separo tresno

242 39 25
                                    

Badai pasti berlalu, tapi pasangan ini bahkan belum bisa di katakan melalui badai. Karna badai yang sesungguhnya belum lah datang. 5 bulan berlalu dengan cukup tenang, Fikar dan Lintang menjalani hari seperti biasanya. Tapi, bagaimana dengan keadaan sosok Ryuna?

Gadis itu bukan menyerah, ia hanya istirahat sebentar untuk fokus dengan skripsi nya. Meski sebentar-sebentar Ryuna masih stalking si pria pujaanya.

Kini gadis itu sudah resmi wisuda dan mendapat gelar. Tentu saja rencana masa depannya sudah ia atur sedemikian rupa, termasuk memasukkan nama Zulfikar kedalam list nya.

"Ryuu.. Kamu udah yakin banget apa?"

"iya lah Li, lagian nih ya aku udah lulus, cum laude pula.. Pasti ntar camer berpaling ke aku!" yakin Ryuna.

"hhh, gini deh.. Aku sama pak Angga bisa sedeket ini ya karna emang istri pak Angga udah ga suka ke pak Angga dan mereka udah proses cerai. Tapi beda kasus sama kamu loh Ryu, istri pak Fikar kan baru hamil sekarang. Mana mungkin orang tua pak Fikar ngga sayang ke menantunya?" sedikit nasehat dari Lia.

"hmm, bener juga.. Yaudah sih gampang. Tinggal ilangin calon anaknya, beres. Pasti ntar yang di salahin juga istri pak Fikar, karna ngga bisa ngejaga bayi nya.. Nah ntar disitu aku dateng deh buat nenangin mama nya pak Fikar, astaga pinter banget aku"

"gila kamu Ryu, udah deh aku cape ngingetin.. Aku duluan ya.. "

"iyaa, tiati di jalan.. Cepet nikah sama pak Angga juga babyy"

Lia sudah tak menanggapi teman sekampus nya itu. Sudah lelah dengan betapa gilanya cara gadis itu untuk merebut suami orang. Meski dirinya tak lebih baik, setidaknya ia tidak bermain dengan nyawa seseorang.





***






Lintang sedang merasa mood nya baik untuk berbelanja sekarang, maka dari itu ia meminta sang Ibu untuk mengantarnya ke supermarket, sudah lama juga ia dan ibu nya tidak berbelanja bersama.

Sayuran segar mengalihkan perhatian Lintang, namun saat dia akan mengambil bayam, ada tangan yang mendahului nya. Membuat perhatiannya tertuju pada orang tersebut.

"loh kamu?"

"hehe, Hi kak.. Kita ketemu lagi.. Em.. Kaka ada waktu ngga?"

Sebenarnya Lintang sangat malas bahkan untuk mendengar suara orang di sebelah nya ini, tapi ia tetap harus sopan kepada orang lain. Jadi ya mau tidak mau ia meladeni pertanyaan gadis itu.

"kenapa?"

"eng.. Aku mau minta maaf secara formal ke kakak, sekalian aku traktir, gimna???"

Lintang berfikir sebentar, tak ada salahnya untuk memaafkan seseorang bukan?

"aku luang besok, mau dimana?"

"northway caffe ?"

"oke jam 5 sore aja ya" jawab Lintang.

"okey, see you kak".

Ryuna meninggalkan Lintang yang masih memilih sayuran.

"itu siapa tadi Le?" tanya Ibu Lintang.

"oh itu tadi customer Lintang Buk, besok kita mau ketemuan"

"loh Le, masih terima pesenan? Kandungan mu udah 5 bulan loh sayang"

"engga buk, aku ngga merimaa pesenan.. Cuma mau ngobrol-ngobrol aja kok hehe"

"oalah, yaudah nanti pak Juki suruh anter lagi ya"

"nggih buk, siap hehe.. Ibuk udah selesai?"

"udah ini tinggal nunggu kamu"

Lintang buru-buru mengambil apa yang ia perlukan kemudian membayarnya ke kasir.



what's Up With the Hwang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang