02

1 2 0
                                    

Menahan sakit hati karena ucapan dan sikap Kenzo kepadanya, menbuatnya putus asa sebelum berjuang, iya! Tea menyukai cowok yang menindasnya tadi.

Gila memang, menyukai orang diatas level kita, membuat kita insecure berlebihan. Selain karna mandang fisik, kekayaan pun harus dinomor satukan.

Apalah arti Tea yang hanya anak dari pegawai kantoran, yang kerjaannya sekedar menjadi cleaning service, bahkan gajinya pun tak seberapa, bahkan harus ngutang dulu kalau mau beli makanan yang enak enak.

Rumahnya pun sederhana, tak seperti rumah anak orang kaya. Yang dirumahnya terdiri dari, life, tangga, kolam renang, balkon dan bahkan taman yang penuh dengan tanaman bunga.

Tea tersadar kala bel pulang berbunyi nyaring, membuat para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas untuk pulang.

Tea membereskan mejanya yang penuh dengan buku, lalu memasukkannya ke dalam tasnya, bergegas untuk pulang.

Tea berjalan keluar kelas, hingga melewati koridor ia berpapasan dengan Kenzo yang sedang bercekcok dengan kekasihnya.

Entahlah, apa yang mereka permasalahankan tapi yang jelas Tea harus tidak peduli.

Saat melewati mereka, Tea bersitatap dengan Kenzo, membuat hatinya berdesir.

"Tea!" Panggil Kenzo.

'Ada apa dia manggil Tea?' Timbul pertanyaan di dalam benaknya.

"Iya, ada apa kak?" Jawabnya ramah, lupa akan permasalahannya tadi pagi.

"Sini!" Panggil lagi Kenzo sambil melambaikan tangannya.

Tea pun berjalan menuju sepasang kekasih yang cekcok itu. Saat sudah sampai di depan mereka, tiba tiba Kenzo memeluknya sambil tersenyum dibuat buat.

Pergerakan tersebut membuat Tea Speechless,

"Kenalin, ini pacar gue yang baru!" Ungkapnya membuat hati Tea bagaikan diterjang ribuan bunga di perutnya.

Sedangkan cewek yang di ketahui adalah pacarnya hanya melongo tak percaya.

"Ha?, dia? Pacar baru kamu?" Tanya cewek tersebut, dan dibalas anggukan sama Kenzo.

"Sumpah!, selera kamu makin rendah aja Ken. Lebih baik kita jangan putus deh!, nanti reputasi kamu sebagai cowok most wanted nya sekolahan jadi menurun.

"Setidaknya dia bisa di andalkan ketimbang lo!" Ucap Kenzo dengan penekanan disetiap katanya.

"Emang apa yang bisa diandalin sama cewek gendut ini?" Tanyanya penasaran.

"Dia.." menjeda ucapannya.

"Lo bisa apa?" Bisik Kenzo pada Tea, merasa tidak ada sahutan dari Tea, membuatnya memutuskan untuk tidak bertanya lagi, karna pada dasarnya ia sudah tau bahwa Tea tidak bisa diandalkan.

"Nggak usah banyak tanya, mending kita putus, kan udah jelas kalok gue udah punya pacar" jelas Kenzo.

"Dia?, aku masih nggak percaya Kenzo!. Cewek gendut kayak dia mana bisa diandalin!" Ucap cewek itu membuat luka yang tadi pagi saja terpaksa ia hapus, kini sudah tumbuh lagi.

Sakittt... sakittt bangett, tapi Tea bisa apa? Selain menunggu Kenzo untuk menyuruhnya pergi.

"Udah!, mending lo pergi!" Pekik Kenzo menahan emosi, karna sudah tidak ada lagi jalan keluar untuk putus hubungan dengan cewek di depan matanya ini, yang diduga bernama Dinda.

"Oke, aku pergi!. Tapi hidup lo! Nggak akan pernah selamat!" Ancam Dinda menunjuk Tea dengan telujuknya. Lalu pergi meninggalkan Tea yang sudah takut akan ancaman itu.

Gen-dutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang