fourteen

856 106 23
                                    

Langit sore yang mendung dan cuaca angin yg begitu kencang membuat kota jakarta sedikit menyeramkan apalagi di tambah suara petir.

Tangan panjangnya mengulurkan ke depan untuk memastikan hujan sudah turun apa belum.

Perkiraan sebentar lagi akan turun hujan namun sendari tadi belum ada satupun taksi yg lewat dan hanya angkutan umum saja.

Sudah lebih dari 15 menit ia berdiri di depan halte kampus sembari memainkan hpnya.

Tak terasa air hujanpun turun dengan begitu lebat membasahi kota jakarta sebenarnya ia sangat menyukai hujan namun ia tak suka jika ada petir karna menurutnya itu sangat menyeramkan.

Sendari tadi juga dirinya mengabari lulu kekasihnya namun belum di balas sampai sekarang dan ia pun mencoba mengirim pesan kembali.

Lululuvv.

Kamu dimana?
Bisa jemput aku dihalte bus dkt kampus ga?
Mobilnya masih di pake?


Chatnya kepada lulu, ia begitu kesal saat melihat bahwa dirinya tidak online sama sekali.

Tadi selesai kelas pertama lulu menghampiri jinan dan berniat meminjam mobilnya, jinan pun sama sekali tak mengetahui untuk apa dan yang jelas bahwa lulu meminjamnya untuk urusan penting dan mendadak dan tentu saja jinan langsung percaya begitu saja dan langsung memberikan kunci mobilnya tanpa rasa curiga.

"ish nyebelin banget sih, mana hujannya serem." dengusnya kesal dan ia pun duduk lalu pandangannya menoleh ke arah sudut halte dan ternyata hanya ada dirinya serta bapak bapak tua yg sedang meneduh juga.

Selesai bermusyawarah dengan anggota organisasi kampus akhirnya dheo di perbolehkan pulang dan tentu saja ia langsung pulang sebelum hujan datang dan saat ia menjalankan motornya ke luar gerbang sekolah ternyata hujan sudah turun dengan begitu deras dan mau tak mau ia pun berteduh terlebih dahulu dari pada menerobos hujan.

Mesin motornya ia matikan dan kakinya melangkah sembari menutupkan kepalanya dengan tangannya sendiri menuju halte kampus.

Ia pun mensisihkan jaketnya yg sedikit terkena air hujan dan merapihkan rambutnya yg sedikit basah juga.

Ia pun masih berdiri sembari menatap awan yg akan berganti gelap dan memasukan tangannya ke saku jaketnya.

Lalu pandangannya menoleh ke sekeliling halte dan melihat bapak bapak tua yg sedang meneduh dan juga....

"jinan." ucapnya pelan saat melihat wanita di ujung halte sana yg sedang berdiri sembari memeluk tubuhnya sendiri.

"samperin jangan ya." ucapnya pelan dan ia pun berfikir keras untuk mendekat kembali dengan jinan.

Pasalnya ia mengetahui jika jinan tidak suka dengannya apalagi ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengejar jinan lagi.

Angin yg cukup kencang serta suara petir yg menyeramkan membuat si gadis ini merasa dingin serta ketakutan dan ia pun sengaja memeluk tubuhnya sendiri untuk menghangatkan,pasalnya baju yg ia pakai adalah baju yg atasnya kurang bahan.

"kalau gini caranya gue bisa pulang malem,mana ujannya ga berhenti² lagi."

"lagian lulu mana sih, gue punya pacar serasa ga punya pacar sekarang." dengusnya kesal berpaspasan dengan kain yg tiba tiba menempel ditubuhnya, kain yg tentu saja membuatnya sedikit hangat lalu dengan rasa takut ia pun menoleh dan siapa yg memakaikan jaket ke tubuhnya.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang