opat

414 78 69
                                        

Senang maca sareng punten upami aya kalepatan





Felix melangkahkan kakinya kedalam rumah, tadi Jaemin habis mengantarnya pulang karena urusan OSIS yang bikin pening kepala.

"Assalamualaikum." Felix membuka pintu rumahnya dan mendapati Jeno dan Eric tengah terkapar tak berdaya di sofa ruang tamu.

Tidak ada sautan dari mereka, Felix sudah biasa dan kembali menutup pintu rumahnya. Kakinya dibawa melangkah ingin pergi ke kamarnya di lantai dua sebelum suara Eric terdengar.

"Tugas MTK gue sama Al di depan pintu kamar lo." Ucap Eric masih fokus dengan game yang dimainkannya.

"Pake rumus lengkap, salah satu lo tidur di gudang." Tambah Jeno yang sama dengan Eric, fokus dengan game-nya.

"Iya, mas." Ucap Felix sopan lalu kembali melangkah ke kamarnya sambil mengambil dua buku tugas didepan pintu kamarnya.

"Mas Daun kalau disuruh suruh sama mereka jangan mau lain kali, setan emang mereka kek dajjal mana bau tanah."

Felix tertawa pelan mendengar ocehan adik tirinya itu. "Hush, omongannya dijaga." Ucap Felix sambil mencubit pipi adiknya.

Gerald Beomgyu Sastrowidyo, ingin rasanya mencuci otak kakaknya yang baik hati bak malaikat dengan otak iblis miliknya.

"Mas coba buat dosa gitu sekali-kali, kek ngebunuh mas Al sama mas El, sumpah aku dendam banget pengen nyebutin mereka ke gorong-gorong biar berenang sama tai kotok."

Felix menggeleng dan memasuki kamarnya dibuntuti oleh adiknya itu sambil menyaut, "kalau kita ghibahin mereka, nanti mereka dapet pahala, kamu mau mereka masuk surga?"

Beomgyu bungkam, gila kakaknya kalau lagi ga mood mulutnya suka ga kekontrol.

"EH ya Allah maafin Daun, Daun ga sengaja julidin Al sama El." Felix memukul mulutnya sendiri.

Ya nyatanya mas-nya Felix ya tetap Felix yang agak-agak. Beomgyu hanya tertawa ringan sambil memandangi kakaknya yang menjadi babu. Otaknya terlalu bego untuk membantu mengerjakan, jadi lebih baik dia mendukung dengan kata-kata yang positif.

•••

Hari ujian adalah cobaan hidup paling menegangkan. Tapi tidak untuk kelas yang diketuai oleh Jeno.

Semuanya santai, pengecualian beberapa anak yang bisa dihitung jari.


"Pada ga belajar?" Tanya Soobin sambil membuka buku paketnya, formalitas doang kok!

"Otak gue ga bersahabat sama materi gituan." Jawab Hwall sambil mengeluarkan pensil dan penghapus dari saku kemejanya.

Dipikir mereka bawa tas? Tentu saja tidak, buat apa bawa tas kalo kita punya saku kemeja dan celana.

"Lo belajar Dit?" Tanya Jungmo yang lagi ngitung pengeluaran kelasnya.

"Dih ga banget." Jawab Soobin sambil bersiap-siap untuk mengarungi alam mimpi.

"Nyebat ga pulang nanti?" Tanya Jeno yang masuk dengan santai. Kemeja yang ga dikancingin semua, untung ada kaos putih penyelamat kaum hawa, walau tipis. Almamater sekolahnya dia sampirin dibahu sama dasinya.

Eric dibelakangnya lengkap dan nampak rapih.

"Rapih banget lo El? Mau caper ke guru kayak si Einstein?" Tanya Yoshi sambil menaikkan kakinya keatas meja guru. Omong-omong dia sedang duduk di kursi guru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WiFi | Ft. 00L And OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang