Sudah biasa
"Woy-woy anak PMR!" Teriak Junkyu heboh saat ia baru saja menginjakkan kakinya tepat didepan pintu ruang UKS, atas arahan dari Asahi dan Mashiho tentunya. "Pinjem topi dong, cantik!" Sambung Junkyu pada salah seorang siswi yang kini sedang memakai rompi biru khas milik ekskul PMR. Yang bisa Junkyu simpulkan orang tersebut adalah siswi yang hari ini mendapat jadwal bertugas, sehingga Junkyu bisa meminjam topi.
"Maaf Sultan, topi gue udah dipinjem anak lain!"
Junkyu memberenggut sebal, dalam hati ia mengumpati dirinya sendiri karena kalah cepat dengan anak yang dimaksud.
"Temen lo yang lain, ada gak?" Tanya Junkyu memastikan, ya siapa tau masih ada petugas PMR yang topinya belum dipinjamkan ke orang lain.
Siswi tersebut mengangkat bahunya acuh, "Gak tau! Coba tanya Damian, anaknya lagi didalem." Lalu setelahnya siswa tersebut beranjak pergi meninggalkan Junkyu yang mengerjap linglung.
"Ya udah deh tanya dulu.." Ucap Junkyu lalu melangkahkan kakinya memasuki ruang UKS. "Permisi?" Ia mengernyit bingung dengan perilakunya barusan.
Sejak kapan seorang Sultan Syahreza ngucap permisi? Orang biasanya gue langsung nyelonong masuk, batinnya heran.
Mengabaikan perilaku anehnya barusan, ia terus melangkah hingga netranya menangkap seorang pemuda yang tengah menggulung kain kasa diatas meja.
"Damain?" Panggil Junkyu yang membuat orang tersebut menoleh dan mengernyit bingung.
"Damian!" Sahut Yedam membenarkan namanya.
Junkyu tersenyum kikuk sambil mengusap tengkuknya, merasa malu karena salah memanggil nama orang didepannya. "Y-ya itu maksud gue, Damian.."
Yedam terkekeh, "Kenapa? Lo mau absen gak ikut upacara?" Tanyanya yang kini kembali fokus menggulung kain kasa didepannya.
"Enggak, gue kesini mau pinjem topi soalnya gue lupa bawa. Masa seorang Sultan Syahreza gak ikut upacara gegara sakit? Lemah banget dong gue!" Cerocos Junkyu yang hanya dibalas dengusan geli oleh Yedam.
Yedam meletakkan kain kasanya lalu meraih tas milikmya yang tadi ia letakkan dibawah meja. Lalu Yedam mengeluarkan topi miliknya dan menyodorkannya pada Junkyu. "Nih!" Ucapnya yang setelahnya topi tersebut sudah berpindah ke tangan Junkyu. "Masa seorang Sultan Syahreza mau upacara aja minjem topi?" Ucap Yedam menirukan gaya bicara Junkyu tadi. Yang jelas membuat Junkyu kicep dan hanya bisa tersenyum kaku.
"Ma-makasih Dam.." Dengan langkah kaki seribu Junkyu segera keluar dari ruang UKS, membuat Yedam yang meilhat itu hanya terkikik geli.
Ini bukan sekali atau kedua kali seseorang meminjam topi miliknya. Karena memang saat bertugas menjadi tim jaga PMR, mereka diharuskan memakai rompi dan juga topi khusus. Jadilah topi dengan almamater sekolah itu menganggur yang kemudian sering jadi bahan pinjam-meminjam bagi siswa lain.