"Hening. Itulah yang kurasakan, sulit rasanya bagiku untuk mencerna semua hal ini. Duniaku, tempat tinggalku, keluargaku, musnah begitu saja. Kartika, maafkan aku tak bisa menepati janjiku kepadamu. Tapi aku janji akan memperbaiki semua ini."
Semuanya terasa dingin.
Saktiawan merasakan sekujur tubuhnya lembab. Ia sadar tengah terombang ambing hanyut di lautan. Ia mencoba mengingat semua hal yang menyebabkannya berakhir seperti ini, namun ia belum cukup siuman.
Ia tak bisa berpikir jernih, kepalanya berasa pusing sekali seperti semua syaraf di otaknya membeku. Sulit sekali baginya untuk bernafas, paru-parunya berasa sesak dipenuhi air.
Insting pertama Saktiawan adalah menjulurkan tangannya ke arah permukaan seolah-olah berusaha menggapai sesuatu. Perlahan demi perlahan ia berenang ke atas dengan sekuat tenaga.
"Masih cukup jauh dari permukaan, tapi aku tetap harus mencoba. Harus bisa!" gumam Saktiawan dalam hati.
Saktiawan terus berusaha ke permukaan, perlahan-lahan ia mempercepat gerak tubuhnya hingga ia tak sadar berenang dengan sangat cepat..
"Tidak mungkin?!"
"Aku bisa renang secepat ini?!
Akhirnya Saktiawan mencapai permukaan, namun.. ia bingung kenapa ia bisa secepat itu, layaknya torpedo saja.
"Air ini? Tekanannya berasa aneh sekali, aku bahkan tidak merasakan hambatan sama sekali"
Saktiawan lalu menolehkan pandangannya ke arah sekitar, ia kemudian memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas.
"Mungkinkah?!"
Nan jauh dimata, Saktiawan seperti melihat suatu pulau yang..
"Itu benar-benar perkotaan kah?"
"Atau hanya fatamorgana semata? tapi..tapi.. bangunan-bangunan itu terlihat nyata sekali"
Nampak sebuah perkotaan elit metropolitan di pinggiran sebuah pulau dari arah tenggara.
"Cukup jauh nampaknya, tapi aku tidak punya pilihan lain. Mau tak mau aku harus segera kesana daripada aku terombang ambing tak jelas disini"
Yakin dengan apa yang dilihatnya, Saktiawan lalu segera beranjak mengerahkan seluruh tenaganya berenang menuju ke tepi pulau tersebut.
"Aku masih tidak percaya diriku bisa berenang secepat ini, bahkan makhluk-makhluk aneh di perairan ini pun tak ada yang sanggup menandingi kecepatanku" gumam Saktiawan sembari menoleh ke sekelilingnya yang diikuti oleh hiu-hiu berenang tertinggal dibelakangnya karena berusaha mengejar dirinya yang melesat bak torpedo..
Sesampainya di pulau itu
"Tak ada apa-apa disini, hanya tanah yang terasa seperti sekumpulan debu"
Saktiawan kecewa dengan apa yang dilihatnya, hanya sekumpulan pasir pantai yang masih asing baginya.
"Ah sudahlah, mungkin aku hanya berhalusinasi"
"Sepertinya aku butuh beristirahat untuk menjernihkan kembali pikiranku"
Saktiawan lalu terkulai lemas dan segera membaringkan tubuhnya di tepi pantai. Tak berselang berapa lama, akhirnya matanya terpejam juga dan tertidur pulas.
BERSAMBUNG...
Sidang pembaca yang baik, agar lebih sempurnanya mencerna kisah ini, kalian bisa mengikuti kisah SAKTIAWAN sebelumnya di...
SAMPAI JUMPA...!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKTIAWAN : Sang Ksatria Dari Langit
AcciónSaktiawan, seorang ksatria dari dimensi lain, tepatnya dari dimensi Kuau Luang terdampar di bumi setelah mengejar sesosok penjahat paling berbahaya di dunia. Namun ia tiba-tiba mendapat kekuatan baru dan dihadapkan pada berbagai masalah yang tak per...