chapter 1

301 34 0
                                        


“☆”

Estelle Hikari, seorang gadis muda yang sempat menjadi sebuah bintang yang bersinar terang benderang. Selalu menjadi perhatian semua orang karena terang nya sinar bintang tersebut hingga dapat menyinari langit malam

Namun, bintang itu kini telah hancur dan mendapatkan julukan sebagai bintang yang gagal

Keterpurukan tak dapat dihindari hingga sang gadis memutuskan untuk keluar dari olahraga air yang ia cintai tersebut. Olahraga dimana ia pertama kali mencintai sesuatu, bertemu orang baru, dan juga mendapatkan cinta pertama nya harus ia relakan

Menjadi remaja labil juga tak mudah, ia harus mengendalikan emosi nya setelah semua yang terjadi

Renang ia jadikan sebagai pelampiasan emosi, dimana ia menghabiskan seluruh energi nya dengan berenang secara tak beraturan dan energi yang ia buang dengan sia-sia demi melampiaskan emosi yang ada di dirinya

Sang paman yang merupakan mantan atlet gymanst yang berhenti karena sebuah cedera, memutuskan untuk memperkenalkan serta mengajarkan Estelle gymnastic

Butuh kesabaran ekstra untuk mengajarkan Estelle, sebagai remaja yang labil dan juga sering tantrum membuatnya harus memiliki stok kesabaran yang setinggi langit

Tetapi semua itu membuahkan hasil. Di tahun terakhir Estelle di sekolah menengah pertama, Estelle mengikuti kejuaraan gymnas dan mendapatkan hasil yang memuaskan

Estelle tentu tak sendiri, ada beberapa temannya yang berasal dari tim gymnastic sekolah nya juga dan mereka bisa dibilang teman dekat sang gadis

Berfoto bersama dengan mendali emas yang mengalung di leher dan piala penghargaan di tangan nya sembari tersenyum lebar

Sampai dimana saatnya tahun pelajaran baru dimulai, Estelle memutuskan untuk bersekolah di sekolah yang pamannya ajar sebagai guru dan pelatih di club gymnastic

Di hari pertama sekolah sebagai murid sekolah menengah atas tak ada yang spesial bagi Estelle. Hanya upacara penerimaan murid baru, kata sambutan, masuk ke kelas yang sudah ditetapkan, perkenalan anggota kelas serta guru pendamping, lalu pulang

Tak ada yang menarik, itulah yang dipikiran sang gadis

Sekarang, ia sedang berjalan menuju ruang guru hendak menghampiri sang paman serta meminta surat pendaftaran anggota club gymanst

Estelle telah membicarakan hal ini dengan sang paman bahwa ia akan masuk kedalam club gymnastic di SMA nya walau ia menjadi anggota gymnast perempuan sendiri

Bukan berarti ia benar-benar perempuan sendiri, ada kakak sepupunya—kurikoma asawo—yang satu tahun diatasnya dan berprofesi sebagai manager di club gymnastic

Tetapi tetap saja, hitungannya ia anggota perempuan sendiri sebagai atlet gymanst

Estelle sampai didepan ruang guru, dengan pelan ia menggeser pintu didepannya dan masuk kedalam ruang guru berjalan menuju kearah meja paman nya—shusaku shida— yang berada didekat jendela

"Paman" panggilnya pelan saat ia berdiri tepat disamping pamannya

Pria yang menginjak kepala dua itu menoleh kearah samping dimana orang yang memanggilnya dengan nada yang sangat familiar di telinganya barusan lalu tersenyum hangat

"Ella?"

Sorot mata seorang Estelle Hikari yang datar kian melembut disaat sang paman memanggilnya dengan nama panggilan yang telah dibuat sejak ia masih di bangku sekolah dasar

"Ya, aku mau meminta surat pendaftaran anggota club. Awalnya aku ingin memintanya sama asa-nee, tetapi sepertinya ia sedang sibuk" ucap Estelle sembari melirik kearah jendela luar yang memperlihatkan anggota club gymnastic yang mempromosikan club mereka di hari pertama sekolah

Sang paman yang melihat lirikan mata sang ponakan pun ikut melihat kemana arah mata itu tertuju lalu memasang senyum simpul seakan mengerti maksud dari sang gadis

Ia mencari selembaran kertas yang tersisa di atas meja kerjanya dan menyerahkan satu ke Estelle

"Ini kertas pendaftarannya. Dalam tiga hari, pergilah ke tempat para anggota gymnastic latihan untuk tes masuk club. Walaupun aku tau kau akan lulus tes, tetapi tetap saja kau harus tes seperti yang lainnya"

Estelle mengambil kertas tersebut lalu mengangguk mengerti atas penjelasan singkat sang paman

Setelah mendapatkan apa yang ia perlukan, Estelle pamit pulang sembari membungkuk badannya sekilas sebelum pulang dan berjalan keluar ruang guru sebagai bentuk sopan santun

Estelle berjalan menulusuri koridor sekolah, berjalan keluar area sekolah sembari menatap kertas pendaftaran yang berada ditangannya

Ia menghela nafas panjang dan menyimpan kertas tersebut di dalam saku rok nya

Pada akhirnya, inilah jalan yang ia pilih setelah sekian lama memendam perasaan menyesakkan itu

Star || Bakuten!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang