Telu

840 132 34
                                    

Segi ribet

"Erlangi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Erlangi?"

Yang dipanggil menoleh, lalu tersenyum pada Yedam yang kini melambaikan tangan kanan ke arahnya. Masih dengan senyum yang mengembang, Jaehyuk yang tadinya baru keluar dari ruang guru langsung berjalan menghampiri Yedam yang sedang memegang sebuah kotak P3K ditangan kirinya.

"Gimana Dami?" Tanya Jaehyuk saat ia sudah berada didepan Yedam.

"Gini Er, bentar lagi kan tim basket lo turnamen tuh. Ini anak PMR mau dibawa atau gak? Kalo iya biar gue siapin butuhnya berapa orang buat jaga." Kata Yedam yang kini berjalan berdampingan bersama Jaehyuk.

Seluruh warga sekolah SMA Treasure baru saja selesai melaksanakan Upacara Bendera, dan kini para siswa sedang beristirahat karena memang pihak sekolah memberi waktu jeda 15 menit sebelum memulai jam pelajaran pertama.

"Empat orang aja Dam, kaya biasanya.." Kata Jaehyuk menjawab pertanyaan Yedam tadi. "Ini mau kemana?" Sambungnya. Kebetulan Jaehyuk juga sedang tidak ada tugas yang harus dikerjakan jadi mungkin ia bisa mengekori Yedam terlebih dahulu.

"Gue sih mau ke UKS, sekalian kalo ketemu Sultan mau minta topi gue yang tadi dipinjem.."

Jaehyuk mengangguk, lalu keduanya berjalan menuju ke UKS diselingi canda dan tawa. Sesekali Yedam yang melirik ke arah Jaehyuk ketika pemuda bernama lengkap Erlangi Fabian itu tidak sedang menoleh ke arahnya.

"Nanti mampir ke kantin, mau?" Tawar Jaehyuk saat keduanya memasuki ruang UKS.

Yedam mengangguk sebagai jawaban, lalu meletakkan kotak P3K yang sedari tadi ia bawa ke dalam sebuah lemari. Kebetulan hanya ada mereka berdua saja saat ini, karena beberapa pengurus PMR sudah kembali ke kelas masing-masing.

"Damian?" Panggil Jaehyuk yang membuat Yedam menoleh dan mengernyitkan alisnya. "Beneran ya si Cio suka sama Sultan?"

"Gosip dari mana?" Tanya Yedam yang berjalan mendekat ke arah Jaehyuk yang kini malah mendudukkan pantatnya diatas ranjang UKS.

"Arsen."

Yedam lantas ikut duduk disebelah Jaehyuk dan menatap pemuda itu dengan senyum jahilnya. "Lo suka sama Cio?" Tanya Yedam to the point yang sontak membuat Jaehyuk tersedak ludahnya sendiri.

"Uhuk.. Ehem.. Enggak.." Jaehyuk gelagapan saat melihat sorot mata Yedam yang seolah sedang menggodanya. Dan kini yang bisa ia lakukan adalah menghindari kontak mata dengan Yedam.

Yedam terkekeh kecil sambil memegangi perutnya, namun bohong jika ia tidak merasakan sesak dibagian dadanya. "Kalo suka ya deketin dulu Er, lihat reaksinya gimana ke lo. Kalo biasa aja ya mungkin si Cio emang sukanya sama orang lain, bisa jadi beneran suka sama si Sultan.."

Kaya gue contohnya, sambung Yedam dalam hati.

"Ya udah yuk ke kantin!" Kata Jaehyuk sembari bangkit dan berjalan duluan, meninggalkan Yedam yang kini menatap nanar punggung lebarnya.

Gue suka sama Erlangi, Erlangi suka sama Cio, Cio suka sama Sultan, sementara Sultan sukanya sama Arsen, dan Arsen juga suka sama Erlangi. Batin Yedam lelah.

Yedam segera keluar dan menyusul kepergian Jaehyuk, tak lupa ia juga mengunci pintu ruang UKS. Sementara Jaehyuk yang sudah berjalan duluan kembali memikirkan perkataan Yedam yang menyuruhnya untuk melakukan pendekatan dengan Mashiho.

Terlalu lama larut dalam lamunannya membuat Jaehyuk tanpa sadar sudah melangkahkan kakinya sampai ke kantin. Suasana kantin amat sangat ramai dan bising, beberapa siswa berteriak karena makanan atau minuman yang mereka pesan belum kunjung jadi.

Jaehyuk menghela napas sebentar, lalu netranya menyipit kala melihat Mashiho yang sedang mengantri disalah satu lapak penjual batagor. Ia langsung menyunggingkan senyum manisnya dan berjalan menghampiri Mashiho, namun baru beberapa langkah seseorang menabrak tubuhnya yang membuatnya sedikit oleng.

"Jalan pake kaki!" Kata orang yang menabraknya dengan dingin.

Jaehyuk lantas menoleh dan tersenyum miring, "Kalo lo mau kayang ya silahkan, gak ada yang ngelarang Ray!"

Haruto yang mendengar itu mendengus dan melanjutkan jalannya, tak lupa ia juga menubruk bahu kanan Jaehyuk seolah menandakan permusuhan. Jaehyuk yang diperlakukan seperti itu hanya terkekeh dan menganggap Haruto seperti angin lalu dan kembali melanjutkan jalannya menghampiri Mashiho.

Sementara Haruto yang hendak berjalan menuju ke meja dimana Junkyu, Jihoon dan Jeongwoo berada, lagi-lagi menabrak seseorang yang membuat sekantung kresek yang dibawa orang tersebut jatuh. Sepertinya memang Haruto yang tidak terlalu memerhatikan jalannya.

"Woy!" Sentak orang yang tak sengaja ditabrak oleh Haruto. "Donat gue jatuh semua ini! Ganti!" Katanya sambil menunjuk 5 buah donat yang sudah berhamburan diatas lantai.

Haruto hanya menatap datar donat-donat malang itu tanpa rasa bersalah. Ia berdecak dan melanjutkan langkahnya, namun baru satu langkah ia kembali ditarik mundur oleh si pemilik donat-donat itu.

"Lo tau sopan santun gak sih? Udah nabrak, gak mau ganti, eh juga gak mau minta maaf pula!" Katanya dengan sedikit meninggikan intonasi bicaranya, yang membuat mereka berdua langsung menjadi pusat perhatian para siswa yang ada disekitar termasuk Junkyu, Jihoon dan Jeongwoo yang langsung berjalan mendekat.

"Ck! Lo bisa beli lagi!" Kata Haruto sambil menepis tangan pemuda itu dari lengannya, tak lupa ia juga melirik ke arah name tag pemuda tersebut. Juwanda Gemilang, baiklah akan Haruto tandai.

"Iya gue tau, masalahnya itu donat udah habis di warung Mbok Inem!" Kata Junghwan nyolot, ya gimana enggak kan itu donat terakhir yang ada mana dia belum ada makan satupun.

"Ada apa sih?" Tanya Jihoon mewakili kekepoan.

"Udahlah lupain! Gak guna ngomong sama berandalan kaya Rayhan!" Kata Junghwan sambil mencebikkan bibirnya, ya meskipun dalam hati ia sudah menangis meraung-raung karena kehilangan donat-donatnya.

"Juwanda Gemilang, kelas apa?" Tanya Haruto sambil menarik Jihoon untuk kembali ke meja semula.

"Sebelas IPS tiga," jawab Jeongwoo.

"Lah, demi apa Jordan ngomong?" Heboh Junkyu karena kaget dan tak percaya. Pasalnya Jeongwoo itu jarang sekali bicara kecuali kata ya dan tidak, ditambah tadi Jeongwoo tau tentang kelas yang ditempati oleh Junghwan. Padahal Junghwan bukanlah siswa yang cukup populer di sekolah.

Haruto hanya menghendikkan bahunya acuh dan fokus pada ponsel, sementara Jihoon menatap lurus ke arah Hyunsuk yang kini sedang duduk dan makan hanya berdua dengan Yoshi.

"Caper lo, Gerik!"

"Cemburu bilang!" Bisik Junkyu yang tanpa sengaja mendengar gumaman Jihoon barusan. "Lagian kalo dilihat dari segimana pun, mendingan Ando kemana-mana dari pada lo Bas!"

"Ck! Lo jadi temen amat sangat tidak membantu!" Sinis Jihoon tak lupa menoyor kening Junkyu. "Gue doain si Arsen kaga suka sama lo!"

"Bastian, anjing!"


Aaaaa aku pesimis sama book ini ueueue:"(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aaaaa aku pesimis sama book ini ueueue:"(

Tripple D || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang