sixth - Olivia

96 17 3
                                    

o0o

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o

OLIVIA Zanita Saraswati, mantan ketua ekskul cheerleader sekaligus primadona sewaktu SMA yang punya wajah secantik namanya. Olivia ini benar-benar definisi perempuan yang diingini oleh semua laki-laki; rambutnya hitam panjang halus, kulitnya putih, tidak terlalu pendek dan yang jelas badannya bagus sekali, pokoknya tipe-tipe artis sosial media yang selalu dipuja-puja kaum adam.

Kami sekelas waktu kelas sepuluh. Walaupun cuma satu semester aja-karena semester pertama aku habiskan di kelas IPA-tapi kami lumayan sering berinteraksi walaupun tidak dekat, dan selama satu semester itu, aku dapat simpulkan kalau dia adalah perempuan yang baik dan asik.

Ya... tipe-tipe perempuan yang mudah diajak bergaul, lah. Dia supel dengan semua orang walaupun memang sedikit lemot dan nilai akademiknya tidak terlalu bagus.

Untuk urusan percintaannya dengan Samudra, setahuku mereka sudah berhubungan sewaktu kelas sepuluh. Sempat putus saat menginjak kelas sebelas dan kembali bersama di kelas akhir.

Maka dari itu, aku tidak berani untuk lebih dekat dengan Samudra karena aku tahu, kalau aku sama sekali tidak masuk kriteria wanita idamannya.

Daripada sakit hati dan membuang tenaga karena mengejar-ngejar Samudra yang aku tau tidak akan melirik ke arahku, lebih baik mundur pelan-pelan dari awal kan?

"Alyssa!"

Aku mengerjap mataku pelan mendengar panggilan itu, lamunanku sontak buyar sebelum kemudian menampilkan senyum kecil kepada Olivia, perempuan yang baru saja aku ceritakan yang kini berdiri tenang dihadapanku sembari menenteng paperbag belanjaannya.

Kami kini berada di salah satu restoran di pusat perbelanjaan yang lumayan terkenal di Jakarta. Pertemuan kami tidak dijanjikan, hanya tidak sengaja bertemu di depan toko sepatu--itu juga aku tidak menyadari ada Olivia kalau saja mantan teman sekelasku ini tidak menyapaku duluan.

Tadinya aku hanya ingin menyapa basa-basi semata kemudian melanjutkan membeli kebutuhanku--karena kami juga tidak terlalu dekat saat SMA mengingat betapa berbedanya dunia kami, tapi karena tidak enak menolak ajakannya untuk makan siang bersama, jadilah kami berakhir memakan ramen disalah satu restoran ramen terkenal dengan suasana yang lumayan canggung, menurutku.

"Lo kenapa? Kok ngelamun," Tanyanya yang aku jawab dengan gelengan, "Ngga apa-apa."

"Lo mulai manjangin rambutnya pas kuliah? Seinget gue lo selalu sebahu kan, rambutnya waktu SMA."

Aku mengangguk, "Iya, pengen nyoba penampilan baru ajasih."

Mendengar jawabanku Olivia mengangguk. Setelahnya suasana diantara kami kembali hening, kami sibuk memakan ramen masing-masing tanpa bersuara.

Sampai lima menit kemudian, Olivia berdeham, "Kita canggung banget, ngga sih?" Tanyanya dengan tawa kecil di akhir. Aku ikut tertawa--mungkin meringis lebih tepatnya.

Aku menjawab seadanya dan bersikap canggung bukan karena aku merasa Olivia adalah sainganku dalam memperebutkan Samudra, tapi sudah aku beritahu kan, kalau aku adalah perempuan yang tidak bisa berkata banyak jika bukan dengan orang yang dekat denganku?

"Sorry," Akhirnya hanya itu kata yang dapat aku keluarkan untuk membalas ucapan Olivia.

Olivia menggeleng cepat, "Kenapa malah minta maaf, gue cuma ngerasa lucu aja gitu kita makan bareng tapi kayak lagi makan sendiri, ngga ngobrol."

"By the way, lo katanya ikut reuni besok?"

"Iya. Sebenernya mau-ngga mau sih, cuma karena ngga enak sama Sarah jadi gue ikut." Jawabku.

"Mau bareng ngga kesana? Biar kita lebih dekat aja," Usul Olivia. Olivia ini memang terkanal gampang akrab dengan semua orang, makanya aku tidak heran saat mengajakku tadi.

Aku terdiam sesaat sebelum menggeleng sembari meringis, "Thankyou tawarannya, tapi gue udah ada janji sama orang."

"Sama Sarah?"

Aku menggigit pipi dalamku sebelum menjawab, "Sama Samudra."

Dari pandanganku, Olivia terlihat terdiam sesaat, raut wajahnya tidak bisa diartikan untuk beberapa detik sebelum dia berhasil mengontrol tubuh dan raut wajahnya lagi. Kali ini, wajahnya menampilkan senyum kecil seperti biasa dan mengangguk, "Samudra, ya?"

Sebenarnya aku ingin bertanya kenapa, cuma karena tidak enak menanyakan privasi orang, akhirnya aku hanya bisa mengangguk, "Iya."

Akhirnya percakapan kami berakhir, kami sibuk dengan pikiran masing-masing sembari menghabiskan makan kami, dan dering ponsel Olivia mulai terdengar mengalihkan perhatianku.

"Halo? Kenapa, yang?" Sapanya kepada orang di sebrang telpon yang aku asumsikan pacaranya. Samudra mungkin.

"Kamu udah disini? Yaudah naik aja, aku lagi makan sama temen di restoran ramen sebrang toto buku."

Aku menunduk, memilih untuk membuka ponselku karena rasanya kurang etis mendengarkan pembicaraan seseorang. Aku memati-nyalakan ponselku berulanng kali, membuka sosial media kemuadian menutupnya dan melakukan hal tersebut berulang kali sampai beberapa menit kemudian Olivia beranjak dari duduknya.

Aku mengalihkan netraku ke arah pintu masuk restoran--mengikuti pandangan Olivia yang kini menatap dengan senyum lebar ke arah sana.

Tak lama, dapat kulihat laki-laki dengan wajah yang tak asing berjalan ke arah kami. Aku menahan napas saat mengetahui siapa laki-laki itu. Jefran, salah satu penyanyi indie yang terkenal dikalangan anak muda. Aku tahu karena Saski mengidolakan dia.

"Sorry aku telat," Ujarnya sebelum memeluk Olivia lumayan erat.

Aku menghembuskan napas. Aku benar-benar harus cepat keluar dari sini sebelum menjadi lalat diantara mereka.

"Yang, kenalin ini temen SMA aku, Alyssa." Alyssa menolehkan kepalanya ke arahku. Aku beranjak sebelum tersenyum kecil, "Alyssa."

"Sa, ini namanya Jefran, pacar gue."

Setelah saling melempar senyum aku segera menyampirkan tas selempangku ke pundak, "Yaudah Vi, gue balik dulu ya, ada titipan dari kakak ipar yang harus dibeli."

Olivia mengangguk, "Hati-hati, Sa. Ketemu besok di sekolah ya."

Aku mengangguk sebelum berjalan keluar dari restoran itu. Aku menghela napas tapi kemudian satu pertanyaan terlintas di benakku: Sejak kapan Samudra dan Olivia putus?--[]

to be continue.

to be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OCEAN EYES || Sunghoon-IsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang