Ask

1.1K 117 7
                                    

Karena kejadian semalam, Tsukishima tidak bisa tidur. Sekeras apapun usahanya untuk menenangkan dirinya sendiri, tetap saja rasa risaunya tidak hilang. Apa Kuroo benar-benar mencium pheromonesnya? Seperti apa baunya? Kenapa bisa? Pertanyaan-pertanyaan itu menghantui pikiran Tsukishima.

"Tsukki, ayo ke kafetaria." Sugawara mengajak Tsukishima yang sedari tadi diam saja di tempatnya.

"Iya," singkat Tsukishima. Dia mengikuti yang lainnya berjalan menuju kafetaria untuk sarapan.

Hari ini, Tsukishima bertekad untuk menanyakan perihal pheromonesnya kepada Kuroo.

Sesampainya di kafetaria, Yamaguchi sudah menunggunya di depan.

"Tsukki..! Kukira kamu ikut aku tadi.. kemana aja kamu....?" Serunya panik.

"Yamaguchi, berisik." Tegur Tsukishima dan Yamaguchi mengucapkan maafnya.

Mereka berdua lalu masuk, mengambil makanannya dan mencari kursi. Tidak lupa Tsukishima meledek Hinata yang mengambil makan dengan porsi super besar namun tubuhnya kecil sekali. Yah, walaupun Tsukishima tau kalau badan Hinata yang mungil itu karena gen omeganya yang dominan sehingga membuat tubuhnya berpostur seperti wanita.

Tsukishima menengok ke sekeliling kafetaria yang besar itu, namun tidak menemukan Kuroo dimanapun. Dimana dia? Tanya Tsukishima dalam hatinya.

"Hei Suga, Daichi pergi kemana? Dia nggak sarapan?"

"Ah, si Daichi sedang berkumpul dengan kapten tim lain juga para pelatih, sepertinya sampai siang."

Diam-diam Tsukishima mendengar ucapan Sugawara pada Asahi. Tsukishima mendengus. Sepertinya dia harus menunggu lebih lama untuk menanyakannya.

***

Sekarang jam istirahat siang setelah makan siang selesai. Yamaguchi bilang kalau dia ingin berlatih servisnya lebih lama, jadi Tsukishima memutuskan untuk kembali ke ruang kelas saja. Dia berencana untuk bolos latihan sore dan beristirahat saja di kelas, lagipula sedari tadi dia tidak bisa fokus berlatih karena terus memikirkan kejadian semalam.

Tsukishima menghela nafasnya panjang. Kemana perginya kapten Nekoma itu? Dia hanya ingin bertanya sedikit, tapi kenapa susah sekali untuk menemuinya?

Dia berjalan menaiki tangga sambil memegangi kepalanya yang pusing, tanpa sadar menabrak seseorang. Begitu Tsukishima menengok, dia mendapati orang yang dia tabrak adalah orang yang sedari pagi ini dia cari, Kuroo Tetsurou.

"Maaf," Kuroo berucap lalu kembali beranjak pergi.

"Tunggu!" Tsukishima berseru, namun tidak menghentikan langkah Kuroo. "Ck, kubilang tunggu!" Dia pun menarik tangan Kuroo dengan paksa.

Refleks Kuroo menepis genggaman tangan Tsukishima, membuat lengan Tsukishima terhempas ke belakang. "Ah, maaf!" Ucapnya lagi.

Mengesampingkan rasa sakitnya, Tsukishima kembali menahan Kuroo. "Aku ingin bertanya sebentar."

"Aku sibuk." Tolak Kuroo lalu kembali mencoba pergi dari sana.

Tsukishima kehabisan kesabarannya. Dia menarik Kuroo sekuat tenaga sehingga Kuroo terhuyung dan terjatuh ke belakang. "Ini penting! Aku mohon jawab pertanyaanku." Paksanya.

Kuroo merengut kesal. Dia secepat mungkin bangkit berdiri lalu mendorong Tsukishima ke dinding, membuat punggung Tsukishima menghantam dinding itu kuat. Kuroo juga mengukung tangan Tsukishima yang semula meremat bajunya di samping kepala si omega itu.

"Sakit!" Pekik Tsukishima.

"Bukannya semalam sudah kubilang untuk nggak berkeliaran sendirian?" Ucap Kuroo. Walau bukan dengan berteriak, namun nada bicaranya cukup mengintimidasi Tsukishima. "Kau omega, kan?"

"Itu sebabnya aku-"

"Dan aku alpha, kalau kau nggak lupa." Potong Kuroo. Setelahnya, dia melepaskan tangan Tsukishima dan meraih bajunya untuk menutupi hidungnya.

Tsukishima tertegun mendengarnya. Sejenak dia melupakan soal alpha-omega, saking penasarannya terhadap pheromonesnya sendiri. "Kau bisa mencium pheromonesku, benar?" Namun bukan Tsukishima namanya kalau menyerah begitu saja, karena pada akhirnya ada seseorang yang dapat mencium pheromonesnya.

Kuroo sedikit mengambil langkah menjauh dari Tsukishima. "Benar. Kamu sengaja, bukan?"

Tsukishima mendelik. "Maksudmu?"

"Kenapa kau menggodaku?"

Mata Tsukishima makin melebar. "Apa kau bilang?!"

"Kau terus mengeluarkan pheromonesmu setiap bertemu denganku." Kuroo kembali mendekatkan tubuhnya pada Tsukishima. Dia memegang bahu Tsukishima dan mendekatkan wajahnya ke leher Tsukishima. "Aku bisa menggigit lehermu kapan saja. Nggak takut?"

Tsukishima mendorong Kuroo kuat sehingga menjauh dari tubuhnya. "Lupakan! Nggak ada gunanya bicara dengan idiot sepertimu!" Kesalnya. Tsukishima berpikir kalau pada akhirnya alpha hanyalah manusia yang dipenuhi nafsu, dan omega adalah pemuas nafsu mereka. Apa gunanya bertanya lebih jauh tentang pheromonesnya?

Dia pun melangkah pergi dari sana, meninggalkan Kuroo yang masih berdiri disana. Kuroo sendiri langsung terduduk begitu Tsukishima pergi dari sana. "Maaf, kacamata.. tapi aku benar-benar nggak tahan dengan pheromonesmu..," gumamnya. Dia menyesal telah mengatakan hal jahat kepada Tsukishima, namun dia lebih tidak ingin kalau pueromones Tsukishima sampai memancingnya dan membuatnya melakukan hal yang berbahaya.

"Hhh... sial..." Kuroo menopang wajahnya dengan kakinya.

Tidak seperti heat seorang omega yang hanya merupakan nafsu yang tiba-tiba meningkat dengan drastis, rut seorang alpha lebih dari itu. Seorang alpha banyak sekali yang tidak dapat mengontrol dirinya dan nafsunya sendiri saat rut mereka tiba, dan mereka kerap merasakan rasa sakit seperti demam, pusing kepala, dan lain sebagainya.

"Sebentar lagi rut-ku tiba, bisa gawat kalau aku terus bertemu dengan kacamata itu..." gumam Kuroo lagi.

Tsukishima sendiri berjalan memasuki kelas dengan kesal. Dia menendang kasurnya sendiri saking kesalnya karena ucapan Kuroo tadi. Apa maksudnya dia menggodanya? Tsukishima sendiri bahkan tidak tau seperti apa aroma pheromonesnya, bagaimana caranya untuk mengeluarkannya ketika berhadapan dengan Kuroo?

"Sial! Aku kesal sekali!" Makinya. "Alpha sialan! Dia pikir karena hanya dia alpha yang belum memiliki mate disini jadi bisa seenaknya?!" Makinya lagi.

Dia kembali menyusun kasurnya dan tidur di atasnya. Tsukishima bersumpah untuk tidak akan pernah berurusan dengan kapten Nekoma itu lagi, persetan masalah pheromonesnya. Dia lebih memilih untuk tidak mengetahui masalah pheromonesnya untuk selamanya daripada harus berurusan dengan kapten Nekoma sok ganteng itu lagi.

***

Atau... tidak?

"Hey hey hey! Kacamata-kun! Kau middle blocker kan? Ayo sini berlatih bersama!"

Di hari terakhir pelatihan, Tsukishima Kei yang masih kesal setengah mati dengan Kuroo Tetsurou, terpaksa ikut latihan bersama dengannya. Itu semua karena kapten Fukurodani yang sumpah ingin sekali Tsukishima pukul, Bokuto Koutaro.

***

Mate With My Enemy (Haikyuu Omegaverse! AU) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang