22.Tenda

699 77 2
                                    

Lia memperhatikan Han yang berlari ke arah mereka seraya menghapus air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lia memperhatikan Han yang berlari ke arah mereka seraya menghapus air matanya. Apa Lino sudah meminta maaf pada Han?

Felix, Ruby, Mimin, Chandra masih belum sadar jika Felix berlari menuju arah mereka. Hingga tubuh kecil itu menabrak punggung Felix dan menangis di sana.

"Hiks,"

Felix berbalik. Lino membuat sahabatnya menangis lagi? Apa yang sudah pemuda itu lakukan pada Han kali ini.
"Jangan nangis, kita baru aja sampai. Bukannya perkemahan ini buat nenangin pikiran lu?" Felix menepuk punggung Han di dalam pelukannya.

Ruby hanya bisa menatap Lia yang menunduk gelisah. Mereka baru saja membahas tentang Lino dan Han yang sedang saling menjaga jarak. Mereka semua sudah berencana untuk membuat kedua pemuda itu kembali berbaikan.

Mimin dan Chandra pun ikut-ikut saja. Sempat terkejut sebenarnya.

Lino mendekati ke lima temannya itu. Sedikit menatap sedih Han yang masih memeluk Felix.

Ia sudah meminta maaf. Dan Han malah menyuruhnya untuk tetap menjauh. Hatinya sangat sakit saat mendengar Han mengatakan itu. Seakan perasaannya sama sekali tak di hargai. Ia sudah lepas dari Lia, Han bahkan tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi kenapa si tupai itu tak mau mendengarkan dan mengerti.

Lino tersenyum kecut saat Lia menatapnya dengan khawatir.

"No, bantuin gw pasang tenda ayo. Habis ini kita harus kumpul." Ajak Chandra yang saat itu sedang memasang tenda untuk ketiga gadis tersebut.

Lino tak menjawab, ia hanya menaruh tasnya lalu membantu Chandra dengan diam.

Suasana sangat canggung. Apalagi Han yang tak ingin melepaskan pelukannya dari Felix. Wajahnya masih ia sembunyikan di dada pemuda mungil itu.

***

Han hanya menatap teman-temannya yang sedang memainkan permainan di tengah lapang. Tak ingin ikut bergabung, Han lebih milih duduk di pintu tenda seraya melamun.

Kembali mengingat apa yang di katakan Lino saat di mobil tadi. Lia benar-benar mengijinkan mereka bersama?

Tidak, Han masih tahu diri untuk tidak menerima Lino kembali begitu saja. Ia ingin Lino dan Lia berhasil dengan Cintanya. Itu saja.
Han mengakui jika dirinya memanglah bodoh. Menolak Lino yang sudah datang kembali padanya.

"Hiks," Isaknya seraya meremas rambut. Menyembunyikan wajahnya di atas lutut menjadi pilihan yang baik untuknya. Karena di depan sana, Lia dan Lino tengah duduk bersama yang entah membahas apa.

[✔︎]  Ganteng Doang  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang