?" to the point.

Syani melirik jam tangannya. "Gue duluan,"

"Mau kemana?"

"Ada buku yang mau gue cari, takut keburu bel,"

"Lo bisa cari setelah jawab pertanyaan gue tadi,"

Syani belum mau menjawab.

"Kita udah ketemu tiga kali kalo gak salah. Tapi gue belum tau nama lo," Ali mengulurkan tangannya. "Jadi nama lo siapa?"

Syani menghela napas. Ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Ali. "Natasya Ninamas,"

Ali tersenyum lebar, sangat-sangat lebar. "Salam kenal Natasya,"

Syani menarik tangannya. "Panggil aja Syani,"

"Syani?"

"Iya, udah, kan kalo gitu gue duluan."

Tanpa menunggu jawaban dari Ali, Syani langsung melangkahkan kakinya.

"Tunggu," Syani berhenti di tempat sedangkan Ali, ia berjalan mendekat pada Syani. "Masih inget nama gue?"

Syani mengangguk.

"Siapa?"

"Aliansyah Sanjaya. Bener?"

Ali mengangguk sambil tersenyum.

"Gue duluan." Syani melangkah. Baru juga satu langkah langsung berhenti lagi karena Ali memanggil namanya.

"Syani,"

Syani mengangkat sebelah alisnya.

"Gue belum tau lo kelas berapa,"

"Kelas sebelas IPA tiga," Syani langsung menjawab.

"Okeh makasih atas jawabannya,"

"Sama-sama, gue duluan." Syani berjalan meninggalkan Ali yang sedang senyum-senyum.

"YES," pekik Ali kegirangan. "Natasya Ninamas, nama yang cantik percis seperti orangnya," Ali keluar dari perpus dengan hati yang gembira.

Hallo apa kabar?
Sehat, kan?
Buat kamu yang baca ini semoga diberikan kesehatan yaa♥️






















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NATALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang