Papat

859 131 39
                                    

Tak disangka

"Kok cuma segini sih?!" Bentak Andra sambil menarik kerah Doyoung dengan kuat, membuat tubuh Doyoung sedikit terangkat ke atas karena memang Doyoung lebih pendek darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kok cuma segini sih?!" Bentak Andra sambil menarik kerah Doyoung dengan kuat, membuat tubuh Doyoung sedikit terangkat ke atas karena memang Doyoung lebih pendek darinya.

Doyoung menundukkan kepalanya, tak berani menatap manik mata tajam lawan bicaranya. "Tapi emang cuma segitu uang yang gue punya, Ndra."

Doyoung sama sekali tidak berbohong, ia hanya memiliki uang yang kini telah dirampas paksa oleh Andra. Ibunya hanya memberikan uang sedikit sebagai uang saku karena memang hanya segitulah uang yang mampu Ibunya berikan pada Doyoung.

"Ck! Udah tau lo kere sok banget sekolah disini!" Kata Andra yang kini menyentak kasar tubuh Doyoung, membuat Doyoung oleng dan hampir saja tersungkur bila tidak ada seseorang yang dengan sigap menahan tubuhnya.

"Kalo Radiyan kere, trus lo apa? Fakir miskin yang bisanya cuma malakin uang dari siswa lain?"

"J-Juwan?" Panggil Doyoung sedikit tak percaya saat melihat orang yang baru saja menahan tubuhnya adalah Junghwan.

Andra yang mendengar itu lantas melotot tak terima, "Ck! Gak usah sok jadi pahlawan deh lo! Mending beli donat sono!"

Andra berdecih sebal, karena dari sekian banyak siswa yang bersekolah disini hanya Junghwan lah yang selalu ikut campur jika ia sedang membully Doyoung.

"Lo bisa gak sih berhenti buat gangguin Radiyan? Sekali aja lo gak gangguin Radiyan emang kenapa sih? Bisulan ya pantat lo?" Tanya Junghwan yang kini menatap datar ke arah Andra sambil menyilangkan kedua tangan ke depan dadanya, sementara Doyoung sudah ia sembunyikan dibalik tubuh bongsornya.

Andra justru menatap remeh ke arah Junghwan, "Ck! Urusannya sama lo apaan emang? Lo mau gue bully juga huh?" Tanyanya menantang.

Andra berjalan mendekat ke arah Junghwan dan menatap tepat pada manik mata bulat milik Junghwan dengan tajam. "Mending lo gak usah ikut campur! Lo lupa seberapa berpengaruhnya orang tua gue di sekolah ini? Apa lo mau kejadian beberapa bulan yang lalu kejadian lagi?"

Junghwan menggeram marah, tangannya terkepal kuat. Ingatannya berputar pada kejadian yang dimaksud oleh Andra, dimana dulu ia melaporkan kasus pembullyan Doyoung pada pihak sekolah. Yang justru berakibat padanya yang dijatuhi hukuman skors selama 1 minggu atas dasar tuduhan tanpa bukti, karena dulu Doyoung diancam oleh Andra yang membuat Doyoung menyanggah semua laporan dari Junghwan padahal Junghwan berniat membantunya. Memang hukum di dunia ini sama sekali tidak berlaku jika sudah menyangkut soal uang.

"Juwanda Gemilang, gue saranin lo buat gak ikut campur!" Kata Andra sambil mendorong tubuh Junghwan, dan segera menarik seragam Doyoung dan menyeretnya dengan paksa.

"Ah sialan!" Maki Junghwan frustasi, lalu ia pun segera beranjak pergi dari gudang belakang sekolah.

.....

"Karena olimpiade ini sistemnya beregu, jadi Bapak mau merekomendasikan Arsen atau Cio sebagai partner kamu, Ndo." Kata Pak Jaka selaku guru Matematika.

Yoshi terdiam sebentar, pikirannya berkelana memikirkan kemungkinan yang terjadi jika ia memilih Asahi sebagai partner olimpiade-nya kali ini. Namun jika dibandingkan dengan Mashiho, Asahi juah lebih unggul dalam pelajaran Matematika.

"Ando?" Panggil Pak Jaka saat melihat Yoshi yang termenung.

"Akan saya pikirkan lagi Pak.." Jawab Yoshi, lalu ia segera pamit dan keluar dari ruang guru.

Yoshi menghela napasnya pelan, merasa ragu dan bingung secara bersamaan. Sudah lama sekali ia tidak berinteraksi dengan mantan pacarnya itu, iya Asahi. Mereka pacaran saat kelas 10 dulu, yang kemudian sepakat untuk putus karena Asahi merasa sudah tidak cocok lagi dengannya.

Jika ditanya masih sayang, entahlah Yoshi sendiri pun tidak tau. Karena semenjak putus, Yoshi semakin aktif dalam belajar dan mungkin sedikit melupakan tentang kenangannya dengan Asahi. Namun bohong jika Yoshi tidak peduli dengan Asahi, karena selama ini pun Yoshi kerap memerhatikan Asahi dari jauh. Dan menurut Yoshi, Asahi yang tadinya pendiam pun mulai membuka diri dan banyak bersosialiasi. Terbukti dengan terpilihnya Asahi sebagai ketua OSIS tahun ini.

"Ando?!"

Sepasang tangan bergelayut manja pada lengan kirinya, yang sudah Yoshi hafal betul siapa pemilik tangan tersebut.

"Hmm?"

"Ajarin gue soal fisika nomor enam dong, gue masih belum paham!" Kata Hyunsuk sambil menarik Yoshi untuk segera menuju ke kelas.

Yoshi hanya diam dan menurut saja, semenjak naik ke kelas 11 dan duduk sebangku dengan Hyunsuk yang notabene-nya sangat hiperaktif dan tentu saja cerewet membuat Yoshi mulai paham dengan sifat dan karakteristik seorang Gerik Pradana.

Sementara tak jauh dari tempat Yoshi bertemu dengan Hyunsuk tadi, berdiri Jihoon yang baru saja keluar dari dalam toilet dengan Junkyu yang berada disampingnya.

"Kalo suka tuh ngomong Bas!" Celetuk Junkyu saat melihat raut wajah sendu milik Jihoon.

"Gerik udah terlanjur benci kayaknya sama gue.."

"Lo sih capernya kebangetan sampe sering bikin dia nangis, gedek kan dia sama lo sekarang!"

Jihoon hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh lalu melanjutkan jalannya, tak memerdulikan Junkyu yang malah berjalan berlainan arah karena ia melihat perawakan Yedam yang baru saja berbelok ke sebuah koridor.

"Damian?" Panggil Junkyu yang membuat Yedam menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Eh, Sultan?"

Junkyu mengangguk, kebetulan ia memang sedang membawa topi milik Yedam yang ia kaitkan ke celananya. Ia segera melepaskan kaitan tersebut dan menyerahkannya pada Yedam. "Makasih ya Dam.."

"Iya sama-sama.." Balas Yedam sambil menerima topi miliknya.

Melihat Junkyu membuat Yedam tersenyum miris, ia teringat kembali tentang Jaehyuk yang cemburu karena Mashiho ternyata malah menyukai Junkyu. Memang rasa cinta bisa tumbuh pada siapa saja meskipun terkadang kita tak pernah dekat atau bahkan mengenalnya.

"Oh iya Dam, kalo lihat Arsen gue titip salam ya!"

Yedam mengangguk, lalu menatap nanar punggung lebar Junkyu yang kini mulai menjauh.

"Arsen itu the real definition of perfect, dan pantes aja bikin siapapun pasti suka sama dia.." Yedam bergumam pelan dan melanjutkan jalannya sambil mengingat kembali tentang Asahi yang mendapat julukan primadona sekolah itu.

Siapa yang tidak mengenal Arsenio Abraham? Si ketua OSIS cantik, manis dan bertutur kata lembut itu memang seseorang yang patut diidam-idamkan. Jika dibandingkan dengan Yedam, jelas ia berada jauh dibawah dan kalah telak sebelum siap bertanding dengan Asahi.

"Kok gue jadi insecure sih?" Kekeh Yedam sambil memeluk topinya sendiri.


"Kok gue jadi insecure sih?" Kekeh Yedam sambil memeluk topinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bukan jadwal update sih, tapi karena kemarin banyak yang ngasih dukungan jadi bikin aku pingin update hikd maaf kalau malah gak jelas:")

Tripple D || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang